IMG-20200509-WA0033.jpg

Kisah Seorang Cleaning Service di Bangka Selatan Dengan Sejumlah Program Sosial

9 Mei 2020 15:06 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bagi berkah yang dilakukan juanda membantu masyarakat kurang mampu.
zoom-in-whitePerbesar
Bagi berkah yang dilakukan juanda membantu masyarakat kurang mampu.
ADVERTISEMENT
Juanda Central Anugrah Simpang Rimba atau lebih di ingat dengan nama JCA oleh masyarakat Bangka Selatan, khususnya di Kecamatan Simpang Rimba dan sekitarnya. JCA sendiri dikenal oleh masyarakat dengan program jumaat sedekahnya kepada masyarakat yang tidak mampu di kecamatan tersebut.
ADVERTISEMENT
Owner JCA Simpang Rimba, Juanda (26) memulai program sedekahnya dari tahun 2018 silam, berawal profesi dari cleaning servis di puskesmas Simpang Rimba pada tahun 2014, jiwa sosialnya bertekad untuk membuka satu usaha untuk modal program sedekahnya.
"Jadi pada tahun 2014 sampai 2017 saya jualan pulsa door to door, sedikit demi sedikit untungnya saya tabung untuk buka konter pulsa, dan alhamdulillah, tanggal 3 Juni 2017 saya sudah bisa mendirikan konter pulsa kecil-kecilan dan diberi nama Juanda Central Anugrah" ucap Juanda, kepada Babelhits, pada Sabtu (9/5/2020).
Awal tahun 2018, pria kelahiran, Bangka 13 April 1994 itu memulai program utamanya, yakni program Jumaat Sedekah hasil dari untung setiap penjualan aksesoris hanphone.
"Jadi setiap orang yang berbelanja aksesoris di konternya, otomatis pembeli sudah menyedekahkan sebanyak Rp 1.500 ke fakir miskin. Itu saya kumpulkan selama sepekan dan saya salurkan setiap jumat" ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sunatan Gratis yang dibuat Juanda dalam membantu maysarakat kurang mampu.
Sepanjang berjalan, Juanda selalu mengunggah bukti penyaluran jumaat sedekahnya ke media sosial di facebook, instagram dan whatsapp. Hal tersebut menggerakkan hati orang lain untuk ikut bersedekah dalam program jumaat sedekahnya.
"Setelah itu ada yang mau ikutan sedekah, Jadi saya buat nama Sahabat JCA, karena dana sedekahnya tidak hanya dari pembelian Accecories tapi juga ada dari hamba-hamba Allah yang ikut berbagi" kata Juanda.
Mengusung motto "Berbagi Tidak Harus Menunggu Kaya, Tapi Berbagilah Sampai Kaya" Membuat tekad Juanda untuk memburu pahala semakin yakin, targetnya yakni para kaum dhuafa, lansia, disabilitas, anak yatim dan piatu serta masyarakat yang sakit sakitan, dan semua itu berkategori tidak mampu.
"Berawal kalau setiap hasil penjualan aksesoris bisa terkumpul Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu sepekan untuk disisihkan ditambah uang atau sembako dari hamba Allah yang mau ikut sedekah, untuk penyalurannya kita berkoordinasi dengan setiap perangkat desa yang memegang data masyarakatnya yang tidak mampu," tuturnya.
Juanda juga memberikan ruang bagi anak-anak untuk belajar bersama.
Menurut Juanda, masih banyak masyarakat yang tidak mampu dan mungkin belum ada sentuhan dari pemerintah khususnya di wilayahnya simpang rimba yang jauh dari kota toboali. maka dari itu Sahabat JCA Simpang Rimba menambah program baru untuk program amalnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau program rutin mingguan yang pertama, JCA jumaat Sedekah, JCA Sabtu Berbagi Pakaian, JCA Ahad Literasi. Kalau program tahunan seperti, Berkah Ramadhan, Sunatan GRATIS, dan Hari Anak Nasional," sebut Juanda.
Setelah mantap dengan program jumaat sedekahnya, sahabat JCA melanjutkan program Sabtu Berbagi Pakaian bekas kepada warga yang membutuhkan.
"Kalau berbagi pakaian bekas kita juga rutin, terakhir sudah kunjungan ke 34, namun berhenti sementara karena wabah Covid 19. Untuk, namun Jumat Sedekah tetep lanjut karena enggak ngumpulin orang jadi saya yang langsung datang kerumah kunjungan. JCA Ahad Literasi kita lakukan sampai minggu, 15 maret 2020 atau pekan ke 13, ya lagi lagi berhenti sementara karena wabah Covid 19 tidak boleh berkumpulkan" jelas Juanda.
ADVERTISEMENT
Kalau program ahad Literasi, lanjut Juanda, program ini merupakan Gerakan yang bertujuan mengkampanyekan peningkatan budaya membaca buku dan untuk mewujudkannya, Sahabat JCA turun langsung ke lapangan.
Gerakan tersebut memiliki Motto "Boleh 1 Hari Tidak Main Handphone, Boleh 1 Hari Tidak Main Game, Tapi Tidak Boleh 1 Hari Tidak Membaca"
"Kenapa kami hadirkan program Literasi ? Karena saat ini minat membaca anak-anak telah berangsur menurun, salah satunya faktor handphone yaitu dengan main game. Melalui program ini, jadi kami akan membiasakan minat baca kepada anak-anak," papar Juanda.
Walaupun belum mempunyai rumah dan tinggal di konter tempatnya mencari rezeki dan berbagi. jiwa sosialnya tak goyah akan selalu bersedekah. Pengalaman haru dan usahanya dalam menjalani program amalnya ia lakoni dengan ikhlas.
ADVERTISEMENT
"Kebetulan saya sudah menikah dan mempunyai istri yang jaga konter dibantu ibu, karena ibu sudah sendiri jadi tinggal dengan kami dikonter, kalau rumah belum ada pak, kita tinggal di konter dengan ukuran 8x6 meter, disitulah konter dan tempat tinggal kami," sebutnya.
"Ada satu hari saat saya mau kunjungan, saat itu hari sedang hujan, jadi malam baru kunjungan, saat dijalan hutan ban motor pecah pas bawa pakaian susah karena bawa sampai 3 karung dan hampir jatuh dan hampir ditabrak orang karena muatan berat sebelah hingga oleng," tutur Juanda.
Harapannya kepada pemerintah agar selalu memperhatikan rakyatnya di pelosok-pelosok, dan selalu memberikan bantuan-bantuan sosial kepada masyarakat yang tidak mampu dan tepat sasaran.
ADVERTISEMENT
"Buat masyarakat, saya minta doanya, semoga tetap istiqomah menjalankan program-program ini. Semoga kita semua senantiasa dalam keadaan sehat, dilapangkan rezekinya dan Allah mudahkan segala urusannya serta dalam lindungan Allah dan Allah ijabah semua hajatnya Aamiin," tukasnya.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten