news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pembelajaran Kewirausahaan Model ASEP

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
Konten dari Pengguna
13 Agustus 2021 4:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menjadi menarik atau sebaliknya ketika bahasan dan kajiannya mengenai pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK, ataupun ketika harus membahas pendidikan kewirausahaan. SMK digadang-gadang memberikan kontribusi penting dalam upaya meningkatkan prosentase lahirnya para wirausaha.
ADVERTISEMENT
Dalam hal pengembangan kultur kewirausahaan di SMK, Nuh dalam Raharjo (2014) menyatakan bahwa perlu dikembangkan berbagai faktor penting. Pertama, pola pikir terbuka dimana kewirausahaan harus mampu melihat keluar. Maka orang yang ingin memiliki jiwa wirausaha harus berpikir terbuka. Namun, berpikir terbuka belum cukup, harus dilengkapi dengan flexibility skill, yaitu memiliki kemampuan berpikir secara fleksibel dengan mengembangkan entrepreneur approach.
Kedua, akan lebih sempurna jika para kepala sekolah dan guru, dalam mempersiapkan peserta didik untuk memiliki kemampuan berwirausaha, mempunyai technical skill, kemampuan teknis. Intinya ada minimum technical skill yang terkait dengan lingkup yang mau dikembangkan kewirausahaannya. Dan Ketiga, wirausaha berinteraksi dengan masyarakat luas dan dunia disiplin yang berbeda. Sebab wirausaha bukan semata untuk diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Ada banyak peluang usaha yang dilakukan peserta didik di SMK ini tidak harus selalu berhubungan langsung sesuai dengan program keahlian mereka. Namun, terlebih pada saat pandemi Covid-19 memberikan dampak positif bagi para siswa bisa melakukan usahanya dengan pendekatan bisnis berbasis online atau berbasis daring. Selanjutnya didalam prakteknya para siswa dapat mengaitkan dengan kompetensi keahlian yang mereka pelajari.
Saat ini kita harus bisa memanfaatkan potensi ekonomi kreatif, senyatanya ekonomi kreatif di Indonesia sudah mulai dikembangkan sejak tahun 2006. Dilansir dari UNCTAD (unctad.org), ekonomi kreatif atau creative economy adalah konsep ekonomi yang sangat mengutamakan kreativitas, penggunaan ide, pengatahuan dan teknologi untuk mengembangkan ekonomi khususnya pada bidang industri kreatif.
Setidaknya ada 14 jenis industri kreatif, yakni periklanan, arsitektur, seni, kerajinan, desain, mode atau fashion, media (film, video dan fotografi), game atau permainan interaktif, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, software, riset dan pengembangan, musik, serta broadcasting atau penyiaran.
ADVERTISEMENT
Tantangan SMK saat ini dan sudah jauh hari sebelumnya harus mampu mendongkrak lulusannya untuk bisa memberi kontribusi dalam bidang kewirausahaan. Di SMK dalam kurikulum 2013 siswa kelas XI dan XII pasti belajar mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) sebagai mata pelajaran yang terkait secara langsung dalam penanaman pendidikan kewirausahaan kepada siswa. Mata pelajaran tersebut dapat memberikan Pemahaman dan keterampilan berwirausaha kepada siswa. Selain pemberian materi dalam mata pelajaran produk kreatif dan kewirausahaan terdapat kegiatan berupa aktivitas praktik dalam menerapkan materi yang telah di pelajari.
Salah satu model pembelajaran yang bisa dikembangkan dalam mapel Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) adalah dengan pendekatan Model ASEP, Program pembelajaran dengan siklus Analisa-Studi kelayakan usaha-Eksekusi dan Progress. Model ASEP ini bisa digunakan untuk membimbing peserta didik dalam membentuk softskills wirausaha para siswa SMK.
ADVERTISEMENT
Dalam pembelajarannya siklus ASEP ada tiga hal penting yang harus dirubah terlebih dahulu sebagai mind set yaitu Sekolah memiliki Jargon “Usaha sambil Sekolah”, Pendekatan belajar berbasis projek dan Pendekatan belajar berbasis Omset.
Dalam tahapan siklus yang harus dilalui oleh para siswa, adalah :
Ilustrasi Pendidikan Kewirausahaan, Foto: Pixabay
Alhasil, dalam ujicoba pembelajaran Kewirausahaan yang menerapkan Siklus Model ASEP ini tidak hanya akan membentuk Softskills peserta didik. Tentunya pula dapat pula meningkatkan prestasi belajar dan menjadikan belajar teori lebih mudah karena peserta didik telah mengalami setiap tahapan yang dibahas dalam teori, serta rasa percaya diri peserta didik.
ADVERTISEMENT
Menjadi sebuah kebanggaan dan prestasi tersendiri ketika para peserta didik dapat memenuhi kebutuhan ekonominya sendiri, bahkan dapat membantu orangtua mereka. Dan dampak lainnya adalah bisa menjadi Branding untuk sekolah serta kemandirian lulusan. SMK Bisa!...SMK Hebat!
** Asep Totoh - Dosen Ma’soem University, Kepala HRD Yayasan Bakti Nusantara 666 Cileunyi.