Panjangnya Rantai Perdagangan Sebabkan Harga Lada Murah

Konten Media Partner
22 September 2019 23:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kebun lada milik warga di Desa Belilik Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka Tengah.(babelhits)
Lukman M Baga, Ketua Tim dari Institut Pertanian Bogor (IPB) mengungkapkan panjangnya rantai perdagangan lada putih menyebabkan rendahnya harga lada putih di tingkat petani. Keberadaan koperasi lada diharapkan mampu memotong rantai perdagangan.
ADVERTISEMENT
Menurut Lukman, dari hasil kajian dan penelusuran pihaknya di Negara agribisnis yang sudah maju, ada lembaga yang kuat di belakang petani seperti koperasi.
“Sehingga perlu dilakukan penguatan terhadap kelembagaan Koperasi Lada,” imbuh Lukman saat Diskusi Penyusunan Kajian Tentang Pengembang Ekspor Komoditas Unggulan Melalui Koperasi Lada Putih, di Ruang Tanjung Pendam, Kantor Gubernur Kep. Babel, Jumat (20/09).
Empat hal yang dikemukakan Lukman M Baga, diantaranya, pertama koperasi lada diupayakan menjadi penjual utama lada putih.
"Sebagian besar lada kita harus dijual melalui Koperasi Lada, inilah yang harus kita pikirkan bersama, ini merupakan titik kritisnya. Bila kita tidak bisa mengarahkan ke sana, maka pola perdagangan akan terus dikuasai oleh pedagang-pedagang yang tidak berpihak pada petani," tutur Lukman.
ADVERTISEMENT
Poin kedua, Koperasi Lada Go Ekspor Lada Putih. Untuk memperoleh harga yang yang tinggi, Koperas Lada harus bermain di pasar ekspor. Ketiga, Inovasi dan diversifikasi produk Lada Putih.
Menurutnya, teknologi pengembangan produk lada sudah banyak tersedia, untuk bahan baku atau Lada Putihnya, dapat memanfaatkan yang ada di dalam Sistem Resi Gudang (SRG). "Untuk yang keempat adalah, Inovasi Pemasaran Berbasis ICT di Era 4.0," katanya.
Sementara itu dari tim yang sama, yakni Prayoga Suryadarma mengatakan, perlu adanya diversifikasi produk dari Lada Putih. Jika hanya ada satu pembeli besar dan petaninya banyak, maka yang menentukan harga adalah pembeli.
"Dengan kita mendiversifikasikan produk Lada, maka jumlah pembeli akan bertambah banyak, misalnya dengan memisah kualitas lada. Lada premium kita jadikan bubuk Lada premium, untuk kualitas yang lebih rendah, selain dijadikan bubuk kita jadikan minyak lada," ungkap Prayoga.
ADVERTISEMENT
Prayoga menambahkan selain ampas dari pengolahan minyak lada, tangkai, daun serta ranting dari lada dapat dimanfaatkan untuk membuat produk lada lainnya.
Sebelumnya, Kabid Penelitian dan Pengembangan Daerah, Bappeda Bangka Belitung Adhari, mengungkapkan kerjasama antara Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan IPB sudah memasuki tahun ketiga. Untuk tahun pertama, Tim dari IPB melakukan riset terhadap rantai nilai dan rantai pasok dari Koperasi Lada.(*)