Erzaldi Roesman Bernyanyi Bersama Anak Autis

Konten Media Partner
9 April 2019 19:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Roesman bersama anak-anak autis pada acara Autism Awareness Day 2019 di Gedung Mahligai Rumah Dinas Gubernur Bangka Belitung, Selasa (9/4/2019).(foto:babelhits)
PANGKALPINANG,babelhits.com -- Pusat Layanan Autis (PLA) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menggelar Autism Awareness Day 2019 di Gedung Mahligai Rumah Dinas Gubernur Bangka Belitung, Selasa (9/4/2019).
ADVERTISEMENT
Dalam peringatan kali ini, PLA Babel memberikan reward kepada anak autis yang telah berhasil melewati tahapan trapis, orangtua yang gigih dalam penyembuhan anak serta reward lainnya.
Selain reward performa guru dan anak autis mampu menggugah hati Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Roesman dengan bernyanyi bersama di atas panggung.
Autis merupakan kelainan bawaan anak sejak lahir yang membutuhkan perhatian dan perilaku khusus. Autis sendiri dapat dirasakan ketika anak berusia minimal dua tahun, dengan gejala, lambat bicara, suka benda yang berputar , seperti kipas angin , suka menyendiri , kurang bersosialisasi, maupun pobia yang berlebihan.
Menurut Fisioterapis, Ade Talita, untuk dapat menangani anak autis , dibutuhkan diagnosa awal. Sebagai penentu penanganan yang akan dilakukan. Adapun diagnosa yang diterapkan saat ini ialah diagnosa DSM 5 atau Diagnostik Statistik Manual yang ke 5. Dengan menggunakan acuan itu, maka tidak ada lagi pengelompokan. Melainkan penanganan anak sesuai tingkat sensoritas yang bermacam-macam. Dimulai dari pondasi sensorik, seperti pendengaran, penglihatan, peraba.
ADVERTISEMENT
Adapun tahapan dalam penanganan anak autis diantaranya, satu bulan cek, satu bulan observasi, 3 bulan tahap satu , 3 bulan tahap dua, dan satu bulan terakhir evaluasi.
"Butuh waktu minimal 8 bulan untuk menangani anak, mulai dari cek, observasi, penanganan tahap satu , tahap dua , terakhir evaluasi, dan jika hasil evaluasi maksimal ada perkembangan maka anak akan dinaikkan dirujuk ke kelas transisi, namun apa bila belum ada perubahan maka akan dilakukan terapi ulang," ujar Ade.
Observasi berguna untuk mengenal anak, agar tidak salah dalam penanganannya.
"Contoh ada anak yang geli berlebihan, sandal gak boleh basah. Gak bisa disentuh, kalau disentuh akan ngamuk. Anak seperti ini harus kita seimbangkan dengan kebutuhan sensori anak dengan tingkat kepatuhan, apa bila sensori sudah seimbang, maka akan dicapai dengan maksimal," terang Ade.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, LPA telah menangani 110 anak autis, dan 30 anak dalam daftar tunggu. Jumlah anak yang butuh penanganan dengan jumlah trapis dinilai tak seimbang, pasalnya hingga saat ini LPA baru memiliki lima orang Trapis, empat tenaga pendidik terapi perilaku, 4 tenaga pendidik klas transisi yang dinilai sangat kurang dalam menangani anak berkebutuhan khusus ini.
Namun bagi warga Bangka Belitung yang memiliki anak atau keluarga dengan kelainan autis dapat mengunjungi Pusat Layanan Autis di Jalan Kompleks Perkantoran dan Permukiman Terpadu Kantor Gubernur Bangka Belitung. Dengan jam pelayanan terapi, mulai dari jam delapan pagi hingga tiga sore.(*)
Penulis; tim babelhits