Teologi dan Kuota Internet Nadiem Makarim

Asep Abdurrohman
Pendidik dan Penulis Kehidupan
Konten dari Pengguna
23 September 2020 13:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Abdurrohman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pembatas plastik digunakan saat siswa belajar secara daring dengan akses internet gratis dari Pemprov DKI Jakarta di Kantor RW 02 Kampung Internet, Galur, Jakarta Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Pembatas plastik digunakan saat siswa belajar secara daring dengan akses internet gratis dari Pemprov DKI Jakarta di Kantor RW 02 Kampung Internet, Galur, Jakarta Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/Reuters
ADVERTISEMENT
Semenjak Indonesia terkena Pandemi COVID-19 awal bulan Maret lalu tahun 2020, semua kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan dikerjakan di rumah. Begitu juga degan dunia pendidikan. Pembelajaran yang awalnya dilaksanakan di sekolah, beberapa pekan setelah terkena COVID-19, pembelajaran langsung dilaksanakan di rumah.
ADVERTISEMENT
Belajar di rumah, memang bukan pilihan yang baik bagi peserta didik. Tidak semua anak senang dengan belajar di rumah. Salah satu kendala yang dirasakan oleh pendidik, orang tua, dan peserta didik adalah masalah kuota internet untuk belajar.
https://mantrasukabumi.pikiran-rakyat.com/
Beruntung, Pemerintah Indonesia lewat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dikomandoi oleh Nadiem Makarim, memberikan bantuan internet kepada Tenaga Pendidik dan Peserta Didik mulai bulan September sampai bulan Desember 2020.
Besaran kuota yang diberikan, untuk jenjang pendidikan PAUD sebesar 20 GB. Pendidikan Dasar dan Menengah 35 GB. Adapun tenaga pendidiknya diberikan 42 GB. Sementara untuk jenjang pendidikan tinggi, Kemendikbud memberikan 50 GB, baik kepada dosen maupun kepada mahasiswa.
Rincian kuota tersebut, dibagi ke dalam dua kategori. Pertama, kuota umum. Kuota umum yang diperuntukan untuk mengakses semua laman yang tersedia. Jumlah kuotanya dibatasi, hanya 5 GB. Kedua, kuota belajar. Kuota belajar untuk mengakses laman yang sudah ditentukan oleh Kemendikbud. Jumlah kuotanya lebih besar, yaitu sisa penggunaan kuota umum.
ADVERTISEMENT
Kehadiran pemberian kuota untuk kegiatan belajar-mengajar tersebut mengingatkan kepada kita bahwa di balik hadirnya kuota dalam gadget memberikan pelajaran penting, bahwa di dalamnya mengandung muatan teologis.

Hikmah Teologis

https://news.detik.com/
Kuota yang dipakai oleh tenaga pendidik dan peserta didik, memberikan pelajaran berharga kepada penggunanya, jika direnungkan secara mendalam. Dalam penggunaan kuota, selalu membutuhkan kuota yang stabil. Ketika memakai kuota dengan stabil, kita dihadapkan pada makna teologis bahwa manusia yang stabil adalah manusia yang selalu menghadirkan dirinya kepada Tuhan.
Saat diri dan jiwanya hadir kepada Tuhan, maka kestabilan jiwa raganya akan mengalami ketenangan, seperti tenangnya kita saat mengisi kuota pertama kali. Pasti aksesnya akan cepat. Sekali klik laman yang dituju dalam waktu beberapa detik akan terbuka. Meskipun tidak selalu demikian adanya.
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia pengguna kuota memerlukan kecepatan akses pada Tuhan. Cepat dan tidaknya akses akan sangat berpengaruh terhadap keadaan jiwa manusia. Jika cepat, manusia akan mengalami ketenangan batin.
Menurut Imam Al-Ghazali (1058-1111 M) dalam kitab "Ihya Ulumuddin", untuk mendapatkan ketenangan, manusia harus mendekat kepada Tuhannya. Mendekat dengan cara beribadah kepada Tuhan dalam segala aspeknya.
Kedekatan manusia dengan Tuhannya, punya andil besar dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, manusia dalam kondisi apa pun harus selalu dekat dengan-Nya. Jika tidak, akibatnya akan susah mengakses Tuhannya. Susah dalam memutuskan sesuatu, karena jiwanya dirundung ketidaktenangan dalam menghadapi kehidupan yang dinamis ini. Maka ibadahlah menjadi solusinya.
Menurut Ibnu Taimiyah seperti dikutip oleh Syekh Khalid bin Hamid al-Hajimy dalam kitabnya "Ushul al-Tarbiyah" Ibadah adalah semua aktivitas yang akan melahirkan kecintaan dan keridaan Tuhannya, baik dalam dalam hal ucapan dan perbuatan yang nampak maupun yang tidak nampak.
ADVERTISEMENT
Demikian luasnya definisi ibadah, maka tidak ada alasan untuk tidak beribadah. Contoh kecil selain ibadah langsung kepada Tuhan, menggunakan kuota internet dari pemerintah sesuai dengan peruntukannya, dapat dikategorikan ibadah.
Mengakses laman yang baik dan bermanfaat, itu pun ibadah. Apalagi, apa yang kita akses kemudian di-share kepada khalayak ramai dapat menjadi ibadah. Asalkan, niatnya tulus tanpa ada maksud di balik itu semua. Jika benar niatnya, maka akan menjadi media untuk mengakses kedekatan dengan Tuhannya, lewat segala aktivitas yang diridai-Nya.
Penulis adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Tangerang dan Mahasiswa Program Doktor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.