Sebanyak 289 Orang di Babel Tertular HIV/AIDS

Konten Media Partner
1 Maret 2019 19:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi.(net)
PANGKALPINANG, babelhits.com -- Sebanyak 289 orang di Provinsi Bangka Belitung tertular HIV/AIDS dalam tiga tahun terakhir. Sebagian besar dari mereka rata-rata berumur 25 tahun hingga 49 tahun.
ADVERTISEMENT
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Bangka Belitung, Mulyono Susanto, para penderita HIV/AIDS berada di daerah perkotaan, termasuk di Pangkalpinang dengan jumlah yang tertinggi di Bangka Belitung.
Mulyono menjelaskan Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). HIV dapat secara drastis menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga memungkinkan penyakit, bakteri, virus, dan infeksi lainnya menyerang tubuh.
"Kita masih dibawah rata-rata target nasional, Bangka Belitung masih diangka dua persen masih dibawah persentase yang ditargetkan nasional," imbuh Mulyono.
Pemerintah daerah, kata Mulyono, sudah mengatasi HIV/AIDS dengan banyaknya melakukan sosialisai kepada masyarakat tentang apa itu HIV/AIDS dan bagaimana cara mencegahnya.
"Dua belas indikator standar pelayanan minimal (SDM) salah satunya adalah HIV, karena HIV ini masalah nasional jadi memang kami menganggarkan porsi yang banyak untuk kegiatan penanganan HIV AIDS ini,” kata Mulyono.
ADVERTISEMENT
Mulyono menuturkan HIV ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi, air mani yang terinfeksi, jarum suntik. HIV tidak dapat ditularkan melalui kontak sehari-hari seperti, menyentuh, berjabat tangan, berpelukan atau berciuman, batuk dan bersin, memberikan darah, menggunakan kolam renang atau dudukan toilet.
“Hindari alkohol dan obat-obat terlarang, bergaul lah sesuai dengan tingkatan umur, setia kepada pasangan, tidak melakukan hubungan di luar nikah, dan kuatkan iman dan prilaku kita,” tukas Mulyono.
Hindari HIV/AIDS, Bumil Wajib Cek Kesehatan
Sementara itu Yani, bidan salah satu puskesmas di Kabupaten Bangka, mengingatkan cek kesehatan melalui laboratorium bagi ibu hamil sangat diwajibkan. Lantaran ada beberapa kasus ibu hamil dengan status mengidap HIV/AIDS di wilayah Kabupaten Bangka.
Menurut Yani, pemeriksaan kesehatan atau yang dikenal dengan cek labor lengkap ini sudah gencar dilaksanakan sejak tahun 2017 lalu, pasalnya ada balita yang tumbuh kembangnya tidak sesuai dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) dan setelah dilakukan pengecekan dan pemeriksaan rutin , balita dinyatakan positif HIV/ AIDS.
ADVERTISEMENT
Untuk menghindar kasus serupa, dinas kesehatan melalui puskesmas gencar melakukan pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil. Terutama ibu hamil yang jarang melakukan pemeriksaan kandungan.
Untuk dapat mengetahui apakah ibu hamil tersebut mengidap HIV/AIDS yaitu dengan melakukan cek labor lengkap, berupa cek hemoglobin, malaria, HBsAg, serta HIV, dengan menggunakan microscop atau Rapid Diagnostik Tes atau tes diagnostik cepat ( RDT ) yang relatif mudah dan cepat, seperti penggunaan tes pack pada kehamilan.
Dengan menggunakan RDT, petugas medis hanya membutuhkan waktu tak lebih dari 15 menit, dan langsung dapat mengetahui apakah pasien terinfeksi malaria, Hepatitis B hingga HIV.
"Saat ini kami terus menyosialisasikan tes Labor bagi ibu hamil, agar dapat memeriksakan kesehatan ibu serta kandungannya. Hal ini salah satu cara kami untuk mencegah penularan dan menangani warga dengan status pengidap HIV," tutur Yani.
ADVERTISEMENT
Bagi ibu hamil yang terinfeksi mengidap HIV akan diberikan pengarahan, serta rujukan ke RSUD, hal ini dilakukan agar ibu hamil tersebut mendapatkan pengetahuan pengobatan maupun pendampingan sehingga siap menerima kondisi kesehatan ia dan janinnya.
"Biasanya dirujuk ke RSUD, karena mereka akan dianjurkan melahirkan secara SC , di ruang khusus, dan steril, selain itu peralatan yang digunakan langsung dihancurkan," ungkap Yani.
Setelah melahirkan bayi akan tetap mendapatkan asi ekslusif, namun setelah enam bulan, pemberian asi akan dihentikan dan dilanjutkan dengan susu formula.
"Biasanya bayi akan diberikan asi ekslusif, namun setelah enam bulan, akan diberikan Sufor," imbuh Yani.
Akan tetapi dari beberapa kasus yang dialami bayi dengan HIV bawaan tidak bertahan lama, kesehatan mereka akan terus menurun, dan diperkirakan bertahan tiga hingga empat tahun saja.
ADVERTISEMENT
"Kita tidak tahu, usia itu udah takdirnya yang kuasa, namun selama ini yang kami tahu, jarang ada balita yang bisa bertahan hidup dengan kasus itu,” tukas Yani.(*)
Penulis: tim babelhits