Erzaldi Minta Insentif yang Beda Kepada Menperin

Konten Media Partner
11 Desember 2019 17:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertemuan Gubernur Babel, Erzaldi Rosman dengan Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang. (Ist)
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan Gubernur Babel, Erzaldi Rosman dengan Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang. (Ist)
ADVERTISEMENT
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman meminta dukungan langsung Pemerintah Pusat terhadap Pemerintah Daerah (Pemda). Salah satunya adalah adanya insentif yang berbeda terhadap pemda di luar Pulau Jawa.
ADVERTISEMENT
“Kalau Bapak (Menteri Perindustrian) mau memajukan industri di luar Jawa, kasih kami insentif yang beda dengan Jawa. Kalau tidak beda dengan Jawa, tetap sumber daya alam kami dibawa ke luar,” ungkap Erzaldi saat bertemu Menteri Perindustrian (Menperin) RI, Agus Gumiwang Kartasasmita, pada acara Temu Dialog Pengembangan Kawasan Industri Prioritas di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (10/12/2019) lalu.
Selain insentif beda, Erzaldi juga meminta kepada Menperin membuat kebijakan agar timah dari PT Timah, segera dibuatkan hilirisasi.
“Tolong timah dari PT Timah itu, segera bikin hilirisasi. Kalau tidak mampu sendiri kerja sama dengan orang lain. Atau jual berapa kapasitas, dan harganya dimurahkan. Efeknya, impor kita pasti berkurang,” tutur Erzaldi.
Sebab, diungkapkan Erzaldi di China saja, sudah membuat aturan mengenai hilirisasi industri ini.
ADVERTISEMENT
“Jadi, satu ons pun produk mereka (China-red) tidak mau keluar, hilirisasinya luar biasa,” imbuh Erzaldi.
Dihadapan Menperin dan Pejabat Pusat lainnya, Erzaldi menyebutkan, terdapat sebanyak 13 mineral ikutan dari tambang PT Timah itu, diantaranya adalah thorium untuk nuklir, dan bahan pencampur baterai.
Tidak hanya itu, ditambahkan Erzaldi, dengan potensi sumber daya alam yang dimiliki saat ini, Bangka Belitung juga akan membangun industri katalis.
“Katalis adalah bahan untuk memproses pemisahan minyak. Untuk hal ini, kita impor 13 ribu ton per tahun. Kalau kilang-kilang ini ada empat yang akan dibangun, maka kalikan empat, itulah kebutuhan impor kita. Bahan baku katalis ini adalah kaolin. Dan lagi-lagi ini adanya di Bangka Belitung,” tukas Erzaldi.
ADVERTISEMENT