23 Negara Importir Incar Timah Indonesia

Konten Media Partner
12 September 2021 11:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stok timah di gudang PT. Tantra Karya Sejahtera (TKS), Pangkalbalam, Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung.
zoom-in-whitePerbesar
Stok timah di gudang PT. Tantra Karya Sejahtera (TKS), Pangkalbalam, Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung.
ADVERTISEMENT
Ekspor timah batangan dari Indonesia masih sangat seksi di tengah kondisi pandemi COVID-19. Hal ini dapat terlihat dari data yang dikeluarkan pasar bursa ICDX, dimana sepanjang tahun 2021 sampai dengan Agustus, transaksi timah batangan telah mencapai 19.493,24 metrik ton atau senilai 601,55 juta Dolar AS. Nilai transaksi ini mengalami peningkatan sebesar 960%, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Tidak saja nilai transaksinya meningkat, bahkan negara yang memiliki minat terhadap timah batangan Indonesia ini pun meningkat tajam, yang sebelumnya hanya 7 Negara tujuan kini melonjak menjadi 23 Negara tujuan.
Peningkatan terbesar terlihat di Jepang (+2266,86%), Belgia (+896,45%), Korea Selatan (+638,22%), India (+443,67%), dan Singapura (+360,29%).
Diakui, Kepala Kantor Perwakilan ICDX Bangka Belitung, Muhammad Irham pandemi COVID-19 belum usai sehingga ekonomi dunia masih belum pulih, tetapi permintaan timah tetap meningkat mengingat timah adalah konduktor listrik yang paling baik.
“Dan saat ini industri melakukan shifting ke digital dan elektrik seperti industri otomotif yang mulai shifting ke electric vehicle (EV) sehingga kebutuhan akan timah akan selalu meningkat,” katanya.
Irham tidak menampik jika harga timah di pasar bursa sempat mengalami penurunan, namun tidak berdampak pada suplai. Mengingat saat ini banyak lokasi tambang timah yang tadi tidak ekonomis menjadi ekonomis.
ADVERTISEMENT
Bahkan ia memprediksikan jika kondisinya seperti ini tidak menutup kemungkinan harga timah akan terus meningkat tajam. Namun kondisi dapat tercapai dengan catatan tata niaga timah di dua bursa harus lebih disempurnakan.
“Tidak menutup kemungkinan harga timah dapat bertahan hingga akhir tahun dan mungkin dapat meningkat menyentuh 40.000 Dolar AS per metrik ton,” tukasnya.