Seorang Santri di Babel Pingsan dan Alami Kejang karena Dipukul Senior

Konten Media Partner
26 Februari 2020 17:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua KPAD Bangka Belitung, Sapta menyambangi rumah seorang siswa pesantren yang diduga mendapat perlakuan kekerasan.
zoom-in-whitePerbesar
Ketua KPAD Bangka Belitung, Sapta menyambangi rumah seorang siswa pesantren yang diduga mendapat perlakuan kekerasan.
ADVERTISEMENT
M Al (13), santri tingkat SMP sebuah yayasan pendidikan di Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terbaring lemas di kamar rumah orangtuanya di Kota Pangkalpinang, setelah mendapat tindakan kekerasan dari senior atau kakak kelasnya.
ADVERTISEMENT
Santri yang masih duduk di kelas 1 SMP ini ternyata sempat pingsan dan kejang-kejang saat dilarikan ke rumah sakit di Kota Sungailiat.
Yoan, sang ibu, menuturkan pihaknya mendapat kabar anaknya masuk rumah sakit pada tengah malam tanggal 18 Februari lalu, bahkan harus menjalani rawat inap selama tiga hari sebelum kembali ke rumah.
Walaupun saat ini kondisi M AI berangsur membaik, namun rasa sakit masih dirasakan terutama di bagian tubuh yang terkena pukulan.
"Anak kami sejak keluar dari rumah sakit masih merasakan sakit di bagian dada tengah dan rusuk sebelah kiri," tutur Yoan kepada wartawan, Selasa (25/2/2020).
Menurut Yoan, tak hanya rasa sakit yang harus diderita anaknya, rasa trauma akan peristiwa tersebut masih menghantui. Bahkan sang anak belum mau masuk ke sekolah.
ADVERTISEMENT
"Dia sangat trauma dengan kejadian itu, rencananya mau kita pindahkan ke sekolah lain," ujarnya.
Yoan dan pihak keluarga menyayangkan pihak sekolah yang sempat menutupi kejadian tersebut dengan dalih anaknya jatuh dari kamar mandi.
"Awalnya kita mendapat kabar dari pihak sekolah anak kita jatuh dari kamar mandi, ternyata setelah dua hari baru ketahuan anak saya dipukul sama kakak kelasnya," tutur Yoan.
Yoan mengaku sudah melaporkan kejadian penganiayaan itu ke polisi pada tanggal 20 Februari 2020 lalu.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Bangka Belitung, Sapta Qodria, mengaku sudah mendapat laporan kejadian tersebut.
"Kasus ini sudah masuk ranah kepolisan. Tindakan kami melakukan pulbaket (mengumpulkan bahan keterangan--red), mengingat baik korban maupun pelaku masih dalam pengawasan kami, karena masih berstatus pelajar dan masih dibawah umur," tukas Sapta.
ADVERTISEMENT