Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Bisnis Salon Kecantikan Bangkitkan Harapan Keluarga
8 Desember 2022 20:26 WIB
Tulisan dari Azniar Sani Reswara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Mencari pekerjaan memang tak mudah, mereka harus berebut dengan ribuan bahkan ratusan ribu orang. Beberapa orang akan memilih membuka bisnis sendiri daripada harus menunggu panggilan kerja yang tidak pasti dari sebuah perusahaan. Sepasang suami istri bernama Binaji (65) dan Tari (60) memilih untuk membuka bisnis sendiri berupa salon daripada harus bekerja serabutan dengan gaji yang tidak sesuai bahkan tidak selalu sama di setiap harinya.
ADVERTISEMENT
Berawal dari tahun 1980-an mereka menikah, Binaji mulai mencari pekerjaan yang kemudian mendapatkan pekerjaan berupa bekerja sebagai pengawas bangunan selama 5 tahun. Usut punya usut Binaji memilih untuk keluar dari pekerjaan tersebut dan beralih menjadi sales barang di salah satu perusahaan. Beliau memulai pekerjaannya sebagai sales barang dengan door to door atau menawarkan barang dari satu toko ke toko lainnya di daerah Yogyakarta. Setelah pekerjaan itu dapat membuahkan hasil, Binaji yang merupakan sales baru di sana mendapat omzet yang tinggi dikarenakan ketekunannya dalam menawarkan barang yang dijualnya. Pada tahun 1995 dari hasil perjuangannya, beliau naik pangkat menjadi supervisior di perusaahan tersebut.
Selama bekerja menjadi supervisior, beliau mendapatkan berbagai pengalaman dalam hal jual beli. Sembari melakukan pekerjaannya, beliau pun mulai belajar merintis dengan menjual berbagai produk sandal. Rintisan itu berjalan dengan lancar hingga Binaji mempunyai sales sendiri sebanyak 15 orang yang akhirnya menjualkan barang dagangannya. Namun disaat krisis moneter pada tahun 1997, banyak sekali orang-orang yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan beberapa temannya datang ke rumah beliau untuk meminta pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Beliau pun dengan senang hati membantu teman-temannya, tetapi ternyata pekerja inilah yang membuat kerugiaan besar dalam usaha sandal milik Binaji. Disaat Binaji bekerja sebagai supervisior, rupannya sales yang bekerja di rumahnya banyak yang melakukan kebohongan dengan mengambil stok barang-barang di rumah tanpa adanya laporan. Bahkan adanya beberapa sales yang berani meminjam uang ke Binaji namun tidak dikembalikan sepeserpun.
Pada tahun 2000, usaha rintisan yang dimiliki Binaji akhirnya bangkrut/gulung tikar. Binaji juga memilih untuk vakum dari pekerjaan selama 3 tahun lamanya. Pada suatu saat, tunjangan rumah kontrakan yang ditempati olehnya jatuh tempo, hal itu membuat Binaji dan Tari harus mencari pemasukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Binaji dan Tari akhirnya memutuskan untuk membuka bisnis salon di rumahnya, keputusan untuk membuka bisnis tersebut dilakukan lantaran Tari memiliki hobi serta bakat dalam tata rias.
ADVERTISEMENT
“Pada awalnya banyak tetangga yang meminta tolong untuk di potongkan rambutnya, kemudian pada saat Hari Kartini banyak juga tetangga yang meminta saya untuk merias anak mereka dikarenakan sang anak ingin tampil di acara sekolah. Awalnya saya belajar secara otodidak karena saya memiliki hobi dalam tata rias, sehingga hobi tersebut menjadi bakat yang saya miliki. Semenjak bakat yang saya miliki makin berkembang, saya mencoba untuk membuka bisnis salon kecil-kecilan di rumah dengan harapan agar perekonomian keluarga saya dapat membaik,” ujar Tari.
Tari menambahkan bahwa sebelumnya beliau pernah juga bekerja sebagai Sales Promotion Girl (SPG) disalah satu brand kecantikan yang membuatnya tertarik untuk membuka salon, di samping itu beliau juga pernah bekerja sebagai penjual aneka makanan seperti olahan bakso kepada temannya yang memiliki bisnis sebagai penjual bakso. Bukan hanya olahan bakso beliau juga dapat membuat aneka makanan yang dipesan oleh orang lain. Beliau juga pernah berada di titik terendahnya, yakni disaat keluarganya tidak memiliki uang dan hanya bergantung kepada pelanggan salon. Disaat adanya pelanggan yang datang ke salon, maka uang tersebut akan Tari gunakan untuk membeli sayuran dan beras agar keluarganya tidak kelaparan. Walaupun begitu, Binaji dan Tari tidak putus asa dalam mencari secercah harapan bagi keluarga kecilnya.
ADVERTISEMENT
Semenjak beliau membuka bisnis salon, sang suami pun turut ikut membantu dalam hal mengatur bisnis tersebut. Bakat yang Tari miliki diturunkan kepada kedua anak perempuannya. Anak pertamanya memiliki bisnis berupa klinik kecantikan, sedangkan anak keduanya mengembangkan bisnis salon milik ibunya. Setelah beberapa tahun kemudian, hasil dari bisnis salon tersebut meraup keuntungan yang menjadikan Binaji dapat membuka bisnis baru berupa bisnis dekorasi pengantin. Semenjak usaha mereka dapat berjalan dengan lancar, perekonomian keluarga Binaji dan Tari menjadi makin membaik.
Bahkan keuntungan yang dihasilkan dari bisnis yang mereka jalankan, menjadikan mereka dapat membeli barang-barang berharga seperti rumah, mobil, dan barang berharga lainnya. Walaupun Binaji dan Tari memiliki perekonomian yang baik, tidak menjadikan mereka sebagai manusia yang sombong. Mereka tetap menjadi diri mereka sendiri dengan senantiasa rendah hati dan baik terhadap siapa pun itu. Hal ini menjadikan Binaji dan Tari dicintai oleh teman-teman hingga tetangganya.
ADVERTISEMENT