Dominasi Otak Kanan dan Otak Kiri Menentukan Kecerdasan Manusia, Kok Bisa?

Aurora Adelia
Mahasiswi Psikologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
16 November 2022 7:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aurora Adelia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Mitos atau Fakta, Kecerdasan dan Kepribadian Seseorang Dinilai dari Dominasi Otak

ADVERTISEMENT
Halo, sobat kumparan! Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan pernyataan tersebut. Betul ga sih dominasi otak kanan dan otak kiri bisa menentukan kecerdasaan dan kepribadian manusia? Sebelumnya, sobat kumparan tahu ga nih ternyata fungsi otak kanan dan otak kiri berbeda loh! Nah, daripada sobat kumparan semakin bingung, kita simak yuk penjelasan berikut ini!
ADVERTISEMENT
Eits, sebelum mencari tahu kebenarannya, kira-kira sobat kumparan mendapat informasi seperti itu dari mana sih?
Bagaimana masyarakat bisa mendapat informasi mengenai pembedaan otak kanan dan otak kiri?
Di era digital ini, informasi menjadi lebih cepat dan mudah diakses oleh siapapun dan dimanapun. Hal ini tentunya memberikan dampak yang positif bagi masyarakat, masyarakat sangat dipermudah untuk mencari informasi di media sosial. Namun, hal ini juga memberi dampak negatif pada masyarakat. Bagaimana bisa? Penyebaran media sosial membuat akses informasi semakin mudah. Banyak sekali berita bohong dan hoaks yang belum terkonfirmasi yang tersebar luas di masyarakat contohnya adalah mitos tentang dominasi otak kanan dan otak kiri yang mempengaruhi sifat atau karakteristik seseorang. Apakah hal itu benar? Apakah memang ada teori dan jurnal ilmiah yang mendukung argumen tersebut? Maka dari itu, berikut penjelasan saya mengenai mitos tersebut.
ADVERTISEMENT
Otak merupakan organ yang sangat penting dalam tubuh manusia, karenanya otaklah yang mengendalikan semua aktivitas tubuh kita. Selain gerakan tubuh, otak juga mengontrol ingatan dan pikiran kita, menjadikan setiap individu unik. Pada dasarnya, otak kita dibagi menjadi dua bagian, belahan kanan dan belahan kiri. Tentu saja, kedua bagian otak kita ini sangat kompleks dan memiliki fungsi yang berbeda. Dalam kehidupan, kita pasti pernah mendengar banyak informasi tentang otak kita dan tips unik untuk meningkatkan kinerja otak. Ada pula informasi terkait dengan permainan dan musik tertentu yang dipercaya dapat meningkatkan kekuatan otak kita, dan masih banyak mitos tentang otak manusia yang ditelan mentah-mentah oleh masyarakat.
https://pixabay.com/illustrations/brain-heart-balance-emotion-3017071/
Dari mana asal mitos tentang pembedaan otak kanan dan otak kiri ini?
ADVERTISEMENT
Perkembangan mitos terkait otak kanan dan kiri sudah ada sejak abad ke-19. Mitos ini berawal dari seorang ilmuwan Perancis bernama Pas de Paul Broca. Paul Broca mempelajari bagian otak manusia dan menemukan bahwa bagian otak yang berfungsi sebagai kemampuan manusia untuk berkomunikasi ada di kiri depan, yang akhirnya ia beri nama area Broca. Paul Broca juga orang pertama yang menemukan bahwa kejang dapat dikurangi pada serangan epilepsi dengan memutus hubungan antara belahan otak kanan dan kiri. Dalam konteks kedokteran, belahan otak kanan dan kiri memiliki dua anomali. Afasia adalah suatu kondisi di mana seseorang sulit untuk mengucapkan apa yang dibutuhkan dan sulit untuk menyebutkan sesuatu. Gangguan lain, yang biasa disebut agnosia, berjuang untuk mengenali pola yang dapat dikenali banyak orang dengan mudah, seperti kesulitan untuk mengenal wajah manusia. Pendapat non-medis yang berkembang lambat dalam ranah psikologi umum dan praktis bahwa dominasi belahan kanan dan kiri dari dua kelainan, afasia dan agnosia, mempengaruhi rentang kecerdasan seseorang. Mitos ini populer karena Roger W. Sperry memenangkan Hadiah Nobel pada tahun 1960 untuk karyanya pada pembagian belahan kanan dan kiri. Kesalahpahaman ini tetap tersebar luas, karena banyak orang tertarik pada pernyataan bahwa "kepribadian dan kecerdasan seseorang dapat dikaitkan dengan dominasi bagian otak tertentu."
ADVERTISEMENT
Ya, memang ada area atau bagian di korteks serebral yang terlibat dalam hal-hal tertentu seperti bahasa dan penglihatan. Namun pada kenyataannya, otak kita bekerja secara bersamaan atau bersamaan ketika kita berpikir dan menerima sinyal input dari indera kita. Seorang pelukis menggunakan sisi kanan otak untuk menerima sinyal warna dan bentuk, tetapi juga menggunakan sisi kiri otak untuk mengkoordinasikan gerakan halus kuas di atas kanvas. Para ilmuwan menghitung kurva tingkat enzim puncak menggunakan otak kiri untuk menghitung konsentrasi enzim, tetapi otak kanan juga bertanggung jawab untuk memperkirakan data pada grafik menggunakan dua bagian otak secara bersamaan untuk emosi.
