Para Peraih Nobel Ekonomi di Balik Kebangkitan Blockchain

Award News
oleh : pandangan Jogja
Konten dari Pengguna
2 Oktober 2018 18:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Award News tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Para Peraih Nobel Ekonomi di Balik Kebangkitan Blockchain
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
(Professor Oliver Hart peraih Nobel ekonomi 2016 bergabung sebagai penasehat senior dengan sebuah perusahaan pengembang blockchain, Prysm Group. Sumber foto : birates.com)
ADVERTISEMENT
Keberhasilan sistem keuangan berbasis online, Cryptocurrency (Bitcoin, Ethereum dan sebagainya), bertahan di tengah tekanan keuangan dan pemerintah global. Di sisi lain sistem ini menarik berbagai pihak untuk berinvestasi dan bertransaksi menggunakan keuangan online, menjadikan setiap yang terhubung dengan Cryptocurrency juga mengarah ke ranah yang lebih serius dengan pengembangan sistem yang lebih memadai.
Salah satunya blockchain, sistem pencatatan transaksi dan jumlah Cryptocurrency. Sistem ini berbeda dengan pencatatan ekonomi yang mengandalkan pihak ketiga seperti bank, tetapi menjadikan semua yang terlibat di dalam jaringan keuangan untuk mencatat transaksi. Sistem blockchain telah kuat, dan akan semakin kuat jika mempekerjakan orang-orang terpilih dunia untuk mengerjakannya.
Pada 30 September, Bloomberg memberitakan kerja sama antara sebuah perusahaan blockchain, Covee Network, dengan peraih Nobel Ekonomi 2012, Alvin Roth. Bentuk kerja sama tersebut menandai tren belakangan para peraih Nobel Ekonomi dalam mengembangkan tren ekonomi yang berkembang lewat online, di sisi lain Blockchain semakin menguatkan diri untuk memasuki pasar yang sesungguhnya.
ADVERTISEMENT
Laboratorium penelitian blockchain, Cryptic Labs, terlebih dahulu mengumumkan kerja sama perusahaan tersebut dengan dua pemenang Nobel Ekonomi, Dr. Eric S. Maskin (menang pada 2007) dan Sir Christopher Pissarides (masuk nominasi pada 2010) pada 10 September lalu. Begitu juga Oliver Hart, pengajar di Harvard University, nominator 2016, bergabung dengan Prysm Group.
Keputusan untuk mempekerjakan para ahli ekonomi dunia tersebut tidak sekadar menggunakan nama mereka demi tujuan legalisasi, sebagaimana sekarang blockchain masih menjadi perdebatan di dalam sistem ekonomi global, tetapi terutama untuk mendesain sistem dalam bentuk yang paling maksimal dan sesuai untuk segala kalangan. Lambat tapi pasti, sistem blockchain sedang bertumbuh.
Di sisi lain, para ekonom menaruh minat tinggi pada fenomena blockchain. Dengan masuk dan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan tersebut, mereka setidaknya bisa membaca arah dari sistem yang sedang berkembang pesar.
ADVERTISEMENT
Seperti yang diungkapkan Pissarides, sebagaimana dikutip dari Cointelegraph, “blockchain menjadi salah satu yang paling menarik di pasar keuangan beberapa tahun terakhir, tetapi kita belum cukup tahu sehingga bisa merekomendasikan perubahan sistem pencatatan tradisional ke sistem blockchain.”
“Ketika pertama kali ditawari untuk bergabung, saya memikirkan berulang-ulang apakah nantinya nama saya hanya menjadi hiasan ataukan benar-benar bisa berkontribusi. Mereka berniat menggunakan game theory yang saya kembangkan dalam ekonomi untuk membangkitkan blockchain,” demikian ungkap Roth.
Roth akan bekerja untuk memerbaiki transaksi dengan gawai dan memiliki akses ke tim Covee karena ia akan bekerja di bawah satu atap bersama mereka. Menurut Bloomberg, kemungkinan Roth akan diangkat menjadi salah satu owner perusahaan yang berbasis di Zurich tersebut.
ADVERTISEMENT
Covee berbasis pada Ethereum, salah satu keuangan dalam Cryptocurrency, yang tujuan utamanya menjadi pasar yang bisa mempertemukan para ahli dengan perusahaan. Misalnya seorang ilmuwan yang telah mengembangkan obat baru dapat mencari seorang ahli manajemen atau ahli pemasaran agar obatnya bisa digunakan oleh pasien secara cepat dan luas.
Setelah proyek tersebut berakhir, maka kontrak antara ilmuwan dengan ahli pemasaran pun berakhir. Blockchain akan menggantikan model intermediasi antarperusahaan.
Masa Depan Blockchain
Ilustrasi Blockchain (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Blockchain (Foto: Pixabay)
Para pemenang nobel sejatinya telah menaruh perhatian besar pada fenomena Cryptocurrency dan Blockchain, sebuah model yang sepertinya akan digunakan oleh orang-orang di masa depan sebagai model investasi, bahkan transaksi di dunia online.
Jauh sebelum Blockchain mencuri perhatian para ekonom, Oliver Hart yang memenangkan Nobel Ekonomi pada 2016 lalu pernah memikirkan kemungkinan-kemungkinan terburuk dalam sistem ekonomi yang dicatat oleh pihak ketiga.
ADVERTISEMENT
Tepatnya tahun 1976, ketika ia masih bergelar doktor ekonomi di Princeton University mencari tahu bagaimana perusahaan-perusahaan melakukan kontrak dan akibat yang muncul jika kontrak tersebut mengalami masalah.
Resiko menggunakan orang ketiga untuk mencatat keuangan sangatlah rentan. Laporan keuangan yang dicatat oleh bendahara atau bank misalnya. Bagaimana jika laporan tersebut hilang atau sistem di bank mengalami gangguan dan semua laporan keuangan hilang.
Atau jangan sampai bendahara dan pihak bank sengaja mengaburkan laporan keuangan. Terlebih, bagaimana mempercayai bendahara dan pihak bank tidak melakukan kesalahan dalam pencatatan.
Terlebih dalam sistem keuangan IPO (Initial Public Offeering) yang telah dipakai beradab-abad lamanya. Sistem ini sangat butuh kepercayaan pihak pertama dan kedua kepada pihak ketiga sebagai pencatat. Sistem IPO selalu membutuhkan pencatat karena tak adanya barang yang dipertukarkan di dalam transaksi.
ADVERTISEMENT
Dalam sistem ini, uang digunakan sebagai catatan menggantikan barang. Sehingga, tanpa adanya barang transaksi bisa terjadi. Begitu juga di bursa saham, transaksi bisa terjadi meski hanya memperjual-belikan kertas saham.
Selama bertahun-tahun Hart memikirkan kemungkinan kesalahan sistem keuangan IPO yang ia gambarkan sebagai area kabur di dalam perjanjian transaksi. Ketika kegagalan muncul, para arbiter bahkan hukum diminta untuk menganalisis kekacauan perjanjian. Kekacauan ini disebutnya sebagai ketidaklengkapan kontrak (contract incompletenes) di dalam sistem keuangan IPO.
Lantas pada Juni 2016, beberapa saat sebelum Oliver Hart mendapatkan anugerah Nobel di bidang Ekonomi, sebuah kejadian besar menimpa Cryptoruccency, di mana perusahaan bernama the Distributed Autonomous Organization (sering disingkat DAO), melakukan pertukaran koin Cryptocurrency dengan seorang yang tak ia kenal namanya menggunakan perjanjian yang disebut smart contract. Orang tersebut lalu mengirimkan sebanyak USD 60 Juta ke sebuah rekening hacker.
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini sering dinamakan Genesis DAO yang mengubah sebagian besar model perjanjian di dalam dunia Cryptocurrency. Dan peristiwa ini pulalah yang mulai membuka mata Oliver Hart untuk masuk ke dalam dunia Blockchain. Sekarang dia bekerja untuk Prysm Group untuk menggali sistem terbaik dari model perjanjian daring.
Dari IPO ke ICO
Para Peraih Nobel Ekonomi di Balik Kebangkitan Blockchain (2)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu yang cukup menarik perhatian dalam dunia Crypto dan Blockchain, selain uang yang berputar sangat besar dan keuntungan yang tinggi, juga oleh sistem keuangannya yang akurat dan susah untuk ditembus.
Basis keuangannya sering disebut dengan ICO (Initial Coin Offering), di mana transaksi baru bisa berjalan dengan adanya koin, bukan lagi sebatas jaminan pencatatan berupa uang (IPO). Koin bisa digunakan untuk membeli sekaligus bisa untuk dipertukarkan.
ADVERTISEMENT
Sementara dalam sistem Blockchain, penghitungan keuangan tidak lagi berpusat pada orang ketiga dalam bentuk bendahara dan bank. Baik pembeli, penjual dan pihak-pihak lain semuanya mencatat.
Jika dahulu keuangan hanya dicatat oleh bank misalnya, maka dengan Blockchain semuanya menjadi pencatat dan tidak memerlukan lagi pihak ketiga.
Dalam sistem Blockchain, catatan transaksi akan disimpan oleh banyak komputer yang tersebar di jaringan itu. Jika terdapat seratus atau seribu komputer yang berada dalam satu jaringan, maka akan semakin kecil kemungkinan kesalahan penghitungan, kehilangan, bahkan ter-hack.
Sistem ini akan lebih kuat dibanding sistem keuangan lainnya dan sering dianggap sebagai model keuangan di masa yang akan datang. (Muhammad Aswar/YK-1)
ADVERTISEMENT