Manfaat Waktu

Ashri Riswandi Djamil
Pengajar yang masih belajar
Konten dari Pengguna
8 Oktober 2021 17:40 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ashri Riswandi Djamil tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah sekian lama tidak posting tulisan di blog tercinta kita bersama, ya saya kembali. Dan kondisi saya dalam keadaan sehat wal afiat. Tanpa kekurangan suatu apa pun, kecuali yang satu itu. Paham kan maksudnya. Ya tidak perlu dijelaskan lagi. Selama tidak menulis konten blog ini, saya seperti biasa melaksanakan tugas utama. Mencerdaskan anak Bangsa. Dan memang butuh waktu untuk istirahat menulis. Dan saya yakin ini tidak akan disukai para penulis. Seharusnya tidak ada waktu untuk berhenti menulis. Ya saya tidak berhenti menulis. Hanya saja kurang rutin saja.
image source: freepik.com
Mungkin kita sering membaca artikel tentang pentingnya waktu. Ya tidak ada yang menyangkal betapa pentingnya waktu. Pastinya tanpa waktu entah jadi apa peradaban manusia ini. Homo sapiens yang malang. Ini adalah sebuah kebenaran yang agak bertentangan yang jarang kita pertimbangkan. Bahwa dengan melakukan lebih sedikit sesuatu dapat menciptakan lebih banyak hasil. Apa iya? Sepertinya sangat diragukan, untuk kebanyakan orang terkesan aneh. Bagaimana mungkin melakukan sedikit pekerjaan dapat menghasilkan output yang lebih besar? Mungkin bagi beberapa orang ini menjadi tips sukses kecil. Senjata rahasia kecil.
ADVERTISEMENT
Coba pikirkan, kadang-kadang anda atau saya perlu menghabiskan satu atau dua pekan untuk jauh dari pasangan untuk menyalakan kembali gairah hidup pernikahan bagi yang sudah menikah tentunya. Atau tidak. Terkadang anda harus pergi meninggalkan kampung halaman anda untuk mendapatkan perspektif dari mana anda berasal. Terkadang anda perlu istirahat sejenak dari sebuah proyek untuk melihat bagaimana memajukannya. Terkadang kita butuh waktu sendiri menyendiri untuk merenung dan membuat rencana agar nantinya kita tidak mengacaukan segala sesuatu apa pun itu yang akan kita perbuat. Introspeksi diri. Dan memulai kembali.
Waktu jauh dari sesuatu atau seseorang memberi kita perspektif tentang sesuatu atau seseorang itu.
Saya memulai menulis blog ini lima tahun lalu. Sebagai sarana untuk menuangkan isi kepala saya. Apa saja yang terpikirkan saat itu. Masalah kuliah yang terasa lama dan jenuh. Tugas demi tugas yang semakin berat tiap semesternya. Dan suatu ketika saya menyesali mengapa tidak rajin saat awal semester. Sehingga tidak perlu mengulang mata kuliah yang gagal. Rasanya ingin menyerah saja waktu itu. Dan banyak hal lainnya. Lalu muncul ide-ide cerita yang akan saya tuliskan menjadi kumpulan cerita pendek atau novel. Yang ternyata tidak semudah itu menulis fiksi.
ADVERTISEMENT
Permasalahan datang ketika ide cerita mulai mentok. Stagnan. Otak rasanya kaku. Bahkan belum setengah cerita. Bubar di tengah cerita. Mulai mencari ide lain. dan menuliskan lagi. Dan lagi-lagi mentok writer block istilahnya. Saya berusaha untuk tidak mencari alasan yang dibuat-buat. Saya terus saja membuat cerita baru. Begitu seterusnya sampai akhirnya berhenti selama satu bulan.
Tidak hanya tidak menyenangkan, tetapi juga memiliki efek samping yang buruk yang menyebabkan saya menjadi fokus jangka pendek. Apa yang lucu hari ini? Apa yang penting hari ini? Apa yang menarik hari ini? Ini yang terjadi pada media online hari ini. Belakangan ini yang dipublikasikan secara online akhir-akhir ini adalah sampah. Dan bodohnya saya merasa diri ini tersedot gravitasi sampah itu. Kita semua tahu banyak informasi tidak penting yang diproduksi ketimbang informasi penting di internet. Tidak sesuai kebutuhan usernya.
ADVERTISEMENT
Salah satu cara saya yang saya sarankan untuk diri sendiri adalah dengan membuat filter untuk informasi. Sama seperti istilah “saya adalah apa yang saya makan”. Pikiran kita adalah produk dari apa yang kita baca dan dengarkan.
Berikut adalah beberapa filter yang saya terapkan untuk diri sendiri.
• Temukan beberapa ahli di bidang utama (ekonomi, psikologi, dll) dan fokuslah pada informasi yang mereka rekomendasikan.
• Jangan pernah membaca komentar media sosial
• Jangan pernah menonton berita TV. Jika sebuah berita didasarkan pada studi atau data, cari sendiri studi atau data tersebut. Dan lewati artikel berita.
Ini sebagian membuat saya tetap aman dan waras selama beberapa bulan terakhir ini. Tapi sebulan terakhir ini, ada hal yang terpikir oleh saya bahwa ada filter lain yang lebih penting yang kebanyakan kita tidak terpikirkan:
ADVERTISEMENT

Waktu

Siapa pun yang yang menghabiskan waktu online pasti memperhatikan pola yang berulang. Kemarahan besar menjadi viral, menyebar ke mana-mana. Kemudian serangan balik ke kemarahan yang viral tersebut. Terus saja seperti itu. Berulang-ulang. Dua minggu kemudian hal lain yang menjadi viral. Menutupi kemarahan viral sebelumnya. Orang-orang menjadi lupa bahwa ada kemarahan besar yang terjadi sebelumnya. Ironisnya, hal viral berikutnya merupakan hal tidak penting dari sebelumnya. Misalnya ada kasus korupsi bansos sebelumnya, ditutupi dengan kasus wanita berbikini di pinggir jalan yang sangat tidak bisa dibandingkan tingkat kepentingannya. Hanya sampah.
Sembilan puluh persen dari apa yang dianggap informasi “penting” online atau dalam berita pada dasarnya hilang dan terlupakan sebulan kemudian.
Oleh karena itu, dengan cara yang sama memilih dan memilah siapa atau apa yang anda dengarkan dan baca itu cukup menjadi filter diri. Ini juga berlaku untuk banyak bidang kehidupan lain. bukan hanya informasi.
ADVERTISEMENT
Semakin lama anda mempercayai seseorang, semakin besar kemungkinan mereka dapat dipercaya. Semakin lama sebuah ide menggairahkan anda, semakin besar kemungkinan anda menikmati melakukannya. Semakin lama anda menunggu sebelum membuat keputusan besar dalam hidup (menikah, karier, bisnis, dll) semakin besar kemungkinan keputusan itu baik.
Saya ingin memperkenalkan waktu sebagai filter ke dalam hidup saya sedikit lebih banyak. Untuk mencoba hanya menempatkan sesuatu yang penting itu hanya dalam waktu sebulan saja. Dan mencoba untuk berbagi lewat tulisan singkat ini hanya hal-hal yang bermanfaat bagi pembaca. Mencoba untuk konsisten menulis dan berbagi. Tidak menutup diri untuk menerima kritik dan saran dari para blogger senior. Saya menganggapnya senior saja, tanpa mengharapkan dipuji apalagi di bully. Time tells.
ADVERTISEMENT