Serangan Balik Para Saintis kepada Donald Trump

Award News
oleh : pandangan Jogja
Konten dari Pengguna
26 September 2018 15:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Award News tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (27/08/2018). (Foto: REUTERS/Kevin Lamarque)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (27/08/2018). (Foto: REUTERS/Kevin Lamarque)
ADVERTISEMENT
Sebuah serial dokumenter sains yang menampilkan 6 ilmuwan lingkungan paling top dari Amerika memulai debutnya minggu ini. Dokumenter yang berdurasi 5-6 menit berjudul Let Science Speak ini--berbicara lebih banyak tentang kemanusiaan ketimbang sains--adalah kampanye serangan balik pada ketidakpedulian Donald Trump terhadap sains.
ADVERTISEMENT
Let Science Speak adalah tanggapan langsung para ilmuwan pada meningkatnya upaya untuk menekan ilmu lingkungan dan membungkam para ilmuwan. Misi mereka adalah untuk menginformasikan, terlibat, dan menyatukan Amerika dalam menghadapi sensor terhadap sains.
Melalui berbagai kampanye, yang menggunakan bermacam media termasuk film pendek, editorial, dan konten sosial, para ilmuwan ini bergabung dalam misi untuk menyebarluaskan informasi, mengajak ketelibatan, dan menyatukan Amerika untuk melawan sensor pada sains. Let Science Speak secara khusus bertujuan untuk memanusiakan dan memperkuat suara para ilmuwan yang sebenarnya yang berada di garis depan dalam upayanya memecahkan masalah-masalah planet ini yang paling kritis.
“Ketika sains disensor, kita semua kalah. Bersama-sama, kita dapat beralih ke percakapan sains nasional yang lebih produktif dan bi-partisan, dan mendorong dukungan yang lebih besar bagi para ilmuwan dan pekerjaan penting yang mereka lakukan”.
ADVERTISEMENT
Sensor telah menjadi masalah sejak awal masa pemerintahan Trump, karena Gedung Putih dan berbagai lembaga telah menghapus penyebutan ‘perubahan iklim’ dari situs web dan menginstruksikan staf untuk menghindari penggunaan kata yang mengacu pada perubahan iklim dalam komunikasi mereka.
Hasil survei menunjukkan bahwa 18 persen responden--termasuk 47 persen di National Park Sevice/NPS dan 35 persen di Environtmental Protection Agency/EPA--telah diminta untuk menghilangkan frasa "perubahan iklim" dari pekerjaan mereka. Dan 20 persen responden melaporkan terlibat dalam swasensor mengenai perubahan iklim. Ini adalah masalah yang sangat akut, terutama bagi para pekerja NPS, yang kesulitan dalam memaparkan kerja-kerjanya tanpa menyebutkan perubahan iklim dan dampaknya.
Serial dokumenter yang dibagi dalam enam episode ini menampilkan ilmuwan dengan tema dan pendekatan berbeda di tiap episodenya.
ADVERTISEMENT
Dr Jon Foley, ditampilkan dalam episode pertama, adalah mantan Direktur Akademi Sains California dan Sarjana Senior di sana. Dia juga salah satu ilmuwan lingkungan yang paling banyak dikutip di dunia. Dr Foley percaya kita harus menghubungkan ilmu pengetahuan ke hati manusia sama halnya dengan pikiran intelektual.
Untuk Episode dua, menampilkan Dr. Alan Townsend, ilmuwan lingkungan di Colorado College, ceritanya adalah tentang bagaimana sains menyelamatkan kehidupan putrinya secara harfiah dan bahwa sains bukanlah permainan partisan, tetapi alat fundamental untuk membantu keluarga berkembang.
Episode tiga Dr. Katharine Hayhoe adalah ilmuwan iklim di Texas Tech University yang melambangkan pesan iklim yang brilian dan menjadi korban karena serangan. Namun, ceritanya adalah salah satu yang menantang gagasan bahwa sains dan keyakinan beragama tidak dapat hidup berdampingan.
ADVERTISEMENT
Episode empat diisi oleh Dr. Marshall Shepherd, seorang ahli internasional terkemuka dalam cuaca dan iklim, adalah Presiden American Meteorological Society (AMS) 2013 dan Direktur Program Ilmu Atmosfer Universitas Georgia (UGA). Sebelum ke UGA, Dr. Shepherd menghabiskan 12 tahun sebagai Ahli Meteorologi Penelitian di NASA-Goddard Space Flight Center dan menjadi Wakil Project Scientist untuk misi Pengukuran Pengenduran Global (GPM). Pada tahun 2004, Gedung Putih menghormatinya dengan pemberian penghargaan PECASE yang bergengsi.
Dia juga telah menerima penghargaan utama dari American Meteorological Society, American Association of Geographers, dan Captain Planet Foundation. Shepherd sering dirujuk sebagai ahli cuaca dan iklim oleh media utama, Gedung Putih, dan Kongres. Dia memiliki lebih dari 80 publikasi akademis.
ADVERTISEMENT
"Es tidak peduli apakah Anda seorang Republikan atau Demokrat, dia hanya meleleh." Dari NASA ke The Weather Channel, Dr. Shepherd memahami bahwa sains adalah perekat yang membuat komunitas tetap bersama, terutama komunitas bangsa kita.
Episode lima ada Dr. Jacqueline Gill tahu secara langsung tentang persimpangan yang bergejolak dari sains dan perspektif "politik". Dia menceritakan kisah interaksinya dengan ayah yang konservatif dan bagaimana tidak ada kata"tetap di jalur Anda" ketika masa depan kemanusiaan dipertaruhkan. Dia telah menasbihkan diri sebagai seorang aktivis lingkungan.
Episode enam menampilkan Dr. Dawn Wright, Kepala Ilmuwan Environmental Systems Research Institute/ESRI, menjalani kehidupan petualangan yang membawanya ke tempat-tempat yang tidak pernah dilalui manusia. Dia berbicara tentang peran penting lautan dan mengapa serangan terhadap penelitian membahayakan masa depan kita.
ADVERTISEMENT
Di film ini dia juga membuat salah satu pernyataan menggelikan bagi kewarasan manusia. Mengapa kita tahu lebih banyak tentang Mars dan bulan daripada yang kita ketahui tentang samudera kita sendiri?
Donald Trump adalah presiden Amerika terlama yang tidak memiliki penasihat sains, terhitung 560 hari sejak hari pelantikannya - melipatgadakan rekor 280 hari yang dipegang Goerge W. Bush - ia baru mengangkat seorang ahli cuaca sebagai penasihat sainsnya. Kenyataan itu sangat berbeda dengan JFK, Nixon, Clinton, dan Obama yang telah memilih pesaihat sains sebelum mereka mulai memasuki gedung putih. (Anasiyah Kiblatovski/ YK-1)