
T. Safri Tukang Sapu Masjid yang Penuh Nasihat
21 Juni 2020 11:19 WIB

Cerita no. 41;
Oleh: Teuku Hermilan
Teuku Safri, itulah nama lengkap beliau, beliau sudah berumur 65 tahun, beliau adalah sosok inspiratif yang mau saya ingin bantu umroh gratis bersama program #Awalidengankebaikan yang diselenggarakan oleh @allianzindonesia dan @kumparancom.
Beliau adalah seorang tukang sapu di mesjid. Hampir 3 tahun lebih beliau menjadi tukang sapu. Meski sudah berumur, tapi beliau tidak pernah mengeluh, beliau selalu menasehati kami agar selalu ikhlas dalam melalukan apapun.
Sebagai tukang sapu mesjid, beliau hanya diberi upah oleh pihak pengelola masjid sebesar Rp600.000 per bulan, akan tetapi beliau sangat bersyukur, bahkan beliau menyisihkan Rp200.000 dari upah beliau untuk mengikuti program kurban yang dilakukan setahun sekali pada hari raya Idul Adha di masjid tersebut. Padahal, jumlah uang tersebut sekarang sudah tidak berharga lagi.
Bukan hanya tukang sapu, beliau juga terkadang merangkap sebagai kuli banggunan, karena kebutuhan keluarga yang banyak, biaya sekolah anak, biaya sewa kontrakan, dan biaya kebutuhan sehari hari lainnya yang membuat tetap berjuang, walaupun umur yang sudah memasuki usia senja.
Yang membuat saya terharu, terkadang menangis di saat mengingat perjuangan beliau, sebagai ayah yang tidak pernah lelah, yang tidak pernah mengenal kata lelah demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Di samping itu, beliau juga tidak pernah tinggal dalam melaksanakan sholat berjamaah di mesjid, di mana pun beliau berada, saat hampir memasuki waktu sholat, beliau pasti meninggalkan segala pekerjaan ataupun aktifitas lainnya untuk melaksanakan sholat di mesjid. Sebagai anaknya, saya tidak pernah melihat beliau sholat lima waktu di rumah, beliau selalu menyempatkan sholat berjamaah di mesjid, takkala beliau lagi kurang sehat, ditambah cuaca hujan, beliau juga akan tetap pergi ke mesjid untuk sholat.
Saya terkadang bilang sama ayah, "Ayah lagi kurang sehat kenapa tidak sholat di rumah aja? Cuaca juga lagi hujan.", tetapi beliau tetap pergi.
Sering beliau menasehati kami, bahwasanya panggilan tertinggi hanyalah panggilan sholat lima waktu. Terkadang, saat memasuki waktu subuh , saya masih terlelap dalam tidur, dan sudah mendengar lantunan azan beliau di mesjid.
Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar, supaya ketaatan dan pekerjaan mulia ayah di balas surga sama Allah. Begitulah semangat ayah saya, Meski usianya sudah tua, ia tetap ingin melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai seorang yang beriman dan bertakwa, serta rasa ikhlas kepada Allah SWT.
Mudah-mudahan dengan program #awalidengankebaikan yang diselenggarakan oleh @allianzindonesia dan @kumparancom saya bisa membantu ayah mendapatkan hadiah umrah gratis tersebut, karena impian tertinggi saya adalah mengajak ayah ke Rumah Allah. Tempat lahirnya Rasullullah SAW. Tetapi saya masih belum mendapatkan penghasilan dan yang tetap sampai saat ini. Semoga Allah mengabulkan doa saya. Aamiin.