Pembeli Sepi, Penjual Daun Ketupat di Bangka Barat Mengeluh

Konten Media Partner
28 Juli 2020 16:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pedagang daun ketupat musiman di Kabupaten Bangka Barat.
zoom-in-whitePerbesar
Para pedagang daun ketupat musiman di Kabupaten Bangka Barat.
ADVERTISEMENT
Para pedagang daun ketupat musiman yang muncul setiap kali Hari Besar Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha mengeluh lantaran tahun ini sepi pembeli karena perekonomian lesu.
ADVERTISEMENT
Seperti diungkapkan salah satu penjual daun ketupat di Pasar Muntok, Martini (49). Warga Jalan Tanjung Kalian Muntok ini menyebutkan hingga memasuki H-3 Idul Adha jualan mereka masih sepi pembeli.
"Mana ini belum ada sama sekali, sepi kami terkejut juga kok sepi biasanya tahun-tahun lalu dari jam enam sudah ada yang beli, datang ke sini sudah padat jalan macet,” tutur Martini, Selasa (28/7/2020).
Martini yang rela berjual di pinggir Jalan Pasar Muntok duduk di atas bandar ini terlihat tak bersemangat menyambut Hari Raya Idul Adha lantaran daun ketupat yang biasanya diburu oleh masyarakat tidak juga laku.
"Biasa ginilah kami selalu jual kalau hari raya dari setengah enam kami lah mulai jual, ada biasanya tapi ini kok jauh berubah belum laku ini," imbuh Martini.
ADVERTISEMENT
Martini mengatakan dirinya menjual daun kelapa itu sehelainya Rp 500 dan jika yang sudah berbentuk anyaman ketupat dijual dengan harga Rp 1.000 per buah.
"Setiap hari raya jualan ketupat ini bisa mencukupi kebutuhan menyambut hari raya ada biasa rezeki Tuhan itu, dapatlah kami biasa tahun kemarin Rp 500 ribu sehari laku karena ramai yang beli," ungkap.
Ditambahkan Martini, hasil dari jualan daun ketupat biasanya untuk keperluan dapur seperti beli beras, ayam, serta kebutuhan menjelang hari lebaran.
"Ini juga jangankan pembeli, penjualnya pun sedikit biasa banyak, ini penjual sepi yang jual tidak banyak,” ujar Martini.
Martini menyebutkan untuk dapat berjualan daun ketupat ini dirinya tidak melakukannya seorang diri melainkan harus mengupah orang lain juga.
ADVERTISEMENT
"Saya bisa nganyam (membuat—red) ketupat tapi untuk dijual kan gak bisa sedikit harus banyak, jumlahnya ratusan sehingga ngupah orang juga, 100 biji saya kasih Rp 25 ribu tapi ini sepi jadi susah, semoga saja besok-besok ramai," kata Martini.
Hal yang sama juga dikeluhkan penjuat daun ketupat lainnya, yakni Lusi (47) warga Kemang Masam yang mengatakan baru mendapatkan uang 30 ribu rupiah sejak pagi tadi.
"Biasa jam segini 100 ribu rupiah itu sudah megang, kalau tahun lalu lima hari sebelum lebaran lah ramai," tukasnya.