Pandemi, Perguruan Tinggi dan Tips Wirausaha Raja FO

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
Konten dari Pengguna
6 Oktober 2020 6:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi Covid19 membawa perubahan perkembangan metode perkuliahan dengan berbasis Webinar (Web dan Seminar) atau biasa disebut dengan kuliah jarak jauh, yang mulai trend dalam pendidikan di Indonesia. Mengawali masa perkuliahan awal tahun pembelajaran pun menjadi berbeda, beberapa Perguruan Tinggi Swasta mengawalinya dengan sistem perkuliahan virtual.
ADVERTISEMENT
Misalnya yang dilakukan oleh Ma’soem University yang melakukan Kuliah umum yang dihadiri 350 mahasiswa baru, dosen, praktisi juga masyarakat umum, Senin, 05 Oktober 2020 dengan webinar. Nara sumber yang dihadirkan adalah Menteri Koperasi dan UKM Drs Teten Masduki, kemudian Perry Tristianto adalah pengusaha asal kota Bandung, Jawa Barat dengan bisnisnya yang berada di berbagai sektor. Kuliah Umum Webinar yang dilaksanakan tersebut mengusung Kajian “ Peran Perguruan Tinggi Dalam Membangun Jiwa Kewirausahaan”.
com-Ilustrasi entrepreneur. Foto: Shutterstock
Mengawali kuliah umum dibuka dengan pemaparan Rektor Ma’soem University Ir.H. Dadang M.Ma’soem.,MSce, Phd. Menyoal kewirausahaan pada generasi emas 2030-2045, saat ini dibutuhkan sekitar empat juta pengusaha baru agar mampu menggenjot perekonomian Indonesia sebab di beberapa negara berkembang kehadiran pengusaha sangat berkontribusi dalam membantu perekonomian.
ADVERTISEMENT
Sejatinya hal tersebut harus direspon secara cepat dan tepat oleh Perguruan Tinggi agar mampu meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di tengah persaingan. Namun, tiap tahunnya tingkat pengangguran di Indonesia selalu menjadi masalah pendidikan. Hal tersebut menjadikan tantangan nyata dalam dunia pendidikan untuk dapat menghasilkan lulusan-lulusan yang nantinya mampu bersaing dan berkompeten dalam berbagai bidang.
Memulai sebuah usaha bukanlah perkara mudah namun bukan pula hal yang teramat sulit, berwirausaha itu sendiri adalah mengerahkan kemampuan guna memanfaatkan peluang usaha secara kreatif. Kegiatan wirausaha atau entrepreneurship wajib didapatkan dan dipraktekkan melalui sebuah lembaga pendidikan formal seperti sekolah atau pendidikan tinggi, lembaga pendidikan formal harus menjadi tempat para generasi muda bangsa ini untuk mengembangkan minat, bakat, potensi serta kemampuan diri secara maksimal dimana lingkungan sekitar mereka dapat menjadi modal pendukung hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Hal itulah yang diimplementasikan di Ma’soem University, sebagai lembaga pendidikan tinggi yang memiliki peran penting dalam membangun karakter entrepreneurship pada mahasiswa. Wirausaha adalah salah satu bidang yang perlu dilakukan semua mahasiswa, bagi mahasiswa menjadi wirausahawan muda merupakan kebanggaan tersendiri di tengah-tengah persaingan kerja yang kian kompetitif dan sempitnya lapangan kerja. Sebuah target utama agar setelah mereka lulus, mereka tidak hanya memiliki pilihan untuk bekerja saja tapi juga memiliki kemampuan untuk memulai dan mengembangkan kegiatan wirausaha mereka sendiri. Dengan begitu, mereka bisa ikut menyumbangkan lapangan pekerjaan bagi yang lainnya.
Masoem University memiliki keunggulan tersendiri dengan Program “Sambil Kuliah Jadi Pengusaha”, program unggulan ini sudah melahirkan alumni yang bisa maju dan mengembangkan bisnis mereka sendiri. Setelah lulus mereka bisa bergabung kedalam program, bukan hanya dapat memperluas jaringan yang mereka miliki tapi juga bisa membantu para mahasiswa yang tengah mengembangkan kegiatan bisnis mereka.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya pemaparan dari Menteri Koperasi dan UKM, Drs Teten Masduki menuturkan jika peran Pendidikan tinggi memiliki misi dan fungsi penting dalam memberikan kontribusi kepada pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development), khususnya dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten dan unggul dalam pengembangan masyarakat. Sebuah tantangan nyata yang harus dihadapi bangsa ini guna mencapai Indonesia Emas 2045 adalah kualitas SDM, moral dan karakter bangsa.
