Sekolah Tatap Muka, Siapkah?

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
Konten dari Pengguna
12 Desember 2020 6:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
AKHIR pembelajaran semester ganjil tahun pelajaran 2020-2021 tinggal menghitung hari, tahun 2020 pun segera berganti dua pekan selepas libur Desember ini. Menyoal Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran pada tahun ajaran 2020/2021 di masa pandemi Covid-19 masih memberikan kegamangan bagi masyarakat dalam kebijakan untuk pembukaan sekolah secara tatap muka terlebih ketika perkembangan penyebaran virus covid19 justru menunjukan kenaikan dibeberapa daerah.
ADVERTISEMENT
Dalam Revisi SKB 4 Menteri Jilid III November lalu, sepertinya memberi diskresi pemda memutuskan pembelajaran tatap muka (PTM) di daerahnya. SKB 4 Menteri tersebut merelaksasi keputusan PTM tidak hanya bagi daerah zona hijau dan kuning (seperti SKB 4 Menteri Jilid II), tetapi juga zona oranye dan merah. Bisa didefinisikan jika kategorisasi zona tidak lagi menjadi parameter sekolah dapat dibuka, tetapi lebih pada kesiapannya.
Mengutip Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPPA) yang menyebutkan jika rencana pembukaan sekolah sepatutnya memenuhi “5 Siap”. Yakni, siap daerahnya, siap sekolah dan gurunya, siap sarana-prasarana pendukungnya, siap orang tuanya, dan siap peserta didiknya. Kemen-PPPA juga menegaskan pentingnya pengawasan rutin dan perinci atas slogan 5 Siap untuk rencana Pembelajaran Tatap Muka.
ADVERTISEMENT
Sekolah pun diharuskan dan wajib memenuhi daftar periksa supaya bisa melakukan pembelajaran tatap muka, seperti :
Harus diakui jika pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang tak efektif, makin membuka ketimpangan digital antara siswa mampu dan miskin. Ditambah, kejenuhan masyarakat. Siswa stres bahkan depresi, dan guru tidak bisa melayani anak didik secara optimal.
ADVERTISEMENT
Apresiasi atas kebijakan Mendikbud dalam evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan segala keterbatasan dan kekurangannya, potensi lost of learning (kehilangan pembelajaran) khususnya di daerah terpencil dan risiko psikososial kepada satu generasi anak-anak di Indonesia bisa menjadi permanen adalah suatu risiko yang harus ditangani segera.
Ilustrasi Belajara Tatap Muka, Foto; Shutterstock
Menjadi penting, sebelum memutuskan sekolah dibuka untuk PTM Januari 2021 nanti adalah pemetaan daerah mana yang siap dan tidak siap PTM sebagai acuan bagi sekolah dan daerah.
Dan guru menjadi ujung tombak pelaksanaan pendidikan di sekolah, terlebih pada masa pandemi saat ini sebagai penentu keberhasilan pembelajaran. Selain peserta didik, guru sangat menentukan pembelajaran efektif dan aman di sekolah, sekaligus menjadi kelompok rentan tertular Covid-19. Maka itu, kesiapan guru dalam PTM Januari 2021 pun sangat penting diketahui kesiapannya.
ADVERTISEMENT
Dalam pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka nanti maka pemda dan Kemendikbud harus memastikan jaminan keselamatan, kesehatan, dan keamanan guru dalam bertugas, sebagaimana tercantum dalam Permendikbud Nomor 10 Tahun 2017 tentang Perlindungan Guru dan Tenaga Kependidikan.
Datanya, banyak guru yang belum punya BPJS Kesehatan atau Ketenagakerjaan. Mengantisipasi terjadinya kasus dirawat di rumah sakit, mesti ada penjaminan dari pemda. Diketahui bersama jika nasib guru honorer dan guru swasta sebab tak semua sekolah swasta berkemampuan finansial baik.
Pihak Kemendikbud dan Pemda juga hendaknya melaksanakan tes usap bagi guru dan tenaga kependidikan sebelum belajar tatap muka, tentu sebaiknya semua biaya ditanggung pemerintah.
Jika diluar kendali, ketika disaat belajar tatap muka nanti ada sekolah menjadi klaster Covid maka jangan dipersalahkan, apalagi mengkriminalisasi guru dan siswa akan tetapi menjadi tanggung jawab bersama Kemendikbud, pemda, dan orang tua untuk penangganan dan pencegahan terbaik bagi semua warga sekolah.
ADVERTISEMENT
Pastikan jika pembelajaran tatap muka saat pandemi nanti tidak seperti masuk sekolah biasa. Kalaupun sekolah itu sudah memenuhi semua kriteria dan check list untuk melaksanakan tatap muka, protokol kesehatan yang ketat harus selalu dilaksanakan.
Oleh;
Asep Totoh - Dosen Ma'soem University, Kepala HRD Yayasan Pendidikan Bakti Nusnatara 666