Eleminasi Malaria dari Bangka Barat, Dinkes Babel Luncurkan KBM

Konten Media Partner
1 September 2020 16:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bangka Belitung, dr Mulyono.
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bangka Belitung, dr Mulyono.
ADVERTISEMENT
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Dinkes Babel) meluncurkan inovasi Kampung Bebas Malaria (KBM) untuk Kabupaten Bangka Barat guna mencapai eliminasi malaria tingkat provinsi.
ADVERTISEMENT
"Dalam mempercepat eliminasi malaria di Kabupaten Bangka Barat, kita perlu memutuskan rantai penularan malaria di desa dan dusun yang terdapat pertambangan timah," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bangka Belitung, dr Mulyono.
"KBM ini merupakan upaya bersama lintas program, yang beranggotakan Dinkes Babel, Bangka, dan Bangka Barat; Kepolisian Daerah Kepulauan Bangka Belitung, TNI/korem, Kantor Kesehatan Pelabuhan Pangkalpinang, PT Timah, Klinik Bakti Timah, Hiperkes PYRSBT, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup PT Timah, serta puskesmas setiap wilayah," terang Mulyono.
Menurut Mulyono, perlu pengawasan agar para penambang tidak menginap dan membuat pondok atau tempat menginap sementara di lokasi penambangan. Pengawasan Polda dan TNI sangat berperan. Selain upaya preventif, pendistribusian obat malaria ke fasyankes swasta juga akan dilakukan oleh dinkes kabupaten/kota berdasarkan MoU.
ADVERTISEMENT
"Demikian juga dengan pendistribusian insektisida dan larvasida yang akan diberikan secara bertahap dari Kementerian Kesehatan. Pengiriman berkoordinasi dengan kabupaten atau kota untuk biaya operasionalnya," imbuh Mulyono seraya menambahkan untuk langkah awal kesepakatan dan rencana tindak lanjut sudah ditandatangani.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Bangka Belitung, Henri menjelaskan KBM ini merupakan upaya mencapai eliminasi malaria tingkat provinsi.
"Dari tujuh kabupaten kota di Babel, hanya satu kabupaten yang belum menerima sertifikat eliminasi malaria, yaitu Bangka Barat. Partisipasi dan dukungan lintas sektor dalam upaya pelaksanaan surveilans migrasi ditujukan untuk deteksi dini orang yang mungkin membawa parasit malaria, terutama dalam menghadapi pendatang yang tidak melalui jalur resmi," jelas Henri.
ADVERTISEMENT
Henri berharap Bangka Barat akan meraih sertifikat eliminasi malaria pada tahun 2023 dan kabupaten atau kota lainnya tetap menjaga status eliminasi yang telah berhasil diraih.