Suprihatin Penjahit Dengan Keterbatasan Pendengaran Yang Rajin Bersedekah

Ibu Suprihatin, penjahit dengan keterbatasan pendengaran.

Cerita no. 39;

Oleh: Riana Anggraini

Di foto ini adalah Ibu Suprihatin, seorang ibu dengan 4 orang anak. Kesehariannya adalah mengurus rumah tangga dengan pekerjaan sampingan sebagai penjahit lepas membuat keranjang dengan upah Rp 1500/bh. Namun karena pandemi, tak ada lagi orderan menjahit.

Suami nya yang berusia lanjut masih bekerja sebagai supir yang saat ini sedang terjadi pengurangan jam kerja karena PSBB namun juga tidak bisa pulang kerumah karena bekerja di Jakarta, takut menjadi carrier katanya.

Dulu, akibat dari suatu peristiwa, Ibu Suprihatin menjadi kurang pendengarannya dan itu hanya bisa dibantu dengan alat bantu dengar. Jadi, mohon maaf apabila dia agak kurang bisa mendengar suara pelan.

Yang saya salut darinya adalah, walaupun dalam kondisi ekonomi sulit saat ini, niat baik untuk menolong sesama selalu tertanam dalam hatinya. Bila kita biasanya menghemat pengeluaran, Ibu Suprihatin justru mempunyai kegiatan amal rutin setiap Jumat pagi, yaitu selalu menyisihkan rezeki dan tenaganya untuk memasak dan membagikan nasi bungkus untuk para pemulung, tukang becak, dan pengemis. Apalagi selama berpuasa juga tidak lepas dari memberi nasi bungkus. "#AwalidenganKebaikan saja", katanya.

"Karena kalau bukan sekarang, kapan lagi kita bisa bersedekah? Tidak perlu dalam jumlah banyak dan besar, tapi yang sedikit dan rutin lebih disukai oleh Allah. Hanya inilah amalan sederhana yg bisa kita lakukan," pesannya.

Itulah yang menginspirasi saya untuk mengikut sertakan Ibu Suprihatin dalam campaign cerita peduli sesama yang diadakan oleh Allianz Indonesia. Semoga dimudahkan oleh Allah jalannya menuju Tanah Suci yang telah di impi-impikannya sejak dulu. Rezeki dapat datang dari mana saja selama kita menebarkan benih kebaikan itu dimana-mana. InsyaaAllah.