Saat ini aku magang jadi lonte. Bersama dua “rekan kerjaku”, Eca dan Sara, kami sering seliweran di salah satu hotel di sekitar Bekasi. Eca adalah pelacur muda asal Rancaekek yang badannya bohay dan pendek, sedangkan Sara adalah mahasiswi yang bapaknya anggota tentara. Dua-duanya punya motif berbeda. Eca tak punya banyak pilihan pekerjaan, ia butuh uang cepat di tengah kuliahnya yang sudah semester dua. Sedangkan Sara, sebenarnya kami tak pernah tahu betul apa alasannya jadi lonte. Dia adalah anak tunggal, dan notabene punya hidup enak, setidaknya bisa makan tiga kali sehari tanpa harus banyak mikir.
Phoebe, kawan karibku yang baik dan jarang mandi, awalnya menolak keras keputusanku ini. Katanya, ia tak rela tubuhku dijamah orang nggak dikenal dan khawatir dengan kelamin bernanah. Tapi tentu saja aku mengabaikan semua ucapannya dan segera bergabung dengan Eca dan Sara.
“Tenang, semuanya bakal baik-baik aja, kok,” kataku saat mencoba meyakinkan Phoebe dengan keamanan semu—yang tentu saja kenyataannya tak begitu.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814