Okja: Lebih dari Sekadar Kampanye Vegetarian

Asta purbagustia
Warga Depok
Konten dari Pengguna
23 Juli 2017 16:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asta purbagustia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dunia dilanda krisis pangan. Kebutuhan pangan manusia semakin mendesak. Sementara ketersediaan pangan kian menipis. Mirando Corporation menjawab tantangan global itu dengan satu solusi: Menciptakan babi super.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 26 babi hasil rekayasa genetika disebar ke 26 negara di dunia yang nantinya akan dirawat oleh peternak setempat. Salah satu babi itu bernama Okja. Babi super ini memiliki tubuh hampir sebesar gajah, dengan wajah yang lebih mirip kuda nil daripada babi. Okja tinggal bersama Mija dan kakeknya di pegunungan di Korea Selatan. Sejak umur empat tahun Mija hidup bersama dengan Okja. Pertemanan diantara mereka pun terjalin erat seiring bejalannya waktu. Mija dan Okja begitu dekat seperti Josh dan Buddy di film "Air Bud".
Ada banyak film yang mengangkat tema tentang persahabatan manusia dan hewan, tapi hanya sedikit yang seperti Okja. Film besutan Bong Joon-ho ini adalah film keluarga dengan cerita yang begitu kompleks.
ADVERTISEMENT
Bong Joon-ho memang dikenal sebagai sutradara brillian dari Korea Selatan. Beragam isu besar diangkatnya ke dalam beberapa film. Lewat "Snowpiercer", Bong mencoba menggambarkan kesenjangan sosial yang selama ini terjadi. Lewat "The Host", Bong mencoba mengangkat isu lingkungan ke permukaan. Dan lewat "Okja", Bong mencoba mengangkat isu yang tak kalah besar.
Konflik dimulai begitu Okja diklaim sebagai babi super paling besar dibanding babi super yang lain. Tanpa persetujuan Mija, perwakilan Mirando Corporation pun membawa Okja menuju New York untuk mengikuti festival babi super. Berangkat dari situlah Kejahatan Mirando Corporation terungkap. Korporasi pimpinan Lucy Mirando ini sangat berambisi menguasai industri pangan dunia dengan cara-cara kejam.
"Okja" adalah film yang akan membuat anda ingin segera berhenti makan daging dan mulai menjadi vegetarian.
ADVERTISEMENT
Untuk sesaat saya pun merasakan hal tersebut. Setiap kali saya makan daging, saya selalu teringat dengan apa yang dilakukan Mirando Corporation kepada babi-babi super itu. Sebuah scene memperlihatkan bagaimana babi-babi super itu diperlakukan dengan sangat 'kejam' di 'rumah pembantaian'.
Ini mengingatkan saya dengan video yang dulu sempat viral, yang memperlihatkan seekor sapi disuntik air agar terlihat gemuk. Berita tentang sapi gelondongan pun sempat ramai dibicarakan.
Bahkan Bong Joon-ho mengaku bahwa setelah film ini selesai dirinya sempat menjauhi makan daging untuk beberapa saat.
Tapi "Okja" lebih dari sekadar kampanye vegetarian. Lebih besar dari itu, digambarkan juga bagaimana roda kapitalisme berputar melalui Mirando Corporation. Praktik-praktik yang dijalankan oleh Mirando Corporation menjadi simbol dari kejahatan korporasi multinasional.
ADVERTISEMENT
Tapi Bong tidak sedang mengambil posisi untuk terang-terangan melawan kapitalisme. Ia hanya menunjukan realitas bahwa kita kerap memaklumi kapitalisme. Selama kebutuhan kita terpenuhi, cara-cara kotor kapitalisme tidak lagi jadi persoalan.
Film yang diproduksi Netflix ini juga memperkenalkan sebuah organisasi bernama Animal Liberation Front (ALF) yang ternyata benar-benar ada di dunia nyata.
"Okja" menjadi bukti bahwa Bong adalah sutradara genius. Bong memiliki sentuhan ajaib yang terletak pada caranya membingkai isu-isu serius ke dalam bingkai satire. "Okja" adalah sebuah ironi yang dikemas dengan indah dan sangat menarik.