news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Angka Kemiskinan di Babel Turun

Konten Media Partner
15 Juli 2019 21:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BPS Babel saat melakukan rilis angka kemiskinan di Babel. (Ggp/Babelhits)
zoom-in-whitePerbesar
BPS Babel saat melakukan rilis angka kemiskinan di Babel. (Ggp/Babelhits)
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) Bangka Belitung , Senin (15/7/2019) merilis persentase angka penduduk miskin di Bangka Belitung untuk periode Maret 2019. Persentase penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan) di Kepulauan Bangka Belitung mencapai 4,62 persen, turun sebesar 0,15 poin persen dibandingkan dengan kondisi September 2018 yang sebesar 4,77 persen.
ADVERTISEMENT
Persentase penduduk miskin ini, terbagi atas dua sasaran yaitu, di daerah perkotaan dan perdesaan. Periode ini terbagi dalam dua waktu selama satu tahun, yaitu dibulan Maret dan September.
Pada September 2018, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan sebesar 2,78 persen naik menjadi 2,85 persen pada Maret 2019. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2018 sebesar 7,16 persen mengalami penurunan menjadi 6,79 persen pada Maret 2019.
Selama periode September 2018–Maret 2019, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 1,09 ribu orang (dari 22,22 ribu orang pada September 2018 menjadi 23,31 ribu orang pada Maret 2019), sementara di daerah perdesaan turun sebanyak 2,64 ribu orang (dari 47,71 ribu orang pada September 2018 menjadi 45,07 ribu orang pada Maret 2019).
ADVERTISEMENT
Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).
Menurut rilis BPS, Jenis komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan, adalah beras, rokok kretek filter, daging ayam ras, kue basah, telur ayam ras, dan mie instan. Sedangkan, untuk komoditi bukan makanan yang besar pengaruhnya adalah biaya perumahan, bensin, listrik, dan pendidikan.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bangka Belitung, Darwis Sitorus mengatakan dengan melihat angka kemiskinan tersebut maka menunjukan tingkat ketahanan masyarakat di Bangka Belitung cukup baik.
Darwis menambahkan, artinya kenaikan harga yang terjadi dari segi konsumsi masyarakat Bangka Belitung juga masih mampu. Kalau dihitung secara sederhana, dengan adanya garis kemiskinan meningkat, mestinya jumlah penduduk miskin meningkat, namun ini tidak. Tapi ketahanan untuk membeli konsumsi masih mampu, dan itu membuat posisi mereka diatas garis kemiskinan.
ADVERTISEMENT
“Posisi Babel sampai Maret 2019 ini, termasuk daerah dengan penduduk kemiskinan nomor 4 terbawah dari selurun provinsi di indonesia. Babel selalu posisi 5 terendah kebawah untuk beberapa tahun terakhir. Menariknya, posisi tidak berubah walaupun garis kemiskinan naik," tutur Darwis.
Garis kemiskinan dapat dihitung dari pengeluaran masyarakat yang dipicu dan dipengahruhi oleh kenaikan dari harga-harga. Dengan adanya sumber daya mineral yang menghidupi masyarakat Babel, maka kondisi masih aman.
“Dan ini bisa saya pastikan karena adanya pertambangan dan perkebunan, yang dimana keduanya saling mengisi satu sama lain," imbuh Darwis.
Selama ini, ketika harga perkebunan menurun, masih bisa diatasi dengan mereka yang dari pertambangan. Begitu juga sebaliknya, menariknya di Babel seperti itu. Secara umum masyarakat Babel masih bisa bertahan dengan kondisi garis kemisikinan karena ada pertambangan dan perkebunan.
ADVERTISEMENT
“Pertambangan dan perkebunan saling membantu, biasanya dua aspek ini saling menopang. Disatu sisi turun, sisi satunya naik. Belum pernah kejadian dua sisi ini turun bersamaan. Inilah komposisi yang membuat kita masih menjadi nomor empat terbawah walaupun garis kemisikinan tetap naik," tukas Darwis.