Suzan-Lori Parks dan Kepiluan Ras Kulit Hitam di Panggung Teater

Award News
oleh : pandangan Jogja
Konten dari Pengguna
5 Oktober 2018 16:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Award News tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suzan-Lori Parks dan Kepiluan Ras Kulit Hitam di Panggung Teater
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Americantheatre.com
Pentas pertamakali di panggung Broadway pada 2002 dengan lakon Topdog/Underdog, Suzan Lori-Parks langsung mendapat anugerah Pulitzer Prize. Perempuan kelahiran Fort Knox, Kentucky, 10 Mei 1963 itu sekaligus mencatatkan diri sebagai perempuan kulit hitam pertama yang mendapat anugerah tertinggi bidang teater di Amerika Serikat itu.
ADVERTISEMENT
Dan pada 3 Oktober ini the Harold and Mimi Steinberg Charitable Trust mengumumkan bahwa Suzan-Lori Parks akan menambah daftar penghargannya dengan kemenangannya untuk Steinberg Distinguished Playwright Award 2018. Penghargaan akan diberikan pada Annual “Mimi” Award ke-11 pada hari senin, 3 Desember 2018 di Lincoln Center Theatre. Penghargaan tahunan The “Mimi” Award diberikan kepada para pekerja drama di Amerika Serikat yang paling berbakat dan berprestasi.
The Steinberg Distinguished Playwright Award adalah penghargaan yang diadakan dua tahun sekali sebagai penghormatan dan mendorong keunggulan artistik dan prestasi dramawan Amerika yang kerjanya telah memberikan kontribusi signifikan pada teater Amerika. Penerima Penghargaan Mainwright Steinberg Distinguished menerima hadiah uang tunai sebesar USD 200.000. Selain uang tunia, Suzan-Lori Parks juga akan menerima “The Mimi,” sebuah patung yang dibuat oleh David Rockwell, perancang dan arsitek terkenal yang dinominasikan oleh Tony Award.
Suzan-Lori Parks dan Kepiluan Ras Kulit Hitam di Panggung Teater (1)
zoom-in-whitePerbesar
Penghargaan ini merupakan rangkaian panjang dari beragam penghargaan yang telah diterima Suzan-Lori Parks. Oleh majalah TIME, Parks dinobatkan sebagai salah satu dari “100 Innovator for the Next New Wave.” Parks juga menjadi penerima MacArthur “genius Grant” Prize dan The Gish Prize for Excellence in the Arts.
ADVERTISEMENT
Musik pertunjukan yang ia tulis, The Gerhwins Porgy and Bess memenangi Tony Award kategori Best Revival of a Musical. Topdog/Underdog sebagai naskah terbaiknya, yang dibintangi oleh Jeffrey Wright dan Mos Def dan disutradarai oleh George C. Wolfe masuk dalam nominasi Tony Award, serta dikategorikan oleh New York Times sebagai drama Amerika paling penting dalam 25 tahun terakhir.
Beberapa naskah drama yang Parks tulis seperti In The Blood (finalis Pulitzer Prize), Fucking A, Kematian Orang Kulit Hitam Terakhir di Seluruh Dunia, atau The Negro Book of the Death, serta Father Comes Home From the Wars (bagian 1, 2 dan 3) menjadi finalis Pulitzer Prize.
Pada 2003 Parks menulis naskah drama sehari yang langsung dipentaskan. Di tahun itu, total, dia menulis 365 naskah untuk pentas 365 hari di lebih dari 700 panggung teater di seluruh dunia. Pekerjaan tersebut merupakan salah satu yang terbesar yang pernah dikerjakan di dalam pemanggungan teater.
ADVERTISEMENT
Topdog/Underdog, Kisah Pilu Kakak-Beradik
Suzan-Lori Parks dan Kepiluan Ras Kulit Hitam di Panggung Teater (2)
zoom-in-whitePerbesar
Topdog/Underdog ditulis oleh Suzan-Lori Parks dan pertama kali dipentaskan off-broadway pada 2001 di New York, dan setahun kemudian dipentaskan on-broadway di The Ambassador Theatre selama beberapa bulan. Pada 2002 Parks menerima penghargaan Pulitzer Prize untuk naskah drama tersebut, dan Oter Critics Circle Award untuk pementasannya. Beberapa penghargaan juga diraih oleh direktur pementasan dan pemainnya.
Drama ini bercerita tentang kisah hidup dua saudara keturunan Afrika-Amerka, Lincoln dan Booth, sekitar masalah perempuan, percintaan, pekerjaan, kemiskinan, perjudian, rasisme, dan pendidikan. Mereka telah ditinggalkan kedua orang tuanya di umur yang masih muda, sehingga keduanya harus saling menopang untuk bisa bertahan hidup.
ADVERTISEMENT
Dalam drama tersebut, Lincoln dan Booth berkisar umur 30-an tahun. Lincoln merupakan pemain three card monte yang handal namun telah berhenti dan tak hendak bermain kartu lagi. Sementara Booth diusir istrinya dan memutuskan untuk tinggal bersama Lincoln. Lincoln bekerja sebagai peniru Abraham Lincol. Di sisi lain Booth berusaha menjadi pemain kartu yang hebat seperti Lincoln, namun selalu gagal. Untuk mencari uang, dia menjadi pencuri.
Booth selalu berusaha mengajak kakaknya untuk kembali bermain kartu, selain juga disibukkan oleh seorang wanita bernama Grace yang hanya menyukainya ketika dia punya uang. Di sisi lain, Lincoln selalu takut akan kemungkinan dia diberhentikan dari pekerjannya, sebelum akhirnya benar-benar diberhentikan.
Adegan terakhir menceritakan Lincoln yang telah putus asa pada kehidupannya dan memutuskan kembali bermain kartu. Ia dan Booth bermain three card monte, dan di awal-awal permainan Lincoln berserah dan Booth memenangkan pertandingan. Begitu yakin bahwa dia telah mengalahkan kakaknya, Lincoln mengajak Booth untuk bertaruh lebih tinggi, USD 500.
ADVERTISEMENT
Lincoln mengalahkan Booth. Dan Booth yang dipenuhi amarah berterus terang telah membunuh Grace sebelum permainan dimulai, lantas menaruh pistol di leher Lincoln, menembak dan membunuhnya. Drama tersebut ditutup dengan sosok Booth yang menangis di ata mayat Lincoln. Sebuah kisah yang pilu, bukan ?.
Suzan-Lori Parks dan Kepiluan Ras Kulit Hitam di Panggung Teater (3)
zoom-in-whitePerbesar
Kepada Broadway World, anggota Komite Penasihat Mimi Awards, Oskar Eutis mengatakan bahwa Suzan-Lori Parks adalah salah satu penulis hebat di zaman kita. Eksperimennya yang tanpa rasa takut, penolakannya untuk dibatasi oleh setiap kategori atau batasan, kekuatan linguistiknya yang mempesona dan pelukan perjuangannya yang penuh kegembiraan telah membuatnya menjadi inspirasi dan teladan bagi tak terhitung seniman lain.
“Subjek utamanya adalah kebebasan, kebebasan yang dicontohkan dalam bentuk dan isinya. Dia juga menentang diktum Fitzgerald bahwa seniman Amerika tidak melakukan tindakan kedua: dalam kedewasaannya dia menulis dengan keberanian dan orisinalitas yang mengagumkan. Dia pantas menerima Steinberg Award,” katanya.
ADVERTISEMENT
Mimi Awards, penghargaan yang pertama kali diadakan pada tahun 2008, di bawah direksi Carole A. Krumland, James D. Steinberg, Michael A. Steinberg, Seth M. Weingarten, dan William D. Zabel. Selanjutnya para direksi itu membentuk komite penasihat yang menetapkan kriteria penghargaan, mencalonkan kandidat individu dan memilih masing-masing penerima. Setiap tahun, komite penasihat akan berganti, dan tahun ini diisi oleh jajaran pemain teater, penulis drama, dan berbagai bidang yang terhubung dengan penulisan drama di Amerika Serikat seperti Sarah Lunnie dan Molly Smith, penulis drama ternama. (Muhammad Aswar/YK-1)