Diserang Hama Tikus, 20 Hektar Sawah di Desa Rias Terancam Gagal Panen

Konten Media Partner
24 Februari 2020 20:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani saat mengambil padi yang terpotong hama tikus.
zoom-in-whitePerbesar
Petani saat mengambil padi yang terpotong hama tikus.
ADVERTISEMENT
Kurang lebih 20 hektar sawah di Desa Rias, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, terancam gagal panen akibat diserang hama tikus semenjak dua minggu terakhir.
ADVERTISEMENT
Menurut Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sepakat Jaya, Ariyanto, hama tikus menyerang ketika padi mulai berisi sehingga mengeluarkan bau harum yang tercium tikus dari hutan di seberang sawah.
"Aroma harum dari padi yang bunting (berisi-red) itu yang mengundang tikus untuk makan biji padi, kalau dihitung-hitung satu minggu ini  kurang lebih 20 hektar sawah milik beberapa petani yang terdampak" kata Ariyanto kepada wartawan di sawahnya, Senin (24/2/2020).
Mengingat masa panen diperkirakan satu bulan lagi, serangan hama tikus ini sempat membuat petani kewalahan. Meskipun berbagai upaya pencegahan sudah dilakukan. Petani merasa belum mendapatkan hasil yang efektif untuk pencegahan tersebut.
"Seperti memasang umpan makanan yang dicampur racun sampai berburu tikus dengan senapan angin pada malam hari. Namun hasilnya belum bisa dikatakan maksimal," ungkap Ariyanto.
ADVERTISEMENT
Kendati belum maksimal, para petani masih meratapkan batang padi yang terpotong potong dan bulir padi yang habis dimakan oleh hama tikus yang aktif di malam hari tersebut.
"Salah satu cara untuk atasi hama tikus ini sebenarnya pakai setrum (listrik) di malam hari hingga subuh. Kawat yang sudah dialiri listrik dipasang di sekeliling setiap petak sawah, dan itu sangat efektif untuk membunuh hama tikus, bisa semalam dapat ratusan hama tikus yang mati kesetrum selain memakai racun," tutur Ariyanto.
Namun cara itu saat ini sudah dilarang, lantaran bisa membahayakan manusia atau hewan ternak lainnya ketika terkena kawat tersebut.
"Ya kalau tidak efektif pakai racun, kita mesti pakai setrum untuk alternatif terakhir ," imbuh Ariyanto.
ADVERTISEMENT
Ariyanto mengaku sudah melaporkan kejadian tersebut ke Dinas Pertanian Bangka Selatan untuk mencari solusi pengendalian hama tersebut.
"Keluhan kita sudah di respon oleh Dinas Pertanian Basel, kita ada dapat bantuan racun untuk hama tikus ini, dan juga kita masih tetap berkoordinasi untuk bersama melakukan pencegahan hama tikus maupun hama lainnya," tukas Ariyanto.