Sikkim, Negara Bagian India Pencetus Pertanian Organik 100 Persen

Award News
oleh : pandangan Jogja
Konten dari Pengguna
17 Oktober 2018 15:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Award News tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sayur-sayuran (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sayur-sayuran (Foto: Pexels)
ADVERTISEMENT
Sikkim merupakan sebuah negara bagian India yang terletak di ceruk Gunung Himalaya yang tinggi nan terjal. Sedikit dataran rendah, namun kebanyakan meliputi tanah yang menanjak. Dataran paling rendahnya sekitar 750 kaki dari laut di lembah Sungai Tista hingga hampir 28.200 kaki di Kanchenjunga, puncak tertinggi di India, ketiga tertinggi di dunia. Rentang Singalila memisahkan Sikkim dari Nepal di barat, Tibet di utara dan timur, serta Bhutan di tenggara.
ADVERTISEMENT
Sungai Tista adalah berkah bagi Sikkim, di mana seluruh pertanian bergantung padanya, juga pada anak-anak sungainya seperti Rangit, Lhonak, Talung, dan Lavhun, yang memotong lembah-lembah pegunungan. Bermuara di timur laut berbatasan dengan Tibet, Sungai Tista mengalir hingga Rangpo, berbatasan dengan Bengal Barat sebelum muncul di dataran Indo-Gangetic.
Lebih dari dua perlima wilayah Sikkim merupakan hutan. Sal (jenis kayu keras), pandan, palem, bambu, pakis, anggrek, tumbuh di hutan subtropis di bawah 5.000 kaki. Di hutan beriklim sedang tumbuh oak, laurel, mapel, kastanye, magnolia, alder, rhododendron, cemara, dan hemlok.
Di suhu pegunungan yang dingin dan tertutup salju, hidup hewan-hewan liar seperti beruang hitam, beruang coklat, panda merah, beberapa spesies rusa, domba biru, dan goral (mamalia yang mirip kambing kecil), dan antelope Tibet. Harimau, macan tutul; begitu juga dengan unggas-unggas liar.
ADVERTISEMENT
Sekitar dua pertiga wilayah Sikkim tertutup salju, dan Kanchenjunga sebagai wilayah tertingginya selalu tertutup salju. Di tempat yang tinggi itu, tiada lain selain gunung. Sehingga, penduduk tradisional Sikkim menganggap gunung sebagai dewa sekaligus tempat tinggalnya.
Biara-biara tradisional Budha Tibet masih berdiri di mana-mana, berjejeran dengan penduduk Hindu Nepal yang terus berkembang, kedua agama itu hidup harmonis dan menciptakan kuil-kuil yang terlihat menghias langit di kejauhan.
Sikkim memang berada di salah satu daerah tertinggi dunia, namun kosmopolit dengan penghuninya yang beragam. Di sana, setidaknya orang-orang menggunakan sebelas bahasa resmi: Nepali (merupakan lingua franca), Bhutia, Lepcha, Newari, Rai, Gurung, Mangar, Sherpa, Tamang, dan Sunwar, demikian yang bisa dibaca di Encyclopedia Britannica.
ADVERTISEMENT
Sikkim yang jauh terisolasi dari kehidupan modern, membuatnya menjadi negara bagian India yang harus bertahan dan melanjutkan kehidupan dengan bekal yang disiapkan alam. Mereka bertani, sebagian lagi beternak. Namun semua bahannya berasal dari alam.
Lahan Pertanian di Sikkim, Negara bagian India (Foto: Flickr/soumyajit pramanick)
zoom-in-whitePerbesar
Lahan Pertanian di Sikkim, Negara bagian India (Foto: Flickr/soumyajit pramanick)
Iklim subtropis, ditopang oleh sungai Tista yang panjang, serta terisolasi dari infrastruktur yang memungkinkan kehidupan modern melaju cepat, membuat Sikkim menjadi salah satu negara bagian India yang seratus persen pertaniannya menggunakan bahan-bahan organik.
Ekonomi Sikkim sebagian besar didasarkan pada pertanian, melibatkan lebih dari separuh penduduknya. Jagung, beras, gandum, dan barley diproduksi di ladang berteras di sepanjang sisi lembah.
Sementara kacang, jahe, kentang, sayur, buah, dan teh juga ditanam di tanah-tanah dinginnya. Sikkim adalah salah satu produsen utama kapulaga di dunia.