Peran perguruan tinggi yang diharapkan adalah tidak hanya meluluskan generasi pencari kerja saja namun harus bisa menghasilkan lulusan yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan atau wirausaha. Keniscayaannya jika “entrepreneurship” merupakan salah satu kendaraan untuk mendayagunakan demografi penduduk, meningkatkan perekonomian sebuah negara dan daya saing bangsa. Survei membuktikan semakin banyak kesempatan berwirausaha di sebuah negara, maka akan semakin baik pula iklim ekonomi di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, saat ini rasio wirausaha di Indonesia baru sekitar 3,47 persen berdasarkan data Kemenkop UKM tahun 2018. Rasio tersebut dinilai sangat rendah bila dibandingkan dengan sesama negara ASEAN, seperti Singapura yang mencapai 8,76 persen, Thailand mencapai 4,26 persen, serta Malaysia yang mencapai 4,74 persen.
Sampai dengan saat ini, pemerintah telah melakukan berbagai upaya berkelanjutan untuk mendukung peningkatan kewirausahaan melalui berbagai pelatihan kewirausahaan dan juga vokasi. Terutama pada pelatihan yang menyentuh teknologi dan digitalisasi, kemitraan, dan juga pendampingan.
Senyatanya Perguruan Tinggi memiliki peran penting untuk membangun jiwa wirausaha mahasiswanya, maka Perguruan Tinggi tidak hanya berkewajiban menyediakan tenaga terdidik dan terampil untuk dunia usaha tetapi juga menghasilkan para pengusaha muda. Dengan cara menjadikan entrepreneurship sebagai program studi kewirausahaan, juga mendirikan laboratorium atau inkubator kewirausahaan.
ADVERTISEMENT
Ia optimistis jiwa wirausaha para mahasiswa bisa dibina lantaran pemikirannya masih segar, memiliki kreativitas, dan daya inovasi lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Tak hanya itu, para mahasiswa ditunjang dengan berbagai kelebihan, seperti memiliki akses jaringan dan keterampilan kekinian (digital skill) yang tidak didapatkan oleh generasi sebelumnya.
Sebagai penutup ia menuturkan pada era globalisasi seperti saat ini, persaingan pasar kerja semakin ketat, oleh karena itu, para anak muda juga harus bisa mengubah pola pikir, dari mencari pekerjaan menjadi menciptakan lapangan pekerjaan.
Kemudian yang tak kalah menarik dan rasa keingintahuan para mahasiswa, dosen juga peserta lainnya untuk bertemu Sosok pengusaha asal Bandung. Adalah Perry Tristianto memiliki salah satu julukan yang dimilikinya adalah “Raja Factory Outlet” (FO). Factory Outlet sendiri menjual pakaian berkualitas ekspor dengan berbagai macam merek. Perry memiliki 27 Factory Outlet pada tahun 2018 yang beberapa ada di Jalan Sukajadi, Jalan Riau, dan Jalan Dago di Kota Bandung yang di mana setiap FO bisa meraup omzet hingga miliaran rupiah dalam sebulan.
ADVERTISEMENT
Kemudian di sektor kuliner, Perry memiliki beberapa yang di antaranya adalah All About Strawberry dan Rumah Sosis yang sama-sama berada di Bandung. Adapun untuk sektor pariwisata, Perry adalah pemilik dari beberapa tempat wisata kenamaan di kota Bandung, yakni De Ranch, Farm House, dan Floating Market.
Dalam diskusi interaktifnya, Raja FO tersebut memberikan tips untuk jadi wirausaha;
ADVERTISEMENT
Alhasil, sebuah optimisme jika generasi emas adalah modal sosial potensial untuk menggerakkan perubahan dalam mewujudkan Indonesia Maju, dan Entrepreneur era 4.0 harus mampu mengkonsolidasi dan menyatukan potensi generasi muda seluruh Indonesia dengan life skill dan entrepreneurship-nya.
Oleh :
Asep Totoh - Dosen Ma'soem University