Sungai Tercemar Limbah Pabrik Tapioka, Warga Pangkalbuluh Terserang Gatal-gatal

Konten Media Partner
20 Maret 2020 19:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Air sungai tercemar sehingga menyebabkan ikan pada mati.
zoom-in-whitePerbesar
Air sungai tercemar sehingga menyebabkan ikan pada mati.
ADVERTISEMENT
Warga Desa Pangkalbuluh, Kecamatan Payung, Kabupaten Bangka Selatan mengeluhkan pencemaran limbah dari pabrik tapioka CV Sari Bumi Mulya semenjak sepekan terakhir.
ADVERTISEMENT
Kepala Desa Pangkalbuluh, Marjan mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan dari masyarakatnya terkait adanya dugaan pencemaran limbah dari pabrik tapioka CV Sari Bumi Mulya tersebut.
"Sudah sepekan terakhir warga sekitar mengeluhkan ke kita terkait pencemaran tersebut, pas dicek ke lokasi, memang ikanberbagai jenis tiba-tiba mati di sungai itu," ungkap Marjan saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (20/3/2020).
Selain ikan, warga disitu juga terkena imbasnya. Puluhan warga yang biasa mandi dan mencuci baju di sungai itu merasakan gatal-gatal di tubuh mereka setelah mandi di sungai tersebut.
"Warga juga tidak berani lagi mandi dan mencuci di sungai itu pak, kemarin ada beberapa warga yang gatal-gatal setelah mandi di sungai,” tutur Marjan.
Menanggapi hal itu, pihak desa sudah melaporkan kejadian itu ke Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Basel, dan juga ke pihak pabrik tersebut untuk mengatasi permasalahan limbahnya.
ADVERTISEMENT
"Kamis (12/3/2020) kemarin sudah ada BLH Basel ke lokasi untuk mengambil sample air sungai yang tercemar, katanya masih menunggu uji lab," imbuh Marjan.
Sementara itu Pemilik CV SBM, Junaidi alias Aho awalnya berdalih pencemaran di sungai tersebut bukan dari limbah miliknya.
"Terkait ikan yang mati di sungai, saya tidak tahu penyebabnya pak. Proses limbah kita selama ini masih kita recycle. Dan kebetulan kita ada pelihara ikan di kolam terakhir. Ikan yang kita pelihara tidak ada yg mati," tulisnya kepada wartawan melalui pesan Whatsapp, Jumat (20/3/2020).
Menanggapi hal itu, Aho juga berdalih tanggul dari tumpukan limbah ampas ubi (Onggok) jebol karena kena hujan.
"Mungkin ada tanggul dari tumpukan onggok jebol karena kena hujan pak. Dan kemarin dari dinas minta untuk dipindahkan. Akan tetapi sedang dalam proses untuk kita pindahkan," tukas Aho.(*)
ADVERTISEMENT