news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kasih Seorang Ibu

Ave Airiza
Journalism Student of Polytechnic State of Jakarta. SEO Content Writer Internship at kumparan Bisnis.
Konten dari Pengguna
13 Mei 2020 7:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ave Airiza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Ibu dan Anak. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ibu dan Anak. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Perempuan hebat yang selalu mengiringi langkah kaki menapaki tangga kehidupan. Tempat bercerita dan beristirahat ketika penat dengan dunia. Tempat bersandar, menangis, dan mengadu dari kejahatan semesta. Dialah Ibu, wanita terkuat dan terhebat yang aku miliki.
ADVERTISEMENT
Aku yakin, semua orang memiliki perasaan yang sama seperti aku. Aku sangat menyayangi Ibuku lebih dari apa pun, dan lebih dari yang Ibuku tau. Aku ingin seperti Ibu yang mencintai anaknya tanpa pamrih dan tanpa mengeluh.
Cinta kasih itu terdiri empat jenis yaitu agape, eros, phileo, storge. Keempat cinta tersebut memiliki arti yang berbeda.
Agape merupakan cinta tak bersyarat. “Aku mencintaimu walaupun …”. Cinta agape hanya dimiliki oleh Sang Pencipta. Eros merupakan cinta antara pria dan wanita, cinta kasih ini muncul karena ada rasa menginginkan. Phileo merupakan cinta antara sahabat, rasa sayang yang tumbuh dalam persahabatan. Storge merupakan cinta kasih antara orang tua dengan anaknya dan juga sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini rasa cinta yang aku dan Ibu miliki berada dalam jenis storge. Tapi aku percaya Ibu juga memiliki cinta phileo, cinta antara sahabat. Aku bisa mengungkapkan ini, lantaran ia juga menjadi diary kehidupanku. Aku sangat suka bercerita dan bertukar pikiran dengan Ibuku, karena dia sangat pintar memahami kehidupan.
Ibu merupakan malaikat tanpa sayap, yang dikirim Tuhan untuk menjaga dan merawat aku. Pengorbanan seorang Ibu tak akan bisa tergantikan oleh apa pun.
Kepintaran Ibu melebihi ilmuan jenius, Ibu bisa menjawab pertanyaan apa pun yang keluar dari mulutku, tak terkecuali pertanyaan yang nyeleneh.
Ibuku merupakan seorang Ibu rumah tangga, pekerjaan paling mulia. Menjadi Ibu rumah tangga tidak semudah yang dibayangkan. Tidak ada rumus pasti seperti seorang akuntan, dan tidak dipelajari ketika sekolah maupun kuliah. Menjadi Ibu rumah tangga memerlukan naluri yang kuat, dan Ibuku memiliki itu.
ADVERTISEMENT
Ibuku merupakan sosok yang tegas dan lembut. Saat aku melakukan kesalahan, Ibu akan selalu mengingatkan. Saat aku jatuh sakit, Ibu akan menemaniku sampai aku sembuh. Ibu mengajarkan aku untuk dapat menjadi wanita yang kuat dan hebat seperti Ibu.
Aku masih bisa melihat senyum Ibu yang ranum ketika Ibu sakit. Tak ada keluh yang keluar dari mulutnya. Bahkan Ibu masih tetap melakukan aktivitas sebagai Ibu rumah tangga.
Beliau pernah bilang “Walaupun kamu sakit, kamu harus tetep masak. Kalau ndak masak, suami sama anakmu makan apa?” kalimat sederhana yang memiliki makna indah.
Ketika ingin tidur, Ibu selalu berdoa. Entah apa yang beliau doakan, tapi aku percaya Ibu akan mendoakan anak-anaknya.
ADVERTISEMENT
Terima kasih Ibu atas segalanya. Terima kasih karena telah menjadi Ibu, sahabat, dan koki yang hebat. Maafkan aku yang selalu membuatmu menitikkan air mata. Aku sayang Ibu.
(Ave Airiza Gunanto/Politeknik Negeri Jakarta)