30 Pemantun Ujuk Kebolehan di Mapolres Beltim

Konten Media Partner
25 Januari 2020 20:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolres Belitung Timur, AKBP Jojo Sutarjo saat membuka perlombaan pantun.
zoom-in-whitePerbesar
Kapolres Belitung Timur, AKBP Jojo Sutarjo saat membuka perlombaan pantun.
ADVERTISEMENT
Pantun memiliki keunikan dalam menyampaikan sebuah makna. Walaupun pantun merupakan karya sastra yang sudah lama namun kehadirannya masih tetap bertahan karena dapat memberi nasihat, menghibur ataupun mengungkapkan isi hati kepada seseorang dengan bahasa yang indah tentunya.
ADVERTISEMENT
Dengan mengenakan baju adat melayu setanjak penutup kepala, para peserta lomba pantun bersahut yang berasal dari pelajar dan umum, menyampaikan perasaan dan pikirannya melalui pantun di Mapolres Belitung Timur, Kamis (23/1).
Para peserta lomba pantun dibagi menjadi dua kategori, yaitu perorangan dan beregu dengan total sebanyak 30 orang peserta. Mereka berasal dari pelajar SMA/SMK, TNI Polri dan masyarakat umum.
Dalam kesempatan itu, mereka pantun bersahut layaknya sekelompok orang yang sedang bercerita sambil bergurau. Para peserta berusaha memberikan penampilan terbaiknya sesuai kriteria yang ditetapkan panitia yakni menggunakan bahasa melayu atau Bahasa Indonesia, sesuai tema materi, harmoni, kepatutan, tidak menyinggung SARA dan kreatifitas.
Kapolres Beltim AKBP Jojo Sutarjo mengatakan pantun merupakan budaya lokal yang harus dijaga kelestariannya.
ADVERTISEMENT
“Sejak beberapa bulan saya di Beltim ini saya banyak belajar pantun karena pantun ini sudah membudaya di daerah ini. Untuk itulah kami adakan lomba pantun ini semoga dapat melestarikan budaya pantun di Beltim,” kata jojo
Dalam sambutannya Kapolres Jojo berusaha membuat pantun lisan secara spontan dihadapan tamu undangan.
“Di sini gunung di sana gunung, di tengah-tengah pohon kelapa. Anda bingung, saya pun bingung. Nggak tau saya mau ngomong apa,” ujar Kapolres Jojo disambut gelak tawa tamu undangan.
Lalu Kapolres menyampaikan pantun lagi, ”Pulau Bangka terkenal dengan lada, dari sejak jaman belanda. Sebentar lagi mau pilkada, usa berkelahi karena pilihan berbeda,” ungkapnya seraya menghimbau agar semua pihak dapat menjaga kamtibmas jelang pilkada di Beltim. 
ADVERTISEMENT
Lomba itu dihadiri juga staf ahli Pemkab Beltim, pejabat perwira tinggi Polres Beltim, ibu-ibu Bhayangkari dan Ketua DPRD Beltim Fezzy.
Fezzy  menyampaikan bahwa lomba pantun merupakan ajang silahturahmi sekaligus melestarikan Budaya Belitong.
“Ini merupakan ajang silahturahmi dan melestarikan budaya Belitong. Semoga  dengan lomba ini dapat meningkatkan partisipasi siswa dan publik terhadap seni dan budaya lokal, khususnya tradisi pantun. Ini merupakan awal yang baik bagi anak-anak untuk sadar melestarikan budaya melayu,” tukas Fezzy.