Lateralisasi otak, atau pembagian belahan kanan dan kiri, dan spesialisasi bagian-bagian tertentu untuk fungsi-fungsi tertentu, adalah apa yang sebenarnya dipelajari oleh ilmu pengetahuan. Para peneliti di University of Utah mengungkapkan bahwa studi mereka tidak menemukan bukti apakah seseorang lebih banyak menggunakan otak kanan atau kiri. Penggunaan satu otak di atas yang lain untuk fungsi tertentu disebut lateralisasi. Sama seperti kemampuan individu untuk mengendalikan tangan kirinya (kidal) adalah dominan otak kanan. 4.444 orang dengan aktivitas otak kiri lebih banyak memiliki jumlah jaringan saraf yang sama dengan otak kanan. Penelitian ini tidak menjelaskan bahwa masing-masing bagian otak lebih dominan, melainkan masing-masing bagian otak memiliki fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, tidak ada korelasi antara dominasi otak kiri atau dominasi otak kanan dengan tipe kepribadian seseorang karena keduanya aktif.
ADVERTISEMENT
Anderson pernah berkata bahwa dia tidak akan menyanggah mitos yang sudah ada. Anderson dan timnya mengeksplorasi bagaimana otak dapat berlateralisasi untuk mengobati kondisi tertentu seperti autisme dan down sindrom.
https://pixabay.com/illustrations/hoax-news-false-concept-6965446/
Bagaimana menyikapi hoaks sebagai pribadi yang kritis?
Ada berbagai cara untuk mencegah terjadinya hoax. Salah satunya adalah untuk membatasi distribusi media yang kredibilitasnya diragukan, selain itu kita bisa memberdayakan kembali regulator media, dan memperkuat aspek hukum dan undang-undang pers. Kebangkitan kesadaran akan fungsi pendidikan media tidak hanya memfasilitasi dimensi komersialnya. Seperti yang kita ketahui, meningkatnya hoaks juga disebabkan oleh rendahnya literasi media masyarakat. Kemampuan dan kemauan masyarakat untuk bernalar tentang apa yang mereka baca, lihat, dan dengar masih rendah. Penalaran yang sehat melindungi seseorang dari prasangka, kebencian, emosi, dan keegoisan yang dapat mengganggu pikiran saat mengevaluasi suatu masalah. Budaya literasi harus dibentuk dan didorong oleh pemikiran kritis tentang apa yang baik dan apa yang buruk agar masyarakat tidak menyebarkan berita bohong.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Jadi, dapat disimpulkan bahwa argumen mengenai dominasi otaka kanan dan kiri mempengaruhi kecerdasan seseorang adalah mitos. Manusia memiliki dua bagian otak, tetapi seseorang tidak dapat menentukan kecerdasan atau kepribadian dirinya sendiri hanya dengan bagian mana dari otak manusia yang dominan. Faktanya, guru fisika tidak hanya memahami rumus dan angka, tetapi juga memunculkan ide-ide pembelajaran kreatif inovatif yang membantu siswa memahami materi, dan penulis buku tidak hanya mencurahkan kreativitasnya pada buku tetapi juga memperhatikan dengan cermat tiap kata yang ia tulis dalam buku karangannya. Setelah mengetahui kebenaran bahwa kecerdasan dan karakter dipengaruhi oleh dominasi belahan otak kanan dan kiri tidak benar adanya, kita harus pintar memilah dan menerima informasi yang belum tentu terbukti kebenarannya. Kita perlu mengedukasi banyak orang agar sadar bahwa kecerdasan dan karakter seseorang tidak bisa dinilai hanya dengan melihat bagiannya saja.
ADVERTISEMENT
Penulis : Aurora Adelia Asmara Putri (225120307111040)
Mahasiswi Psikologi Universitas Brawijaya
Referensi :
Pappas, S. (2011, Februari 19). 10 Things You Didn't Know About the Brain. Diambil dari LiveScience: https://www.livescience.com/12916-10-facts-human-brain.html
Mohyedin, Z. (2019, Mei 12). Mitos Otak Kiri Dan Kanan. Diambil dari thepatriots: https://www.thepatriots.asia/mitos-otak-kiri-dan-kanan/
Springer, S. P., &; Deutsch, G. (1998). Left brain, right brain: Perspectives from cognitive neuroscience (5th ed. ). W H Freeman/Times Books/ Henry Holt &; Co.
InsideOurBrain: (2020, Oktober 19). "Otak Kanan vs Otak Kiri by Dokdes Ryu Hasan | MYTHBUSTER SERIES Eps-2". [Video}. Youtube. https://www.youtube.com/watch?v=0beBazvLH3c