Mengatasi Pemanasan Global melalui Pembangunan Hijau di Indonesia

Ayreen Tjandradinata
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil
Konten dari Pengguna
30 Agustus 2021 17:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ayreen Tjandradinata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/photos/garage-floors-balconies-plants-1149542/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/photos/garage-floors-balconies-plants-1149542/
ADVERTISEMENT
Isu pemanasan global menjadi topik yang menarik perhatian banyak orang di era globalisasi saat ini. Semakin banyaknya penggunaan Bahan Perusak Ozon (BPO), semakin besar pula dampak yang akan diberikan terhadap lapisan ozon. Pembangunan berbagai macam infrastruktur menggunakan banyak sumber daya alam di dunia, sehingga memiliki peran yang besar dalam mengurangi dampak pemanasan global. Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi limbah konstruksi yang dapat mencemarkan tanah dan lingkungan. Contoh lainnya yaitu dengan defisit energi yang dikuras dalam setiap proses pembangunan.
ADVERTISEMENT
Pembangunan hijau merupakan sebuah konsep di mana seluruh proses pembangunan memperhatikan aspek lingkungan. Berge (dalam Dewi Rachmaniatus Syahriyah, 2017:96) menjelaskan bahwa sektor industri bangunan membutuhkan konsumsi sumber daya alam yang sangat tinggi, sehingga pembangunan hijau dapat dapat menjadi solusi untuk persoalan tersebut. Konsep pembangunan hijau meliputi perencanaan, pembangunan, hingga perawatan bangunan. Modifikasi yang dilakukan dapat dimulai dari perencanaan material bahan bangunan yang digunakan. Aspek lainnya yang memegang peran sama besarnya yaitu energi yang dikuras selama seluruh proses pembangunan.
Pemilihan material pembangunan yang tepat dapat mengurangi jumlah limbah konstruksi yang dihasilkan. Material yang digunakan untuk membangun sebuah bangunan harus memenuhi kriteria serta syarat keamanan pembangunan, namun setelah bangunan tersebut tidak beroperasi lagi, material bangunan yang tidak dapat didaur ulang dapat menjadi limbah proyeksi. Limbah konstruksi yang dihasilkan pun belum cukup diketahui cara pengolahannya, sehingga memilih material yang ramah lingkungan lebih banyak digunakan dalam konsep pembangunan hijau. Material yang tidak mencemarkan lingkungan memiliki istilah material hijau atau green material, beberapa contoh material hijau yang digunakan untuk pembangunan yaitu bambu, kayu, beton, dll. Untuk mendukung bangunan berkelanjutan, material ramah lingkungan juga perlu dipilih dengan baik agar tidak mengurangi nilai efisiensi dari bangunan itu sendiri, sehingga tidak hanya memiliki aspek ramah lingkungan, namun juga mendukung keberlanjutan bangunan itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Selain pemilihan material yang ramah lingkungan, pembangunan konstruksi juga menguras banyak energi, sehingga pembangunan hemat energi dapat mengurangi dampak lingkungan yang dihasilkan. Energi yang telah digunakan untuk mengolah material dapat diubah menjadi energi lain dan dimanfaatkan untuk proses selanjutnya, sehingga efisiensi energi dapat bertambah. Dengan bantuan teknologi yang semakin canggih, pengolahan material dapat dilakukan dengan lebih praktis serta menjadikan efisiensi energi lebih maksimal. Tidak hanya bergantung pada material, namun desain bangunan yang baik juga diperlukan sehingga bangunan dapat memaksimalkan energi terbarukan yang ada di sekitar kita seperti sumber daya air, angin, solar, dan panas bumi. Salah satu cara memaksimalkan energi terbarukan melalui desain adalah dengan ventilasi udara yang baik sehingga penggunaan air conditioner dapat dihemat.
ADVERTISEMENT
Pembangunan hijau menjadi salah satu konsep yang banyak digunakan saat ini untuk mengurangi pemanasan global dari sektor industri pembangunan. Melihat efek pemanasan global yang terus memburuk seiring berjalannya waktu, maka seluruh sektor industri perlu ikut andil dalam mengurangi dampak kerusakan lingkungan demi kesejahteraan hidup berkelanjutan. Berbagai pihak pembangunan perlu ambil bagian dalam mendukung praktik pembangunan hijau, mulai dari pemerintah, perancang desain bangunan, pelaku pembangunan, hingga pihak perawatan bangunan. Dengan memanfaatkan penuh kemajuan teknologi saat ini, pembangunan hijau akan semakin dimudahkan dan memungkinkan untuk dilakukan. Mengingat besarnya sumber daya alam yang dapat dihemat serta dampaknya terhadap lingkungan, maka pembangunan hijau mampu mengurangi dampak pemanasan global yang terjadi.