Peneliti Bikin Alat Pengubah Air Laut Jadi Air Siap Minum

17 Februari 2018 16:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Birunya air laut di Pulau Natuna (Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
zoom-in-whitePerbesar
Birunya air laut di Pulau Natuna (Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
ADVERTISEMENT
Ilmuwan memperkirakan ada miliran orang di dunia mengalami krisis air minum. Untuk melawan krisis tersebut, peneliti menciptakan sebuah alat sederhana yang bisa menyaring dan mengubah air laut menjadi air yang aman dikonsumsi.
ADVERTISEMENT
Dilansir Science Alert, inovasi ini berhasil dikembangkan oleh sekelompok peneliti dari Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSRIO) di Australia. Mereka menamakannya Graphair.
Ilustrasi segelas air mineral. (Foto: Thinsktock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi segelas air mineral. (Foto: Thinsktock)
Teknologi ini bisa menjadi solusi murah bagi negara yang mengalami krisis air bersih.
"Hampir sepertiga dari populasi dunia, sekitar 2,1 miliar orang, tidak memiliki akses pada air bersih yang aman untuk diminum," ujar Dong Han Seo, pemimpin tim peneliti.
"Dengan Graphair kita telah menemukan filter yang sempurna untuk memurnikan air. Dia (Graphair) bisa mengubah proses pemurnian air yang rumit dan memakan waktu yang lama menjadi satu kali proses saja."
Kejernihan air laut di Pantai Jikumerasa. (Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kejernihan air laut di Pantai Jikumerasa. (Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan)
Graphair menggunakan lapisan yang terbuat dari graphene. Walau pakai graphene, material karbon yang dikenal kuat dan mahal, namun Graphair terbilang murah karena komponen utamanya adalah minyak kedelai.
ADVERTISEMENT
Untuk mengubahnya menjadi filter, para peneliti mengembangkan sebuah serat graphene yang memiliki kanal nano berukuran sangat kecil. Kanal nano tersebut akan membiarkan air lewat, tetapi akan menghentikan polusi dengan molekul yang lebih besar.
Teknologi ini mereka uji di pelabuhan Sydney untuk kemudian dibandingkan dengan penyaring air di sana yang sangat terpolusi. Hasilnya, Graphair memiliki kemampuan menyaring 99 persen lebih baik dan lebih cepat dibandingkan filter biasa.
Yang lebih menariknya lagi, Graphair masih dapat berfungsi dengan baik meski tertutup banyak polusi.
Temuan ini membantu mengeliminasi salah satu langkah dalam proses penyaringan biasa, yakni mengeluarkan kontaminan dari air sebelum melewati membran untuk mencegah penumpukan.
"Teknologi ini dapat membuat air minum bersih, bagaimana pun kotornya air itu, dalam satu proses saja," kata Seo.
ADVERTISEMENT
"Yang diperlukan hanyalah panas, graphene kami (Graphair), lapisan filter, dan sebuah pompa air kecil. Kami berharap untuk mulai melakukan uji coba di negara berkembang tahun depan."
Air mineral mencegah dehidrasi  (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Air mineral mencegah dehidrasi (Foto: Pexels)
Seo dan timnya percaya bahwa teknologi tersebut dapat digunakan untuk penyaringan air di perumahan dan kota, termasuk pengolahan air limbah industri.