Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Menangani Homesick Sebagai Maba dengan Menyelami Budaya dan Keindahan Kota Solo
15 Desember 2024 1:40 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Aulya Salsa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebelum memasuki perkuliahan, ada tipe orang yang apa-apa selalu bergantung pada keluarga, mulai dari minta ditemani ke mana pun oleh Ayah, Ibu, kakak, atau adik, hingga sekadar melakukan hal-hal sederhana. Namun, begitu memasuki dunia perkuliahan, terutama bagi mereka yang merantau, segalanya berubah drastis. Tidak ada lagi orang tua yang siap sedia menemani, tidak ada kakak atau adik yang siap membantu. Semua harus dilakukan sendiri. Jarak antara kampus dan rumah pun tidak main-main, butuh waktu berjam-jam dengan bus atau kereta untuk kembali ke kampung halaman. Kehidupan mandiri di Kota Solo ini tentu memberikan pengalaman baru, tetapi juga penuh tantangan, terutama bagi mereka yang terbiasa selalu ada dalam dekapan keluarga.
ADVERTISEMENT
Mengawali kehidupan sebagai maba atau yang dikenal dengan mahasiswa baru di Solo membawa perasaan campur aduk yang sulit diabaikan. Ada rasa antusias yang begitu besar ketika akhirnya bisa merasakan kebebasan dan tanggung jawab hidup mandiri, apalagi setelah berhasil masuk ke Universitas impian. Kota Solo yang ramah dipadukan dengan budaya yang kental memberi kesan hangat di awal. Namun, di balik antusiasme itu, muncul perasaan sepi yang mengganggu di waktu-waktu tertentu, terutama saat malam tiba. Kesunyian di kost mulai terasa berbeda dari suasana rumah. Biasanya generasi Z menyebutnya dengan istilah homesick. Homesick merupakan perasaan kerinduan atau ketidaknyamanan yang dirasakan seseorang ketika mereka jauh dari rumah atau tempat yang mereka anggap sebagai rumah, tempat di mana kenangan, tawa, dan rasa nyaman berkumpul. Saat beradaptasi dengan lingkungan baru, seringkali kita dihadapkan pada kerinduan akan kehangatan keluarga, aroma masakan rumah, dan kenangan indah yang terukir di setiap sudut. Dalam perjalanan ini, sebagai mahasiswa perantau, kita harus mampu beradaptasi dengan lingkungan baru dan menemukan cara agar bisa betah di Kota Solo. Entah melalui pertemanan baru, eksplorasi kota, atau menciptakan rutinitas yang nyaman, semua adalah kunci untuk bertahan di sini.
ADVERTISEMENT
1. Adaptasi di Kota Solo, Menemukan Cara untuk Bertahan
Bagi mahasiswa baru, beradaptasi dengan lingkungan dan pertemanan baru bisa memakan waktu yang cukup lama. Ada kalanya kita menghadapi kesedihan mendalam karena merasa tidak memiliki siapapun di lingkungan baru ini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memiliki strategi mengatasi homesick, seperti membangun relasi yang baik dengan teman-teman baru, bergabung dengan komunitas atau organisasi kampus untuk mengalihkan perhatian dan memperkuat ikatan sosial yang positif. Bagi mahasiswa baru, menjaga komunikasi dengan keluarga sangatlah penting. Tetap terhubung melalui telepon atau video call bisa memberikan rasa nyaman dan dukungan emosional yang dibutuhkan. Mengatur keseimbangan antara belajar, bersosialisasi, dan beristirahat, serta menjaga pola makan dan rutin berolahraga, dapat membantu mempertahankan kesehatan mental dan fisik. Selain itu, menjelajahi kota atau lingkungan sekitar kampus adalah cara yang efektif untuk merasa lebih familiar dan nyaman di lingkungan baru.
ADVERTISEMENT
2. Menikmati Sisi Positif Kota Solo
Kota Solo, juga dikenal sebagai Surakarta, memiliki pesona unik yang membantu mahasiswa baru merasa nyaman dan cepat beradaptasi. Kota ini terkenal sebagai pusat budaya Jawa dan memiliki banyak keunikan yang menarik bagi orang baru. Solo terasa ramah, hangat, dan sangat bersahabat bagi pendatang karena perpaduan antara modernitas dan tradisi. Atmosfer budayanya yang begitu kental merupakan daya tarik utama Solo. Mahasiswa baru dapat tenggelam dalam tradisi dan kebudayaan Jawa yang masih sangat kuat di sini. Kehidupan sehari-hari di kota ini terdiri dari batik, tarian tradisional, dan gamelan. Dengan terlibat dalam kehidupan budaya lokal, mahasiswa baru tidak hanya belajar sesuatu yang baru, tetapi juga menemukan kenyamanan di tengah-tengah suasana yang hangat dan akrab.
ADVERTISEMENT
Keunggulan Solo lainnya adalah warganya yang sangat ramah. Bagi mahasiswa luar kota, orang Solo dikenal sebagai individu yang sopan dan penuh kehangatan. Keramahan mereka membuat kita merasa diterima dan nyaman, sehingga proses beradaptasi di kota ini menjadi lebih mudah. Interaksi yang positif dengan masyarakat lokal memberikan nuansa yang menyenangkan dan memperkaya pengalaman kita selama menuntut ilmu di sini. Faktor utama mengapa mahasiswa merasa nyaman di Kota Solo adalah karena biaya hidupnya terjangkau. Makanan enak dan murah dapat ditemukan di mana-mana, mulai dari angkringan hingga restoran tradisional. Mahasiswa baru dapat menikmati makanan Solo yang lezat sambil menyesuaikan diri dengan tempat baru, seperti soto, nasi liwet, timlo, selat solo dan masih banyak lagi. Selain itu, mahasiswa baru dapat menikmati perjalanan ke destinasi wisata yang dekat dan mudah diakses di Solo. Ada banyak tempat menarik yang bisa menjadi tempat rekreasi setelah kuliah, seperti Taman Balekambang, Pasar Gede, dan Benteng Vastenburg. Bagi mereka yang menyukai sejarah dan kebudayaan, Keraton Surakarta dan Pura Mangkunegaran juga bisa menjadi tempat belajar yang menghibur sekaligus menambah pengetahuan.
ADVERTISEMENT
3. Solo, Rumah Kedua yang Baru
Mengatasi kecemasan homesick bukanlah hal yang mudah, tetapi hal ini adalah bagian dari proses tumbuh dewasa. Sebagai mahasiswa perantau di Solo, perjalanan tersebut akan menjadi kenangan yang tak terlupakan. Memang tak mungkin rasa rindu pada rumah hilang begitu saja, tetapi kemampuan untuk bertahan dan beradaptasi adalah hadiah yang paling berharga dari pengalaman ini. Meskipun rasa rindu pada rumah pada awalnya mungkin terasa berat, seiring berjalannya waktu, Solo akan mulai terasa seperti rumah kedua. Pengalaman tinggal di kota ini akan mengajarkan banyak hal tentang kemandirian, ketahanan, dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal baru. Bagi mahasiswa baru yang masih merasa rindu, ingatlah bahwa ini hanyalah awal dari perjalanan yang lebih besar dan penuh pelajaran.
ADVERTISEMENT