Mengapa Berbuka Puasa dengan Kurma?

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
Konten dari Pengguna
17 April 2022 6:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menunggu adzan Magrib adalah waktu yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua orang yang berpuasa di bulan ramadan setelah seharian tidak makan dan minum. Setelah tiba waktunya maka kitapun di sunahkan menyegerakan untuk berbuka puasa.
ADVERTISEMENT
Menjadi sebuah tradisi jika akan berbuka puasa maka kita menyiapkan beragam macam makanan dan minuman yang dibutuhkan seperti kolak, es campur, aneka gorengan, kue dan banyak lagi. Akan tetapi yang harus diingat adalah kehalalan makanan dan minuman saat berbuka puasa dan tidak berelebih lebihan.
Kita sepertinya berbalas dendam karena 12 jam tidak makan dan minum, tak ayal jika semuanya dihidangkan untuk menu berbuka puasa. Menjadi kepuasaan sendiri ketika semua yang diinginkan di siang hari bisa dilahap semuanya, namun perlu diingat sisi kehalalan dan kesehatannya. Ada efek makan yang berlebihan saat berbuka puasa yang bisa membuat perut begah dan kembung, diare, obesitas, kolesterol naik, insomnia, atau penyakit-penyakit dan keburukan lainnya.
Pertama tentunya kehalalannya, dalam Al Quran Surah An-Nahl ayat 114, Allah berfirman;
ADVERTISEMENT
Yang artinya, “Makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu,”.
Selanjutnya makan dan minum dengan tidak berlebihan sebagamana firman Allah :
“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” [Al-A’raf : 31]
Lalu diriwayatkan dalam sebuah hadist ;
“Tidak ada wadah yang dipenuhi anak Adam yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah anak Adam mengkonsumsi beberapa suap makanan untuk menguatkan tulang rusuknya. Kalau memang tidak ada jalan lain (memakan lebih banyak), maka berikan sepertiga untuk (tempat) makanan, sepertiga untuk (tempat) minuman dan sepertiga untuk (tempat) nafasnya. (HR. Tirmizi, no. 2380, Ibnu Majah, no. 3349, dishahihkan oleh Al-Albany dalam kitab shahih Tirmizi, no. 1939)
ADVERTISEMENT
Lalu ketika puasa ramadhan sendiri, disunnahkan untuk berbuka puasa dengan yang manis, salah satu yang dicontohkan adalah makan kurma terlebih dahulu.
Buka Puasa dengan Kurma foto Unplash/ Abdullah
Selanjutnya Rasulullah mencontohkan berbuka puasa dengan kurma, Rasulullah SAW berpesan: “Apabila salah salah seorang di antara kalian berbuka, hendaklah berbuka dengan kurma, karena dia adalah berkah, apabila tidak mendapatkan kurma maka berbukalah dengan air karena dia adalah bersih." (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud).
Mengapa harus dengan kurma? keniscayaannya bahwa setelah berpuasa, zat yang paling dibutuhkan tubuh adalah glukosa. Zat ini dapat ditemukan di dalam kurma dan buah ini mengandung energi yang sangat luar biasa yang akan direspon tubuh secara normal. Dengan memakan kurma maka insulin di dalam tubuh kita yang mengalamai penurunan maka kemudian perlahan kembali naik. Beberapa penelitian menyebutkan dengan kurma kaya dengan nutrisi dan serat yang akan menyehatkan tulang, memenuhi cairan tubuh, menjaga kesehatan pencernaan, memulihkan energi tubuh dan masih banyak lagi manfaat lainnya.
ADVERTISEMENT
Jelaslah pada buah kurma memiliki keistimewaan tersendiri, terlihat dari hadis Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, bahwasanya Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya ada sebuah pohon yang daunnya tidak berguguran, dan ia merupakan permisalan seorang muslim. Pohon apa itu?” Ibnu Umar berkata, “Aku menyangka yang dimaksud (nabi) adalah pohon kurma. Namun aku enggan mengatakan ‘wahai Rasulullah, itu adalah pohon kurma’. Maka aku pun berpaling. Karena aku terlalu muda untuk bicara kepada mereka (saat itu di majelis Rasulullah banyak shahabat senior-pen), jadi aku diam saja. Rasulullah kemudian memberitahu jawabannya, “Pohon tersebut adalah pohon kurma.” (HR.Bukhari dan Muslim).
Disarikan dari literatur lainnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan beberapa buah kurma sebelum melaksanakan shalat. Hal ini merupakan cara pengaturan yang sangat teliti, karena puasa itu mengosongkan perut dari makanan sehingga liver (hati) tidak mendapatkan suplai makanan dari perut dan tidak dapat mengirimnya ke seluruh sel-sel tubuh. Padahal rasa manis merupakan sesuatu yang sangat cepat meresap dan paling disukai liver (hati) apalagi kalau dalam keadaan basah. Setelah itu, liver (hati) pun memproses dan melumatnya serta mengirim zat yang dihasilkannya ke seluruh anggota tubuh dan otak. Air adalah pembersih bagi usus manusia dan itulah yang berlaku alamiyah hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Alhasil, ketika berbuka puasa dengan yang manis-manis dimaksud adalah dengan buah kurma bukan dengan makanan yang manis apalagi yang memiliki zat pemanis buatan.
Jelaslah, jika kurma memiliki keistimewaan dan keberkahan yang tidak bisa di qiyaskan dengan apapun termasuk makanan manis lainnya.