Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kalau bicara soal perayaan Cap Go Meh, pikiran langsung terbang ke area Glodok, Jakarta Pusat, lalu terbang lagi ke Bogor, kemudian pikiran ingat pada Pontianak, dan yang tak ketinggalan ada Singkawang. Perayaan Cap Go Meh di kota-kota itu tidak pernah sederhana. Ribuan pengunjung, sekian banyak hiasan, dan jutaan doa dipanjatkan masyarakat komunitas Tionghoa pada hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Tahun Baru Imlek ini.
ADVERTISEMENT
Dari kota-kota di atas, Singkawang memiliki tradisi perayaan Cap Go Meh yang paling unik. Singkawang tak hanya menghadirkan festival seni dan parade kebudayaan seperti barongsai dan lampion, tetapi juga menampilkan atraksi tatung yang keberadaannya melegenda.
Tatung dalam bahasa Hakka adalah orang yang dirasuki roh dewa atau leluhur. Di mana raga atau tubuh orang tersebut dijadikan alat komunikasi atau perantara antara roh leluhur atau dewa. Sebelum roh masuk, ada mantra yang harus diucapkan. Roh leluhur dipanggil untuk kepentingan tertentu, misalnya meramal kejadian, meminta nasihat, dan mengusir bala.
Setelah melalui ritual pemanggilan, tatung-tatung yang mendapat izin dari roh leluhur akan ada dalam kondisi tidak sadar. Kondisinya ini memungkinkan tatung menusuk-nusuk bagian tubuh dengan pisau atau kawat tanpa kesakitan, juga duduk di kursi sambil menginjak pedang dengan kaki telanjang. Pertunjukan ini tentu menyeramkan. Mereka yang bersinggungan dengan benda tajam, saya yang merasa nyeri.
Tatung dan rombongan akan berkeliling di jalan-jalan utama. Sepanjang rute yang dilewati biasanya sudah penuh dengan warga dan turis. Jalanan yang biasanya lengang mendadak padat dan ramai. Keramaian ini sudah mulai muncul pada malam sebelumnya dan baru akan berakhir ketika atraksi tatung usai, tepatnya sebelum adzan Dzuhur berkumandang.
Fasilitas untuk Wisatawan
Pada 2018 lalu, parade tatung di Singkawang menyedot 76.000 wisatawan. Jumlah ini meningkat pada 2019 hingga mencapai 89.000-an orang, dan tahun ini jumlah pengunjung diperkirakan mencapai angka 90.000-an. Tidak hanya wisatawan dalam negeri, parade tatung juga menarik minat wisatawan mancanegara. Tiga tahun lalu, saya sempat berjumpa dengan wisatawan dari Malaysia dan Singapura.
ADVERTISEMENT
Tertarik ke Singkawang untuk Cap Go Meh? Akses menuju Singkawang cukup mudah, hanya perlu naik pesawat ke Pontianak. Setibanya di Pontianak dilanjutkan dengan menyusuri jalan darat sejauh 151 kilometer dengan bus, jasa travel, taksi, atau kendaraan pribadi. Perjalanan ini makan waktu sekitar 3 jam.
Cukup banyak pilihan akomodasi yang tersedia di Singkawang, mulai hotel berbintang sampai wisma dengan harga terjangkau. Tapi, pada pada peak season seperti Cap Go Meh, semua kamar bisa jadi sudah ludes dipesan. Kalaupun ada kamar tersisa, harganya sudah naik lebih dari 300 persen.
Sebaiknya pesan kamar jauh-jauh hari untuk mendapatkan penginapan dengan harga bersahabat. Jika tidak ingin repot memesan tiket dan akomodasi, kamu juga bisa memanfaatkan jasa tur wisata. Jasa tur ini umumnya sudah mencakup kegiatan berkeliling di Pontianak dan Singkawang, petualangan kuliner, dan tempat menginap.
ADVERTISEMENT
Aneka makanan tersedia di Singkawang, baik yang halal maupun yang haram. Tidak semua tempat mencantumkan tanda halal pada lemari pajang/dinding. Jika kamu hanya makan makanan halal, bisa pastikan lebih dulu ke penjualnya sebelum memesan.
Singkawang adalah kota yang memiliki tiga kebudayaan besar yaitu Dayak, Melayu, dan Tionghoa. Tiga agama besar juga tumbuh subur di sini. Beribadah sangat mudah. Selain Vihara, tempat ibadah untuk umat agama lain juga tersedia. Ada Masjid Raya Singkawang, salah satu masjid tertua di Provinsi Kalimatan Barat. Masjid ini dibangun oleh Kapitan Bawahasib Marikan, pendatang dari Calcutta, India, pada 1885. Ada juga Gereja Santo Fransiskus Asisi, juga dibangun pada tahun yang sama.
Tunggu apalagi? Yuk liburan ke Singkawang.
ADVERTISEMENT
-----