Angka Pernikahan Dini di Beltim Memprihatinkan

Konten Media Partner
25 Oktober 2019 15:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Belitung Timur, Yuslih Ihza (Dok)
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Belitung Timur, Yuslih Ihza (Dok)
ADVERTISEMENT
Angka perkawinan anak di Kabupaten Belitung Timur cukup memprihatinkan.  Bahkan di lapangan masih ada angka perkawinan anak usia di bawah 16 tahun yakni empat persen.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Kantor Kementerian Agama setempat, sebaran perkawinan anak pada tahun 2018  berada di Desa Mentawak, Baru, Kelubi, Lenggang, Lintang, Simpang Tiga, Batu Penyu, dan Limbongan.
Kondisi ini membuat Bupati Belitung Timur, Yuslih Ihza, prihatin sehingga perlu langkah konkrit untuk mengatasinya.
“Namanya juga nikah usia dini otomatis mereka belum matang, belum siap untuk berkeluarga. Dampaknya financialnya, mentalnya bahkan jadi beban keluarga, ujung-ujungnya berantem terus cerai,” ungkap Yuslih seusai menjadi narasumber dalam Aksi Generasi Berencana di Ruang Satu Hati Bangun Negeri Sekretariat Daerah, beberapa waktu lalu.
Menurut Yuslih, pemerintah dan seluruh pihak yang berkompeten harus berkoordinasi dan berkolaborasi dalam menuntaskan lokus perkawinan usia anak. Persoalan ini merupakan persoalan lintas sektor, sehingga penyelesaiannya juga harus dilakukan oleh multipihak.
ADVERTISEMENT
“Saya mengimbau kepada seluruh pihak baik itu orang tua, sekolah, tokoh agama dan masyarakat serta pihak lainnya untuk sama-sama berkolaborasi menekan angka pernikahan anak,” imbuh Yuslih.
Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Bangka Belitung Hj. Etna Estalita mengatakan program yang harus digalakan untuk menekan angka perkawinan anak salah satunya adalah Generasi Berencana (Genre). Setiap sekolah hendaknya mendirikan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja yang terdiri dari pelajar SMP dan SMA sederajat.
Menurut Etna, remaja jarang berkomunikasi dengan orang tuanya, mereka cenderung curhat dengan teman.
"Nah mereka inilah agen of change-nya, nanti mereka yang akan memberikan nasehat bagi teman-teman mereka yang mau nikah dini,” jelas Etna.
Selain di lingkungan sekolah, BKKKBN juga melakukan pendekatan di keluarga, dengan Program Bina Keluarga Remaja (BKR). Kelompok kegiatan itu idealnya didirikan di setiap Kampong KB.
ADVERTISEMENT
“Tolonglah dibuat poktan-poktan di seluruh kampong KB, biar nanti ada BKR sama PIK Remaja ini untuk menekan angka perkawinan anak. Nanti dilombakan, pemenangnya jadi penyuluh dan agen of change,” tukas Etna.
Berdasarkan data BPS menyebutkan  Provinsi Kepulauan Bangka Belitung peringkat ketig dalam angka perkawinan anak atau nikah usia dini atau mencapai 25,7 persen.
 
Angka diprediksi akan semakin meningkat jika pihak-pihak yang berkepentingan tidak memiliki kepedulian.