Santripreneur Era 4.0

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
Konten dari Pengguna
7 Agustus 2020 4:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi santri. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi santri. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sejarah telah mencatat pesantren sebagai institusi pendidikan Islam paling tua yang mengakar kuat dalam peradaban bangsa Indonesia. Sejak tujuh abad lalu atau mulai abad ke-15, pesantren hadir sebagai manifestasi dari perjumpaan sinergis antara ajaran “Islam dan kearifan nasional”. Pesantren merupakan lembaga keagamaan sekaligus lembaga pendidikan yang sangat khas Indonesia dan kaya budaya. Pesantren pun dapat bertahan dalam menghadapi berbagai tantangan zamannya, dan mengalami perkembangan pesat dan transformasi dari masa ke masa.
ADVERTISEMENT
Keberadaan pesantren memiliki keunikan tersendiri, pesantren memiliki sistem kehidupan tersendiri yang dijalankan kiai dengan keterlibatan masyarakat sekitar. Kehadiran pesantren memiliki pertautan dengan kehidupan masyarakat dan melahirkan hubungan timbal balik. Patut diakui jika ketokohan kiai yang menjadi panutan pun tidak lahir begitu saja, tetapi ikut terlibat dalam pengembangan komunitas sosial masyarakat. Kiai tidak hanya dimintai pendapat tentang hal keagamaan, tetapi juga dalam soal tatanan, kesehatan, kesenian, ekonomi, dan sebagainya.
Selanjutnya selain berperan strategis dalam transfer keilmuan dan pelestarian nilai-nilai keislaman dan kebangsaan, pesantren juga berfungsi sebagai pusat pendalaman dan penguasaan ajaran agama (tafaqquh fi ad-din), melestarikan tradisi, kaderisasi ulama serta umaro bagi umat dan bangsa. Pun diakui jika pondok pesantren mempunyai peran penting dalam pembangunan perekonomian nasional, hal tersebut jika dilihat dari jumlah pondok pesantren dan jumlah santri yang mayoritas ialah generasi muda berpendidikan, memiliki integritas dan mental yang tangguh. Senyatanya keberadaan pondok pesantren memiliki peran sebagai agen pembangunan yang sangat penting dan strategis dalam mengembangkan sumber daya masyarakat di perdesaan sehingga menjadi sarana penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Saat ini generasi santri Indonesia harus menjawab tantangan dan membekali dirinya sebagai tokoh kunci peradaban abad 21 dengan era revolusi industri 4.0, berdasarkan Word Economy Forum (2016) ada tiga hal yang menjadi pijakan sumber daya manusia (SDM) yaitu; (1) karakter, (2) literasi, dan (3) kompetensi. Menyoal karakter, menurut Maxwell (2014) bahwa karakter merupakan sebuah pilihan yang menentukan tingkat kesuksesan seseorang. Keberadaan santri Indonesia dalam pendidikan pesantren sebenarnya sudah mendapatkan mengembangkan tiga kecerdasan sekaligus, yaitu, IQ, EQ dan SQ. Selain itu, para santri pun digodok dengan jiwa leadership, personal responsibility (sikap tanggung jawab), ethics (menghargai dan menjunjung tinggi etika), people skills (memiliki keahlian), adaptability ( mampu beradaptasi), self direction (arah yang jelas), accountttability, social responsibility (peduli dengan lingkungan sekitar), dan personal productivity (terus meningkatkan kualitas diri). Kesepuluh hal tersebut akan mampu mengokohkan karakter santri sebagai generasi muda Indonesia yang akan menerima bonus demografi pada tahun 2030-2045.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya literasi pun menjadi hal yang tidak kalah penting dengan karakter dalam pembentukan manusia abad 21, Literasi para santri pun harus terus digenjot karena dengan mau berliterasi akan semakin cerdas dalam segala lini. Saat ini bukan saja literasi baca tulis yang diperlukan tetapi juga literasi numerasi (konsep bilangan), literasi sains (pemanfaatan teknologi), literasi finansial (paham akan mencapai dan mengelola keuangan), literasi digital (kemampuan mengakses, merangkai dan memahami akses digital), serta literasi budaya dan kewargaan.
