Banyak lalat yang merubung ruangan tertutup itu. Pada poin ini, polisi tidak butuh lebih banyak petunjuk lagi seperti darah hitam yang mengalir dari bawah pintu atau jeritan anak-anak yang tidak sengaja melewati ruangan tersebut. Ruangan itu ada di bangunan belakang kompleks panti, berseberangan dengan asrama putri. Letaknya di lantai satu, ruangannya cukup luas dengan rak buku sebagai pemisah antara bagian untuk menerima tamu dan bagian untuk bekerja.
Polisi harus mendobrak pintu dengan tenaga ekstra karena pintunya terbuat dari kayu yang solid dan terkunci dari dalam. Setelah ruangan tersebut akhirnya terbuka, bau anyir yang menjijikkan langsung menyeruak ke segala penjuru panti. Salah satu polisi yang memeriksa sampai tak tahan dan mengeluarkan isi perutnya seketika di teras depan.
Tidak ada lagi anak-anak yang keluar ketika ruangan itu sudah terbuka. Tidak ada suara sama sekali kecuali polisi yang sedang muntah-muntah di teras atau telepon memanggil ambulans atau diskusi dari para polisi dan pengurus panti yang lain—yang sama-sama kebingungan mengenai mayat pengajar mereka yang terbujur dibungkus kucuran darah yang sudah menghitam. Jelas ini adalah pembunuhan. Tapi, tidak ada siapa pun atau apa pun lagi di dalam ruangan itu sementara kunci ruangan masih menggantung di lubang kunci bagian dalam pintu.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814