Pertanyakan Soal Jembatan Ambruk, Mahasiswa Datangi Wali Kota Pangkalpinang

Konten Media Partner
12 November 2020 15:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana yang digelar sejumlah mahasiswa di Kantor Walikota Pangkalpinang. (Ist)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana yang digelar sejumlah mahasiswa di Kantor Walikota Pangkalpinang. (Ist)
ADVERTISEMENT
Sejumlah massa dari perwakilan PMII Pangkalpinang, MPTB Babel, dan Persatuan Pelajar Indonesia Raya (PARINDRA), Kamis (12/11/2020). Mendatangi kantor Walikota Pangkalpinang. Aksi yang digelar secara damai tersebut dilakukan guna mempertanyakan terkait ambruknya proyek Jembatan Air Karabut senilai 25,9 miliar, yang menggunakan anggaran APBD Kota Pangkalpinang.
ADVERTISEMENT
Massa tersebut juga mengajukan sejumlah tuntutan kepada Walikota Pangkalpinang, Maulan Aklil alias Molen.
Pertama, massa meminta Wali Kota Pangkalpinang untuk mempertanggung jawabkan serta menjelaskan kasus robohnya Jembatan Air Karabut secara jelas dan berdasarkan data yang lengkap dan dipublikasikan kepada masyarakat Pangkalpinang.
Kedua, meminta Wali Kota Pangkalpinang untuk membentuk Tim Khusus yang mempunyai kompetensi untuk menguji dan mengecek bahan-bahan yang digunakan untuk membangun jembatan tersebut, apakah sudah sesuai dengan spesifikasi RAB.
Kemudian, meminta Walikota Pangkalpinang dan DPRD untuk mendesak Kejaksaan mempercepat proses investasi dan memaparkan hasil perkembangan dari hasil investasi dari Kejaksaan untuk segera mempublikasikan hasil perkembangan investasinya.
Keempat, massa meminta pihak DPRD Pangkalpinang untuk memanggil Wali Kota Pangkalpinang dan pemimpin proyek atau pelaksana proyek untuk mempertanggung jawabkan serta menjelaskan kasus robohnya Jembatan Air Karabut.
ADVERTISEMENT
Adapun yang ke-lima, meminta BPK RI Perwakilan Bangka Belitung untuk mengaudit dana pembangunan jembatan tersebut.
Terakhir, massa meminta para pejabat yang bertanggungjawab terhadap robohnya Jembatan Air Karabut untuk tidak menyalahkan buaya sungai, karena buaya sungai tidak mengerti apa-apa tentang proyek pembangunan jembatan.
"Tetapi marilah kita meminta pertanggungjawaban ini kepada buaya darat, karena buaya daratlah yang bisa memakan semen, besi dan paku-paku."
Kedatangan massa tersebut diterima langsung oleh Walikota Pangkalpinang, dengan dijaga ketat oleh aparat kepolisian.