Pemprov Babel Kuncurkan Dana 5 Miliar Untuk UMKM

Konten dari Pengguna
12 Februari 2019 21:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tim Babelhits tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Pemprov Babel Elfiyana. Saat ditemui diruang kerjanya.
PANGKALPINANG, babelhits.com – Sebanyak 180 ribu UMKM terdata di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Bangka Belitung (Babel) pada Tahun 2019. Jumlah tersebut dibagi menjadi tiga bagian yakni usaha mikro, kecil dan menengah serta telah memiliki legalitas badan usaha.
ADVERTISEMENT
"Bidang UMKM ini berbeda dengan Koperasi yang sudah memiliki badan usaha yang tetap. Sedangkan UMKM itu tidak tetap bentuk usahanya, bahkan tidak jarang berganti-ganti usaha. Karena itu kita di sini bertujuan untuk mendata usaha agar legalitasnya ada, melalui Izin usaha Mikro Kecil (IMK)," ungkap Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Babel, Elfiyena, kepada babelhits.com, Selasa (12/2/2019).
Menurut Elfiyena dorongan yang diberikan Pemprov Babel sudah terlihat jelas melalui kelembagaan yang bisa menampung kebutuhan para pelaku usaha yaitu masyarakat. Seluruh kebutuhan dari pelaku usaha sudah difasilitasi dan itu semua gratis.
"Contohnya, kita ada izin dari pemerintah melalui Usaha Mikro Kecil (UMK) untuk masyarakat yang sedang berwirausaha, dan akan memiliki izin UMK. Masyarakat akan mendapatkan secara gratis, karena pemerintah yang akan bayar izin itu," kata Elfiyena.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu sumber daya manusia dari usaha tersebut akan dilatih melalui UPTD Balatkop, dan sudah difasilitasi menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari APBN. Melalui tahapan yang telah di laksanakan total dana yang telah dikeluarkan baik dari DAK maupun APBD sudah hampir mencapai angka Rp 5 miliar pada Tahun 2019.
Dikatakan Elfiyena, Pemprov Babel saat ini sedang berupaya untuk mengembangkan sektor pariwisata dan itu harus berbarengan dengan tumbuhnya UMKM. Perkembangan yang pesat dari sektor pariwisata lokal belum terasa lengkap jika tidak di damping UMKM yang menyediakan ciri khas daerah tersebut. Tidak etis bila sebuah tempat wisata jika tidak diisi produk lokal yang ada di daerahnya sendiri.
"Jadi, setidaknya UMKM harus mendampingi ataupun mengikuti perkembangan pariwisata itu. Karena jangan sampai dari pihak pariwisata, mereka dapatkan pemasok produk dari luar. Tetapi harus produk dari lokal tentunya, dengan cara membuat daya saing di bidang promosi," tutur Elfiyena.
ADVERTISEMENT
Ditambahkan Elfiyena, pihaknya saat ini sedang membina para pelaku UMKM agar sumber daya manusia, kualitas serta produk yang dihasilkan memiliki daya saing.
"Jadi memang harus seimbang dari ketiga pokok utama itu. Tidak bisa jika hanya SDM saja yang menonjol, serta yang lainnya tidak,” tukas Elfiyena.(*)
Penulis: Hendri