news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menata Paradigma Wirausaha

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
Konten dari Pengguna
20 Mei 2021 4:08 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kehadiran entrepreneur atau wirausaha yang bisa menentukan kemajuan suatu bangsa atau negara jelaslah tak terbantahkan. Hal tersebut terbukti di beberapa negara maju misalnya Amerika, Jepang, ataupun negara tetangga Singapura dan Malaysia.
ADVERTISEMENT
Tantangan nyata pemerintahan Indonesia untuk bisa menjamin pertumbuhan wirausaha di dalam negeri termasuk memacu pertumbuhan sektor industri kecil menengah, yang bisa meningkatkan daya saing dan produktivitas di era digital seperti saat ini.
'PR besar' jika negara Indonesia saat ini sedikitnya butuh 4 juta wirausaha baru untuk turut mendorong penguatan struktur ekonomi. Keniscayaannya jika “entrepreneurship” merupakan salah satu kendaraan untuk mendayagunakan demografi penduduk, meningkatkan perekonomian sebuah negara dan daya saing bangsa.
Survei membuktikan semakin banyak kesempatan berwirausaha di sebuah negara, maka akan semakin baik pula iklim ekonomi di negara tersebut. Mengacu pada data Kementerian Perindustrian yang menunjukkan rasio wirausaha di Indonesia saat ini masih sekitar 3,1% dari populasi penduduk, jumlah wirausaha 3,1% kurangnya minimal kita butuh 4 juta pengusaha baru dan tentunya ini masih jauh sekali dari target untuk menumbuhkan perekonomian Indonesia.
ADVERTISEMENT
Jumlah wirausaha di Indonesia masih tertinggal ketimbang negara-negara lain. Berdasarkan data Global Entrepreneurship Index (GEI) 2018, Indonesia ada di urutan ke 94 dari 137 negara. Berada di bawah Singapura, Brunei Darusalam, Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam.
Perubahan harus dilakukan Indonesia saat ini juga, secara cepat dan tepat membenahi diri dalam berbagai sektor kehidupan bangsa. Jelaslah, tuntutan memunculkan para wirausahawan di berbagai titik bisa membawa pergerakan ekonomi bangsa ini ke arah yang lebih baik.
Senyatanya seorang wirausaha memiliki peran yang sangat penting dalam siklus perekonomian bangsa ini. Lahirnya para wirasuaha dapat berperan dalam mengurangi tingkat ketergantungan terhadap orang lain, meningkatkan daya beli masyarakat, meningkatkan produktifitas nasional, mendorong inovasi hingga mampu menekan laju tingkat pengangguran nasional.
ADVERTISEMENT
Hambatan saat ini jika semangat yang sangat besar dari para lulusan sekolah saat ini adalah sukses untuk bisa menjadi seorang ASN. Kondisi ini jelas berbanding terbalik dengan semangat sebagian besar generasi muda ini menjadi seorang entrepreneur atau wirausahawan, menjadi seorang wirausaha cenderung dianggap pilihan yang kesekian kalinya atau bahkan tidak ada sama sekali.
Menjadi masalah utama dan klasik jika peluang wirausaha terkendala berbagai faktor mulai dari kemampuan dan pengusaan ilmu, potensi pasar. dan modal usaha. Kendala utama adalah jika kebanyakan mereka pada usia ini cenderung tidak banyak menyadari apa manfaat menjadi seorang wirausaha sejak usia masih muda. Kondisi nyata karena pada fase itu, mereka masih mengandalkan orang tua yang selalu memberikan uang jajan atau kebutuhan sekolah lainnya.
ADVERTISEMENT
Hal lainnya, seolah menjadi doa dan keinginan orang tuanya bahkan saat masih dikandung badan jika anaknya nanti harus jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Walau tidak semuanya benar, akan tetapi pandangan umum masyarakat jika bisa jadi PNS maka kehidupannya meningkat, berwibawa, kerjanya tidak capek, gaji tetap lumayan besar dan jika pensiun masih menerima gaji.
Senyatanya jika paradigma lama menjadi ASN atau PNS harus dirubah dengan paradigma berwirausaha, butuh intervensi pemerintah dan model pendidikan wirausaha ini juga sudah harus dilaksanakan dengan gencar lewat jenjang pendidikan minimal dimulai dari jenjang pendidikan menengah pertama (SMP) hingga jenjang menengah atas (SMA).
Perubahan paradigma dan pola fikir masyarakat khsususnya generasi muda akan pentingnya kewirausahaan dan wirausaha harus ditumbuhkan sedikit demi sedikit. Lulus sekolah itu bukan membawa map mencari kerja tapi menerima map yang mencari kerja, jelaslah lulusan sekolah harus bisa memberi kerja bukan mencari kerja.
ADVERTISEMENT
Sederhananya ketika bermunculannya para wirausahawan baru ke permukaan tentunya akan membuka lapangan kerja baru dan tentu saja akan menyerap tenaga kerja baru. Kondisi pandemi Covid-19 saat ini pun bukan hanya memberikan ancaman saja namun juga memberikan peluang munculnya para wirausaha 'digital starup' baru dengan era digital marketing-nya.
Ilustrasi wirausaha, Source picture : Freepik
Alhasil, dengan pertumbuhan wirausaha yang semakin besar, diharapkan dapat mengurangi tingkat pengangguran serta mampu menaikkan tingkat pertumbuhan dan kesejahteraan ekonomi bagi warga Indonesia. Jika melihat peluang, ada banyak potensi yang sangat besar untuk menciptakan sebanyak-banyak wirausahawan baru di Indonesia.
Mengutip data sensus penduduk 2020, kalangan generasi muda ini diisi oleh mereka yang biasa disebut dengan generasi Z dan generasi milenial. Generasi Z menyumbang 75,49 juta jiwa atau 27,94 persen dari jumlah penduduk total Indonesia saat ini, sementara generasi milenial sebanyak 69,38 juta atau 25,87 persen dari jumlah penduduk total.
ADVERTISEMENT
Artinya jika bangsa Indonesia mampu mengelola potensi wirausaha muda mandiri dengan bonus demografi yang tengah terjadi, niscaya menjadi negara besar dan makmur dengan kekuatan ekonomi dan pangan di masa depan bukan hanya isapan jempol belaka.
** Asep Totoh - Dosen Ma'soem University, Kepala HRD Yayasan Pendidikan Bakti Nusantara 666