ADVERTISEMENT
Banyak petani di sana juga memelihara ternak, termasuk sapi, babi, domba, kambing, dan unggas. Sapi dan kerbau terbatas pada tanah lembab subtropis, sementara yak dan domba lebih banyak diternakkan di daerah yang lebih tinggi di utara.
Sejak tahun 2003, Sikkim menjadi salah satu daerah yang mengampanyekan sistem pertanian organik. Negara menghentikan impor pupuk kimia. Sementara lahan yang selama 15 tahun terakhir digunakan bertani, kembali dihijaukan menggunakan pupuk organik. Seluruh lahan pertanian telah disertifikasi sebagai lahan organik. Hal ini meningkatkan budidaya tanaman, lingkungan, bahkan pariwisata di Sikkim.
Pada 19 Januari 2016, Perdana Menteri India, Narendra Modi, mengukuhkan Sikkim sebagai negara pertama yang mengaplikasikan pertanian organik, dan mengatakan mengkampanyekan budidaya pertanian organik tidak hanya di India, tetapi di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Memenangkan The Future Policy Award 2018
Sikkim, Negara Bagian India Pencetus Pertanian Organik 100 Persen (2)
zoom-in-whitePerbesar
(Sumber foto: youtube.com/The journey begins)
Sikkim menjadi negara pertama di dunia yang mengaplikasian pertanian organik secara penuh, seratus persen. Karenanya, Sikkim menerima penghargaan “Oscar untuk kebijakan terbaik” tahun 2018 PBB.
Sikkim mengalahkan 51 nominator lainnya dari 25 negara untuk memenangkan the Future Policy Award 2018, kategori terbaik dunia yang mempromosikan agro-ekologi, pada World Food Week, yang diselenggarakan oleh The Food and Agriculture Organization (FAO) di Roma pada Senin (15/10) kemarin.
Bukan hanya menjalankan pertanian dengan organik, tetapi pemerintahan Sikkim juga mendesain aspek ekonomi organik lebih luas. Dari sana, pemerintah membangun jaringan kuat ekonomi seperti konsumsi, perluasan pasar, budaya dan kesehatan, pendidikan, pembangunan pedesaan dan pariwisata yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Kebijakan ini telah menguntungkan lebih dari 66.00 keluarga petani, menurut World Food Community. Begitu pula dalam sektor pariwisata, jumlah wisatawan meningkat lebih dari 50 persen antara tahun 2014 dan 2017. “Sikkim menjadi contoh yang tepat tentang bagaimana negara-negara bagian di India dan lainnya di seluruh dunia untuk mulai mengaplikasikan pertanian berbasis organik,” demikian menurut WFC, sebagaimana dimuat India Times.
The Future Policy Awards merupakan penghargaan dalam berbagai bidang yang mengarah pada perbaikan masa depan. Di tahun-tahun yang lalu, penghargaan ini diberikan kepada para pelaku yang bisa mengurangi masalah kekerasan terhadap anak dan perempuan, senjata nuklir, dan pencemaran laut.
Tahun ini dikhususkan kepada argoekologi Sikkim yang mampu menciptakan pertanian tanpa bahan kimia, menggunakan residu tanaman sebagai pupuk kompos, menanam pohon di lokasi pertanian, dan merotasi jenis tanaman untuk memperbaiki tanah dan melindungi dari hama.
PM Narendra Modi (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
PM Narendra Modi (Foto: Wikimedia Commons)
Wakil Direktur FAO, Maria-Helena Semedo, di laman resmi World Economic Forum mengatakan, agroekologi sangat dibutuhkan di masa ini dan masa yang akan datang.
ADVERTISEMENT
Hal ini akan mengurangi biaya produksi pertanian, meningkatkan pariwisata, juga membuat pertanian lebih tahan terhadap perubahan iklim dari curah hujan yang tidak menentu, serta kekeringan yang menghambat produksi.
“Pengalaman Sikkim menunjukkan bahwa 100 persen organik bukan lagi mimpi di siang bolong tetapi kenyataan faktual,” kata Semedo yang juga Co-organises the Future Policy Awards.
Untuk pemenang kedua diberikan kepada tiga negara. Brazil mendapatkan medali perak untuk kebijakannya menyediakan kebutuhan makanan di sekolah-sekolah berasal dari produk pertanian rumah tangga; Denmark yang berhasil mengalihkan konsumsi di negara tersebut pada makanan organik; serta ibukota Ekuador, Quito, untuk usahanya menjalankan urban gardening. (Muhammad Aswar/YK-1)
ADVERTISEMENT