Kebaikan Membuahkan Keberkahan

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
Konten dari Pengguna
15 September 2021 8:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jika menyebut nama Ma’soem pasti ingatan kita pasti akan tertuju dengan pom bensin dari SPBU yang tersebar di banyak wilayah di Jawa Barat. Pom bensin selain dilengkapai dengan kebersihan lokasi, plus fasilitas seperti mushola, toilet, service kekeluargaan, juga dikenal Ketepatan takaran sebagai kelebihan utama pom bensin ini
ADVERTISEMENT
Membaca kembali buku biografi pendirinya tak akan lelah untuk selalu ingin membaca kembali walau sudah berulang-ulang. Pengusaha muslim sukses itu bernama Ma’soem, seorang anak bersahaja yang terlahir dari keluarga dhuafa. Sadar terlahir dari keluarga dhu’afa, Ma’soem sejak remaja berusaha hidup mandiri dan tidak tergantung kepada orang lain.
Usaha awalnya bermula dari kerja keras Ma’soem berdagang minyak tanah eceran di daerah Rancaekek Bandung. Diawali dengan merintis bisnisnya, Ma’soem mengambil minyak tanah eceran dari pedagang Cina yang ada di Rancaekek.
Diaa pun membeli minyak tanah dari warung Cina itu sebanyak satu blek atau 20 liter, kemudian dijual secara eceran di warungnya sendiri. Setelah sekian lama berjalan, ternyata berjualan minyak tanah cukup menjanjikan. Dalam setiap harinya selalu saja habis. Konsumen yang tadinya membeli dari warung lain pun beralih ke warung Ma’soem, lalu mereka menjadi langganan.
ADVERTISEMENT
Sebagai pedagang, Ma’soem dikenal ramah dan murah senyum berhasil memikat para konsumennya. Salah satu filosofinya yang dikenal adalah “Mun teu bisa seuri mah, tong dagang, da seuri mah teu meuli”, yang artinya Kalau tidak bisa senyum atau tertawa, jangan berdagang karena senyum itu tidak beli.
Selain karakter khas sebagai pedagang, Di luar itu, Ma’soem memiliki kebiasaan untuk selalu menyedekahkan keuntungan bisnisnya setiap hari sebanyak 10%. Setiap sore hari atau malam hari, Ma’soem menghitung keuntungan bisnisnya, kemudian dia pisahkan dari modalnya. Dari setiap keuntungannya itulah, Ma’soem menyedekahkannya 10%-nya.
Cara bersedekah Ma’soem dirasa cukup unik. Beliau memiliki kebiasaan mendatangi mendatangi masjid atau mushola yang ada di daerah Rancaekek secara diam-diam,kemudian dia mencari kotak amal masjid itu dan memasukkan uang di dalamnya tanpa sepengetahuan siapa pun. Pernah juga beliau menyimpan uangnya di bawah karpet masjid, tujuannya agar nanti ditemukan oleh petugas masjid dan dimasukan ke dalam kotak amal masjid.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Ma’soem juga selalu membantu orang-orang lemah yang ada di sekitarnya dengan memberi sedekah semampunya. Uniknya, sedekah yang ia berikan dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Beliau tidak mau sedekahnya diketahui orang, menurutnya cukup hanya Allah sajalah yang melihatnya.
H. Masoem, Foto: Doc Istimewa
Sedikit demi sedikit usaha yang digelutinya bisa menjadi tumpuan. Ma’soem terus melakukan upaya agar warungnya semakin banyak dikunjungi konsumen. Rutinitas bisnisnya biasanya menjual minyak tanah 20 liter perhari dan itu pun ngambil dari pedagang Cina. Setelah usahanya mulai maju, Ma’soem langsung membeli minyak tanah dari agen besar di Cikudapateuh Bandung sebanyak 200 liter.
Berjalannya waktu, volume penjualan minyak tanah di warung Ma’soem terus merangkak naik. Keberhasilan Ma’soem dalam menjual minyak tanah memikat hati Mr. De Buy, Kepala BPM (Bataafsche Petroleum Mastschappij), sebuah perusahaan minyak milik Belanda yang didirikan sejak kolonial dulu, yang kemudian dinasionalisasi oleh pemerintah RI berubah nama menjadi PERMINA atau Perusahaan Minyak Nasional, lalu berubah lagi menjadi PERTAMINA atau Perusahaan Tambang dan Minyak Nasional.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, Ma’soem diangkat oleh Mr. De Buy menjadi agen minyak tanah, membawahi daerah Cileunyi, Rancaekek, Cicalengka, dan Sumedang. Sampai saat ini dibawah Ma’soem Group bukan saja hanya memiliki SPBU, tetapi juga memiliki yayasan, lembaga pendidikan, apotik, poliklinik, dan unit bisnis lainnya.
Tahun 2001 pengusaha muslim sukses itu meninggal dunia. Namun Spirit Ma’soem dalam memberi dan sedekah telah merubah kondisi dirinya, keluarganya dan masyarakat sekitarnya. Walau Ma’soem telah tiada, namun namanya akan selalu dikenang sebagai orang yang dermawan dan ahli sedekah, baik oleh anak-anaknya, cucu-cucunya, maupun masyarakat sekitarnya.
Kebaikan itu berbalas kebaikan-kebaikan yang terus mengalir deras walau sudah tiada, "Teruslah berbuat baik, karena kebaikan itu menular”
Oleh :
Asep Totoh - Dosen Ma'soem University, Kepala HRD Yayasan Bakti Nusantara 666
ADVERTISEMENT