Sudah Masuk Bulan Puasa Nih, Yuk Puasa Juga Konsumsi Energi Fosilnya

Azis Saputra
Renewable Energy Engineering and Business Development
Konten dari Pengguna
2 April 2022 11:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Azis Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Umat Muslin sedeng beribadah (Sumber: Pexels.com/RaynL)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Umat Muslin sedeng beribadah (Sumber: Pexels.com/RaynL)
ADVERTISEMENT
Ketok palu, akhirnya pemerintah telah menetapkan puasa pertama yang jatuh pada tanggal 3 April 2022. Tak terasa kita sudah bertemu dengan bulan suci Ramadhan lagi. Bulan di mana kita menahan hawa nafsu untuk kebaikan diri.
ADVERTISEMENT
Tidak mudah memang, kita harus menahan lapar, haus, dan menahan emosi untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang. Namun percayalah ada sejuta manfaat dibalik puasa. Mulai dari sarana kita memperbaiki diri, mendekatkan diri kepada Tuhan, hingga menjaga kesehatan.
Kita bisa dengan mudah menemukan informasi di internet yang membahas hal ini. Mulai dari informasi yang disampaikan oleh dokter hingga pakar lainnya. Mereka semua sepakat bahwa hal ini benar adanya. Manfaat puasa yang baik untuk kesehatan sudah teruji dan dapat dibuktikan oleh ilmu pengetahuan.
Bahkan karena kebaikannya, puasa juga diadopsi dalam aktivitas medis. Umumnya ketika orang hendak melakukan operasi, maka orang tersebut akan diminta untuk berpuasa terlebih dahulu. Salah satu tujuannya untuk mencegah aspirasi paru-paru yang terjadi ketika isi lambung memasuki paru-paru.
ADVERTISEMENT
Jika kita sederhanakan, inti dari puasa adalah menahan diri. Kita menahan diri untuk tidak melakukan atau mengkonsumsi sesuatu seperti biasanya. Tidak makan berlebihan, demi tujuan kebaikan yang berkelanjutan.
Nah, jika kita kaitkan puasa dengan kondisi negara, maka ini akan menjadi hal yang menarik untuk dibahas. Bayangkan negara Indonesia sebagai suatu individu. Dan posisikan konsumsi energi fosil adalah makanan yang enak, menggoda, tapi buruk bagi kesehatan.
Kita sering tidak sadar bahwa ketika kita makan sesuatu secara berlebihan, maka kita akan merasakan dampak negatifnya. Terutama mengonsumsi makanan yang tidak sehat.
Makanan-makanan tersebut memanglah terlihat menggoda. Namun percayalah, ketika itu kita konsumsi dalam jumlah yang melebihi batas dan dalam jangka waktu yang lama, maka kita tinggal menunggu waktu untuk keburukan berdatangan.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, puasa adalah cara terbaik untuk kita belajar menciptakan kondisi tubuh yang lebih baik.
Ketika kita berpuasa, maka kita akan menemukan kesulitan. Menahan lapar yang semakin menjadi menjadi-jadi dan harus menahan diri makanan-makanan lezat tersebut. Namun ketika kita bersabar, maka 30 hari puasa ini sungguh memberikan dampak yang luar biasa.
Inilah kondisi negara kita saat ini. Kita telah terlalu banyak mengonsumsi energi fosil. Kebutuhan masyarakat di dalamnya membuat angka tersebut semakin meningkat. Padahal tanpa sadar kondisi ini banyak sekali membawa dampak buruk.
Pemanasan global adalah contoh umumnya. Emisi yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik dari energi fosil meninggalkan sejuta masalah. Kondisi iklim yang terus saja memburuk, hingga peningkatan gas rumah kaca (GRK).
ADVERTISEMENT
Belum lagi membahas pengaruhnya yang dirasakan oleh masyarakat sejarah langsung. Orang-orang yang tinggal di sekitar PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) misalnya. Setiap hari mereka harus berjuang menghadapi gangguan kesehatan dan lingkungan yang rusak akibat dari aktivitas PLTU.
Sudah saatnya negara kita berpuasa. Menahan diri untuk mengonsumsi energi fosil pada komposisinya. Kita tidak bisa melihat masyarakat kita menderita terus menerus. Mengurangi penggunaan fosil adalah suatu langkah yang bijak untuk menyelesaikannya.
Sebagai gantinya, kita harus mulai memanfaatkan energi bersih. Mempercepat transisi energi yang berkelanjutan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam presidensi G20 Indonesia. Kita harus mulai mengonsumsi energi baru terbarukan (EBT) dan mengurangi konsumsi energi fosil.
Tentu hal ini bukanlah perkara mudah. Seperti puasa yang harus menahan godaan makanan yang lezat. Begitu juga transisi energi, negara harus kuat menahan godaan energi fosil. Energi yang memiliki harga yang murah, dan sejuta kemudahan lainnya.
ADVERTISEMENT
Seperti itulah tampak luar dari energi fosil. Tampak murah dan mudah, namun meninggalkan sejuta keburukan. Tidak lebih dari makanan yang lezat, namun berdampak buruk bagi kesehatan.
Transisi energi tentu tidak akan berjalan dengan mudah, seperti halnya berpuasa. Susah payah di awal pasti tak terelakkan. Negara akan bertarung melawan diri sendiri. Harus dihadapkan dengan biaya produksi energi listrik yang mahal, hingga rumitnya regulasi yang diterapkan.
Namun percayalah, dibalik kesusahan tersebut kita sedang menuju suatu titik yang cerah. Seperti halnya orang yang berpuasa di bulan Ramadhan. Mereka bersuka cita berpuasa selama 30 hari untuk meraih hari yang fitri. Pada hari itu, semua orang akan bersuka cita menyambut hari kemenangan Idul Fitri.
ADVERTISEMENT
Itulah yang sebenarnya kita tuju ketika kita berkomitmen untuk menuju transisi energi. Berpuasa menahan diri untuk sedikit demi sedikit meninggalkan energi fosil. Meninggalkan semua godaannya, demi Indonesia yang lebih baik lagi.
Ayo kita bersama-sama menciptakan Indonesia yang lebih baik. Percepat transisi energi, mulai beralih ke energi bersih. Energi baru terbarukan, untuk Indonesia yang terdepan.