Pahlawan super mungkin hanya khayalan, tapi dominasinya di layar lebar amatlah nyata. Dua jagat utama, MCU dan DCEU, terus menyumbang judul-judul laris per tahunnya. Dominasinya tidak main-main. Pada 2021, film superhero aset Marvel sendirian menguasai 30 persen kue box office Amerika Utara dengan Spider-Man: No Way Home sebagai yang paling laku. Tahun-tahun sebelumnya—kecuali 2020 yang “didominasi” pandemi—film superhero juga rutin mengisi daftar film terlaris sepanjang masa, dua di antaranya Avengers: Endgame (2019) dan Avengers: Infinity War (2018).
Melihat fenomena itu, para pembuat film genre lain pun tampaknya kian tergiur dengan franchise yang napasnya panjang. Pencarian intellectual property—yang bisa dikembangkan jadi berjilid-jilid film—juga terlihat kian gencar dilakukan. Dalam daftar 15 film terlaris di Indonesia, terlihat bahwa semuanya dikembangkan dari karya yang sudah ada, entah itu buku, film pendahulu, atau bahkan thread Twitter. Beberapa bahkan hadir dengan “jagatnya” sendiri, seperti Dilan 1990 (2018) yang beranak-pinak menjadi Dilan 1991 (2019) dan Milea: Suara dari Dilan (2020).
Kejelian para produsen film Indonesia dalam mengembangkan intellectual property mungkin sudah tak perlu diragukan lagi. Franchise bisa tercipta dari mana saja, mulai dari horor, film religi, hingga romance remaja. Meski demikian, tampak bahwa dalam daftar film Indonesia terlaris sepanjang masa, belum ada film superhero—genre yang belakangan mendominasi skala global. Diciptakannya Jagat Sinema Bumilangit (The Bumilangit Cinematic Universe), yang diawali dengan Gundala (2019), boleh jadi adalah upaya untuk menuju ke sana.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814