Dan selain karakter yang kuat dan kemauan berliterasi, santri era 4.0 harus terus mau mengasah kompetensinya. Kompetensi santri yang dimaksud adalah memiliki keterampilan 4C (Critical Thinking, Communication, Collaborative, Creative). Sehingga melalui pendidikan pesantren santri Indonesia masa depan akan menjadi warga negara yang beriman, bertakwa, cerdas, kooperatif, kompetitif, sehingga mampu menjadi teladan bagi bangsa. Pendidikan pesantren tentunya melalui pendekatan memanusiakan manusia karena di sinilah terjadi transfer of knowledge, transfer of velue, transfer of culture dan transfer of religius. Dengan demikian, akan lahir santri-santri pemikir Indonesia yang luar biasa yang mampu berpikir secara kritis, lateral, dan sistemik, terutama dalam konteks pemecahan masalah, mempunyai kemampuan komunikasi yang baik dan mampu membangun kerjasama dengan banyak pihak. Kemampuan demikian dibutuhkan dalam rangka membangun jaringan sehingga akan memperluas cakrawala yang mampu menumbuhkan sikap intelektual dengan terus mencoba mencipta dan memperbaharui sebuah produk.
ADVERTISEMENT
Tantangan lain era disrupsi saat ini menyoal Pesantren, Ulama dan Santri adalah kewirausahaan. Saat ini dibutuhkan sekitar empat juta pengusaha baru agar mampu menggenjot perekonomian Indonesia sebab di beberapa negara berkembang kehadiran pengusaha sangat berkontribusi dalam membantu perekonomian. Mengacu pada data Kementerian Perindustrian yang menunjukkan rasio wirausaha di Indonesia saat ini masih sekitar 3,1% dari populasi penduduk, jumlah wirausaha 3,1% kurangnya minimal kita butuh 4 juta pengusaha baru dan tentunya ini masih jauh sekali dari target untuk menumbuhkan perekonomian Indonesia.
Jelaslah pesantren mempunyai peran penting dalam pembangunan perekonomian nasional di masa depan, hal tersebut jika dilihat dari jumlah pondok pesantren dan jumlah santri yang mayoritas ialah generasi muda berpendidikan, memiliki integritas dan mental yang tangguh. Senyatanya keberadaan pondok pesantren memiliki peran sebagai agen pembangunan yang sangat penting dan strategis dalam mengembangkan sumber daya masyarakat di perdesaan sehingga menjadi sarana penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Menjadi keyakinan jika pesantren berpotensi sebagai penyedia sumber daya manusia (SDM) berkualitas untuk mengembangkan sektor industri kecil menengah (IKM). Patut di apresiasi, Kemenperin melalui Program Santripreneur sejak 2013 terus membina pondok pesantren dengan memberikan beragam pelatihan. Program santripreneur oleh Ditjen IKMA pada tahun 2013 hingga tahun 2018 telah membina sebanyak 22 pondok pesantren dengan lebih dari 3220 santri telah diberikan pelatihan produksi, serta motivasi kewirausahaan. Sampai dengan 2019, tercatat telah membina dan memberikan pelatihan tentang kewirausahaan kepada 4.720 santri.
Dalam implementasi program Santripreneur, Kemenperin memiliki dua model dalam penumbuhan wirausaha industri baru dan pengembangan unit industri di ponpes, yaitu model Santri Berindustri dan Santri Berkreasi. Pertama. Santri Berindustri merupakan upaya pengembangan unit industri yang telah dimiliki oleh pondok pesantren maupun penumbuhan unit industri baru yang potensial. Sedangkan, Kedua adalah model Santri Berkreasi merupakan program kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam pengembangan potensi kreatif para santri maupun alumni yang terpilih. Mereka berasal dari beberapa ponpes yang dilatih menjadi seorang profesional di bidang seni visual, animasi dan multimedia sesuai standar industri saat ini.
ADVERTISEMENT
Apabila potensi santripreneur bisa dioptimalkan, keniscayaannya akan mampu mewujudkan kemandirian usaha di ponpes sekaligus membantu meningkatkan kesejahteraan wilayah sekitarnya. Dan dampak kehadiran pesantren dengan santripreneur unggul secara lebih luas akan menjadi bagian dari solusi pengentasan kemiskinan dan pengangguran untuk menyejahterakan masyarakat. Santri adalah modal sosial potensial untuk menggerakkan perubahan dalam mewujudkan Indonesia Maju, dan santripreneur era 4.0 harus mampu mengkonsolidasi dan menyatukan potensi santri seluruh Indonesia dengan life skill dan entrepreneurship-nya.
Oleh :
Asep Totoh - Dosen Ma'seom Univerisity, Kepala HRD Yayasan Pendidikan Bakti Nusantara 666