Si 'Kurus' Mematikan dan Gembul Gol

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
Konten dari Pengguna
20 September 2021 2:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada akhir Agustus 2021 lalu, Kurniawan Dwi Yulianto resmi didepak dari kursi pelatih kepala tim berjulukan The Rhinos karena Saddil Ramdani dkk gagal meraih kemenangan dalam delapan pertandingan terakhir di Liga Super Malaysia. Akan tetapi pasca pemecatannya oleh klub Liga Super Malaysia, Sabah FC, legenda timnas Indonesia tersebut justru kian laris di bursa transfer.
ADVERTISEMENT
Lahir di Magelang pada tanggal 13 July 1976, Kurniawan Dwi Yulianto adalah seorang pesepak bola Indonesia yang bisa disebut salah satu legenda terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Torehan total 33 gol dari 59 penampilan dari medio 1995 hingga 2005 dicetak Kurniawan untuk Timnas Indonesia. Dari 33 gol tersebut, 13 di antaranya dicetak di Piala AFF sejak 1996 hingga 2004.
Piala AFF 2004 menjadi edisi terakhir Kurniawan Dwi Yulianto memperkuat Timnas Indonesia. Dalam tiga edisi yang diikutinya, Kurniawan sukses mencetak 13 gol, di mana hal itu membuatnya masih menjadi pencetak gol terbanyak Timnas Indonesia di Piala AFF hingga saat ini.
Semasa karier sepak bolanya, berposisi bermain sebagai striker Kurniawan adalah salah satu dari sedikit pemain Indonesia yang pernah bermain di Eropa. Pada awal kariernya dia sempat bermain di tim remaja Sampdoria Primavera sebelum kemudian pindah ke FC Luzern di Swiss dan mulai dikenal dengan aksi golnya, nama Kurniawan kemudian menghiasi beberapa surat kabar di Swiss dan fotonya muncul di halaman utama.
ADVERTISEMENT
Pemain yang akrab dipanggil "Ade" dan juga sering dijuluki "Kurus" karena posturnya yang kecil ini lalu kembali ke Indonesia dan bermain di Liga Indonesia dan bermain dengan beberapa tim: PSM Makassar, PSPS Pekanbaru, PS Pelita Bakrie, Persebaya Surabaya,Persija Jakarta , Persitara Jakarta Utara, Persela Lamongan, PSMS Medan.
Kurniawan pun pernah memperkuat Sarawak FC di Malaysia, namun ia dianggap gagal karena jarang mencetak gol dan diputus kontrak. Kariernya pernah melorot akibat terlibat urusan narkoba pada sekitar akhir 1990-an, kemudian dicoret dari Timnas Indonesia dan kemudian gagal tes doping. Sampai akhirnya dia kemudian bangkit dari masa yang benar-benar berat dan dia hampir depresi dan kembali memperoleh karier sepak bola yang sukses.
Kurniawan Dwi Yulianto, foto: Wikimedia Commons.jpg
Sampai sekarang Kurniawan tercatat sebagai pemain dengan penampilan terbanyak dalam timnas sepak bola Indonesia (60 penampilan) dan juga pencetak gol terbanyak kedua dalam timnas (33 gol) setelah Bambang Pamungkas (34 gol).
ADVERTISEMENT
Setelah memutuskan pensiun, striker legendaris Timnas Indonesia ini banting setir menjadi pengusaha rumah makan. Bersama sang istri yang berasal dari Malaysia, Kurniawan mengelola rumah makan Melayu, Kopi O Corner. Meski sampai saat ini sibuk mengelola rumah makan, masih tersirat dalam benak Kurniawan untuk menjadi pelatih. Sehingga untuk mewujudkan impian tersebut, dia pun mengikuti kursus kepelatihan dari AFC yang digelar di Malaysia untuk mendapat lisensi.
Terjun ke dunia kepelatihan, dia menjadi asisten pelatih Timnas U-23 untuk SEA Games 2019 di Manila yang meraih medali perak. Sejak Desember 2019, Kurniawan ditunjuk menjadi pelatih kepala Sabah FC. Namun, kurang dari dua tahun di sana, Kurniawan didepak setelah rentetan hasil buruk. Akan tetapi, dengan sentuhannya yang dianggap berhasil dan membuat ada beberapa klub lain tertarik mendatangkannya. Kita tunggu dimana selanjutnya dia akan kembali melatih.
ADVERTISEMENT
Bagi saya 'Ade ‘Kurniawan ‘Kurus’ Dwi Julianto tetaplah sang legenda, walau dia tak mau disebut Legenda Pesepakbola Indonesia. Dia pun berucap jangan juga melabeli dirinya sebagai striker top Indonesia di masanya, cukup saja sebut dia salah satu pemain yang pernah membela Timnas Indonesia. Namun satu yang pasti rekam jejak sebagai pesepak bola di timnas telah menjadikannya sebagai “Atlet Indonesia Yang Jadi Idolamu"
Oleh :
Asep Totoh - Dosen Ma'soem University, Kepala HRD Yayasan Bakti Nusantara 666