Branding Sekolah

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
Konten dari Pengguna
15 Februari 2021 5:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kegiatan belajar mengajar di sekolah.
 Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
SAAT ini lembaga-lembaga pendidikan tumbuh dan berkembang serta berusaha memberikan pelayanan pendidikan sebaik mungkin untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Terlebih ketika Pandemi COVID-19 telah memporak-porandakan berbagai aspek kehidupan, tidak terkecuali pendidikan yang tentunya berdampak sekali pada sekolah, guru, siswa, orang tua, dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik, mengelola, dan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan demikian diharapkan para lulusannya dapat berguna dan diterima oleh masyarakat, mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan tertinggi serta dapat diserap dengan baik oleh lapangan kerja.
Maka untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan suatu usaha dan strategi yang tepat mengingat semua sekolah pun memiliki tujuan yang sama. Harus diakui dimasa era disrupsi revolusi industri 4.0 dan pandemi COVID-19 memaksa jika proses pendidikan pun dari masa ke masa harus terus melakukan inovasi, sesuai dengan perkembangan dan kemampuan sumber daya manusia itu sendiri, sehingga pendidikan mengalami kemajuan yang cukup pesat.
Hal ini terbukti dengan adanya penemuan-penemuan ilmu pengetahuan baru yang mana sekaligus menunjukkan bahwa pendidikan selalu bersifat maju dan berorientasi ke depan (future oriented). Oleh karena itu, sebagai lembaga pendidikan baik formal maupun non formal harus bisa bersaing baik dari segi kualitas maupun kuantitas menjadi yang lebih baik sehingga memunculkan adanya persaingan antara satuan pendidikan yang satu dengan yang lainnya, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
ADVERTISEMENT
Menjadi kunci penting adalah sekolah harus memiliki strategi pemasaran pendidikan yang efektif agar berdampak pada kepercayaan masyarakat. Mengutip David W. Cravens (dalam E.Rizar,2016) menyebutkan bahwa konsep pemasaran lembaga pendidikan memiliki tiga dasar, yaitu :
Ukuran evaluasinya bagi sekolah adalah jumlah siswa yang mendaftar dan siswa lulusan sekolah setiap tahun ajaran baru, dan semua itu bergantung pada aspek pemasaran yang dilakukan pihak yayasan dan sekolah. Menurut Sugeng (2008:101) mengatakan bahwa 'salah satu fungsi pemasaran di sekolah/madrasah pada dasarnya adalah untuk membentuk citra baik terhadap lembaga dan menarik sejumlah calon siswa'.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian citra merupakan salah satu faktor dalam upaya pemasaran pendidikan yang berdampak positif terhadap peningkatan minat pengguna jasa pendidikan di lembaga pendidikan tersebut.
Ilustrasi Branding Sekolah, Foto: SMK Bakti Nusantara 666
Berbagai fenomena menarik terjadi dalam penyelenggaraan pendidikan, baik di sekolah negeri maupun swasta terutama saat penerimaan peserta didik baru. Masyarakat seakan sudah mengerti sekolah yang layak untuk menyekolahkan putra/putrinya, bagi mereka kriteria sekolah/madrasah yang memiliki citra yang baik adalah sekolah/madrasah yang berhasil memuaskan para pengguna jasa pendidikan (user).
Senyatanya citra merek (brand image) sekolah adalah pemahaman masyarakat mengenai sekolah, kepercayaan masyarakat, dan pandangan masyarakat tentang sekolah. Menurut Schiffman dan Kanuk (dalam Putri, 2011: 41) menyebutkan faktor-faktor pembentuk brand image adalah kualitas atau mutu, dapat dipercaya atau diandalkan, kegunaan atau manfaat, pelayanan, risiko, harga, serta citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Brand image yang baik dalam jangka panjang dapat membawa dampak yang positif bagi sekolah, karena dengan sendirinya dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat. Oleh karena itu, penting sekali bagi sekolah untuk mempertahankan dan meningkatkan citra merek sekolah yang sudah terbentuk dengan selalu melakukan evaluasi terhadap kinerja sekolah yang bersangkutan.
Selain citra merek ada juga faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan dalam memilih sekolah yaitu biaya pendidikan.Terlebih, di saat pandemi seperti sekarang ini maka kendala ekonomi dan biaya pendidikan menjadi sebauh keniscayaan. Ada kecenderungan untuk membandingkan antara biaya pendidikan dengan kualitas layanan yang diterima. Sehingga penting untuk diperhatikan oleh perguruan tinggi jika menginginkan kepercayaan masyarakat tetap terjaga.
Untuk membentuk atau meningkatkan brand image sekolah, fungsi hubungan masyarakat (humas) dirasa sangat penting untuk dijadikan media dalam membangun kembali citra positif, selain itu fungsi humas juga menjadi media pemasaran jasa pendidikan, media sosialisasi sekolah kepada masyarakat serta menambah pengetahuan publik tentang sekolah.
ADVERTISEMENT
Kegiatan kehumasan saat inipun bisa dilakukan oleh semua warga sekolah dengan ikut menjalin komunikasi, menjaga kontak dan memberikan informasi keberadaan dan keunggulan sekolahnya melalui ragam media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, YouTube, dan social media lainnya.
Alhasil, di satu sisi ada ancaman yang kita kenal dengan disruptive era dan pandemi COVID-19, namun di sisi lain kita lihat sebagai peluang untuk mengembangkan layanan asalkan pengelola sekolah mampu mengasah kreativitas dan kecepatan berinovasi.
Saat ini, perilaku masyarakat berubah begitu cepat, sehingga sekolah harus menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut lebih cepat lagi. Sekolah tidak bisa lagi hanya menggunakan cara-cara lama untuk berkomunikasi, sekolah dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif. Artinya, jika sekolah tidak berubah, maka sekolah akan ditinggalkan konsumennya dan beralih ke sekolah lainnya yang dipercaya memiliki keunggulan bersaing dan branding.
ADVERTISEMENT
Di era disrupsi dan pendemi ini, jika ada brand (sekolah) yang mampu mempertahankan posisinya di pasar dan tetap menjadi brand terbaik. Maka bisa dikatakan ia telah berhasil menyesuaikan diri dan mengadopsi cara-cara baru dalam melakukan strategi pemasaran dan membangun engagement dengan konsumen.
** Asep Totoh - Dosen Ma'soem University, Kepala HRD Yayasan Pendidikan Bakti Nusantara 666 Cileunyi Kab. Bandung.