Konten dari Pengguna

Dampak Tapera terhadap Sektor Konstruksi dan Industri Bahan Bangunan

Aura Nurul Aulia
Mahasiswi Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
16 Juni 2024 14:52 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aura Nurul Aulia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: Aura Nurul Aulia
zoom-in-whitePerbesar
sumber: Aura Nurul Aulia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hadirnya Program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) membawa angin segar bagi sektor properti di Indonesia. Program ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan kepemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Namun, dampak dari penerapan Tapera tidak hanya terbatas pada sektor properti saja, melainkan juga akan merambah ke sektor-sektor lain yang terkait, termasuk sektor konstruksi dan industri bahan bangunan.
ADVERTISEMENT
Sektor konstruksi merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan infrastruktur perumahan. Proyek-proyek pembangunan rumah, apartemen, atau perumahan vertikal lainnya tidak akan pernah lepas dari peran sektor konstruksi. Hadirnya Tapera diharapkan dapat memacu permintaan akan perumahan yang terjangkau, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan aktivitas konstruksi.
Peningkatan aktivitas konstruksi tentunya akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor konstruksi menyumbang sekitar 10% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2022. Angka ini menunjukkan bahwa sektor konstruksi memiliki peran yang signifikan dalam perekonomian nasional.
Namun, pertumbuhan sektor konstruksi juga tidak lepas dari ketersediaan bahan bangunan yang memadai. Industri bahan bangunan, seperti semen, baja, kayu, dan material lainnya, akan menjadi tulang punggung bagi sektor konstruksi dalam memenuhi kebutuhan proyek-proyek perumahan yang dipacu oleh Tapera.
ADVERTISEMENT
Salah satu dampak positif yang diharapkan dari penerapan Tapera adalah peningkatan permintaan akan bahan bangunan. Hal ini akan mendorong industri bahan bangunan untuk meningkatkan kapasitas produksi mereka. Investasi baru dalam industri bahan bangunan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan memperkuat rantai pasokan logistik yang terkait.
Selain itu, peningkatan permintaan bahan bangunan juga dapat mendorong inovasi dan pengembangan produk-produk baru yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Industri bahan bangunan dapat memanfaatkan peluang ini untuk mengembangkan material yang lebih efisien dalam penggunaan sumber daya alam dan memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah.
Namun, di balik peluang yang menjanjikan, terdapat pula tantangan yang harus dihadapi oleh sektor konstruksi dan industri bahan bangunan. Salah satu tantangan utama adalah ketersediaan lahan yang terbatas, terutama di wilayah perkotaan. Pembangunan perumahan vertikal, seperti apartemen atau rumah susun, dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah ini, tetapi hal tersebut juga membutuhkan penerapan teknologi konstruksi yang lebih canggih dan biaya yang lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, masalah terkait perizinan dan regulasi juga harus diperhatikan. Proses perizinan yang berbelit-belit dan tidak efisien dapat menghambat laju pembangunan proyek-proyek perumahan. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah untuk menyederhanakan proses perizinan dan meningkatkan koordinasi antar lembaga terkait.
Tantangan lain yang dihadapi adalah ketersediaan tenaga kerja terampil di sektor konstruksi. Dengan meningkatnya aktivitas konstruksi, kebutuhan akan tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman juga akan meningkat. Hal ini menuntut adanya upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui program pendidikan dan pelatihan yang tepat.
Di sisi lain, industri bahan bangunan juga menghadapi tantangan terkait ketersediaan bahan baku dan sumber energi yang dibutuhkan dalam proses produksi. Keberlanjutan sumber daya alam menjadi isu penting yang harus diperhatikan. Industri bahan bangunan perlu mengeksplorasi pemanfaatan bahan baku alternatif dan sumber energi terbarukan untuk meminimalkan dampak lingkungan dari kegiatan produksi mereka.
ADVERTISEMENT
Untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan kolaborasi yang erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Pemerintah perlu memberikan insentif dan kebijakan yang mendukung pertumbuhan sektor konstruksi dan industri bahan bangunan, seperti kemudahan perizinan, insentif pajak, dan dukungan pendanaan. Di sisi lain, sektor swasta juga perlu berperan aktif dengan melakukan inovasi, meningkatkan efisiensi, dan mengadopsi praktik-praktik berkelanjutan dalam kegiatan bisnis mereka.
Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mendukung keberhasilan Tapera dan pertumbuhan sektor terkait. Edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kepemilikan rumah yang layak dan berkelanjutan menjadi kunci untuk memastikan permintaan yang konsisten terhadap produk-produk sektor konstruksi dan bahan bangunan.
Secara keseluruhan, penerapan Tapera memiliki potensi untuk memberikan dampak yang signifikan terhadap sektor konstruksi dan industri bahan bangunan di Indonesia. Peningkatan permintaan akan perumahan terjangkau dapat memacu aktivitas konstruksi dan mendorong pertumbuhan industri bahan bangunan. Namun, tantangan-tantangan yang ada juga harus diatasi melalui kolaborasi yang erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Dengan pengelolaan yang tepat, Tapera dapat menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan penyediaan perumahan yang layak bagi seluruh masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT