Disertasi dan Danau Gawir: Sebuah Dialog Imaginatif

Asep Abdurrohman
Pendidik dan Penulis Kehidupan
Konten dari Pengguna
27 Oktober 2020 13:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Abdurrohman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak sangka menulis kehidupan semberawut. Ia bukan tugas biasa yang dikerjakan tanpa basa basi akademik. Berdialoglah dengan alam lebih dulu, untuk menjawab inpsirasi yang bergentayangan itu. Manusia akademik yang baik, bukan selalu menjarah titah ilmiah, tetapi sesekali mendialogkan titah akademik itu dengan alam yang bersahaja.
Dok. Pribadi.
Ia datang bukan saja untuk menjawab dan mengurai kehidupan yang berbelit-belit, tapi ia juga datang dan hadir untuk mendampingi insan yang membutuhkannya. Tidak salah untuk menengok hamparan air di tengah semilir angin sore yang sejuk, sambil mengetuk inspirasi titah akademik yang sekian lama terpendam dalam hamparan rumput hijau yang mulai mengering.
ADVERTISEMENT
Namun, kini rumput akademik itu mulai menghijau karena tersiram hujan oleh rahmat-Nya. Rawatlah ia, agar tumbuh dengan sehat tanpa ada hama yang mengganggunya. Jika hama itu datang, cobalah berdialog dengannya agar ia cepat kembali ke asalnya. Jangan biarkan ia berlama-lama berdiam diri dalam hiruk pikuk yang menutup alam akademiknya.
Setelah ia pergi, sapalah titah akademik itu, agar ia cepat kembali pulih menemui tugas suci itu. Suci mengurai keilmuan yang berserakan dalam benak dan tempat yang disucikan. Meskipun sesekali terkena tetesan benang kehidupan yang kecil, namun cukup menyita sumber ide itu.
https://geniushomeschooling.wordpress.com/
Kini, titah akademik itu mencoba mendialogkan dengan hamparan danau buatan manusia yang tak bertanggung jawab. Di sini, ia terseyum karena merasa dirinya bersahabat dengan dengan alam yang sudah lama ia tinggalkan.
ADVERTISEMENT
Dalam ingatan terakhir ini, ia bukan saja memberikan sebagian inspirasinya untuk membangun kembali ide-ide yang hilang. Namun, dalam konteks tertentu ia pun sudah pasrah untuk menyimpan kembali energi yang tersimpan dalam berbagai tempat yang berserakan. Setelah bangkit, ia baru siuman dari tidur lamanya untuk mencoba berjalan kembali, walaupun sedikit tergopoh-gopoh.
Tetapi, biarlah ia berjalan sedikit demi sedikit, yang penting sampai tujuan dengan selamat. Meskipun harus bersabahat dengan tumpukan angka yang berharga itu. Kini, engkau berlabuh dan menepi di pinggiran danau untuk mengurai dan bangkit dari kelesuannya.
Semoga engkau tetap bersahaja dengan pemangku akademik. Dan semoga engkau menjelma menjadi rakrasa keilmuan yang mampu mengetuk pintu kehidupan di arena bangku-bangku penuh sesak. Di sisi lain, semoga cahaya itu mampu menerangi alam sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Penulis adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Tangerang dan Mahasiswa Program Doktor SPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta