Melihat Jejak Dedieselisasi 1 Gigawatt dengan PLTS

Azis Saputra
Renewable Energy Engineering and Business Development
Konten dari Pengguna
17 Oktober 2022 16:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Azis Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sektor energi merupakan hal yang sangat krusial bagi suatu negara. Terbukti krisis energi dapat mengguncang kestabilan negara. Kita dapat melihat bagaimana perang antara Rusia dan Ukraina disebabkan salah satunya oleh krisis energi.
ADVERTISEMENT
Bergeser ke dalam negeri, tentu kita masih ingat bagaimana dunia terguncang saat Indonesia memutuskan untuk tidak lagi mengekspor batubara. Hal ini karena 37 % listrik dunia masih disuplai oleh batubara. Walaupun pada akhirnya peraturan ini dilakukan penyesuaian.
Sadar akan hal tersebut, pemerintah telah melakukan hal preventif. Indonesia menargetkan energi terbarukan pada bauran energi nasional mencapai 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050. Lalu bagaimana kondisi bauran energi saat ini?
Ilustrasi Panel Surya (Sumber: Pexels.com/Pixabay)
Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) baru saja menerbitkan laporan capaian kinerja sektor ESDM 2021. Pada bagian kapasitas terpasang pembangkit listrik, total ada 74 GW (Gigawatt) kapasitas terpasang pada tahun 2021. Mayoritas pembangkit adalah PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) dengan kapasitas 37 GW.
ADVERTISEMENT
Bagian menariknya 5 GW dari bauran energi tersebut disuplai oleh PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel). PLTD adalah salah satu sumber energi yang memiliki keandalan yang baik. Walaupun demikian, PLTD memiliki sisi negatif. Pertama adalah faktor emisi yang besar, harga yang selalu meningkat, hingga kelangkaan. Karena faktor-faktor tersebutlah pemerintah menyusun program dedieselisasi.
PLTD saat ini masih eksis karena Indonesia adalah negara kepulauan. Membangun jaringan transmisi yang dapat menggapai sumua daerah masih menjadi tantangan. Walaupun energi listrik yang dilaporkan oleh PLN surplus, nyatanya masih banyak daerah yang tidak tersedia jaringan listrik atau utilitas. Oleh karena itu PLTD masih menjadi pilihan.
Menyiasati hal ini, pemerintah menargetkan dedieselisasi PLTD yang sudah ada. Dari 5,3 GW bauran energi pada tahun 2030, 4,7 GW berasal dari PLTS dan 0,6 GW berasal dari PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu). Dari 4,7 GW PLTS tersebut, 1 GW diantaranya adalah program dedieselisasi dengan PLTS.
ADVERTISEMENT
PLTS dipilih karena kondisi geografi Indonesia yang berada di garis khatulistiwa membuat potensi PLTS sangat besar. Di samping itu PLTS memiliki sistem perawatan yang lebih mudah dibanding pembangkit energi terbarukan lainnya.
Meskipun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membangun sistem PLTS untuk daerah yang tidak terdapat jaringan listrik PLN (Perusahaan Listrik Negara) atau utilitas.
Pertama, PLTD tidak dapat sepenuhnya dihapuskan pada awal pembangunan. Hal ini dikarenakan sistem PLTS yang intermittent. Oleh kerana itu sistem yang bisa dibangun adalah sistem hibrida.
Kedua, investasi awal yang sangat besar. Oleh karena itu perlu dilakukan studi lebih lanjut tentang PLTS hibrida yang menggabung PLTS dan PLTD agar menemuka formulasi yang tepat.
Ketiga, penggunaan baterai untuk menghasilkan sumber pembangkit yang lebih efisien. Memaksimalkan energi yang dihasilkan oleh PLTS pada siang hari sehingga tidak ada energi yang terbuang.
ADVERTISEMENT
Diharapkan dengan adanya program dedieselisasi ini, penggunaan energi fosil khususnya BBM (Bahan Bakar Minyak) dapat berkurang. Dengan begitu produksi emisi akan ikut menurun dan dapat berkontribusi mencapai target Zet Zero Emission 2060.
Saat ini sudah banyak studi yang dilakukan dalam pengembangan sistem hibrida atau biasa disebut sebagai mikrogrid. Sistem ini dirancang untuk menjawab permasalah merdeka energi untuk setiap penjuru daerah yang tersebar di Indonesia. Tujuannya adalah membuat sistem pembangkit yang andal dan efisien, serta mampu bersaing secara keekonomian.
Mari persiapkan diri untuk menjadi sumber daya manusia yang bersaing dalam mensukseskan program 1 GW dedieselisasi dengan PLTS. Wujudkan target bauran energi, ciptakan dunia yang lebih bersih.