news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Terdampak COVID-19, Warga Miskin di Muntok, Babel, Terpaksa Jadi Penambang Liar

Konten Media Partner
13 Mei 2020 19:50 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga yang melakukan aktivitas tambang pasir timah, di Kabupaten Bangka Barat.
zoom-in-whitePerbesar
Warga yang melakukan aktivitas tambang pasir timah, di Kabupaten Bangka Barat.
ADVERTISEMENT
Kehidupan warga miskin di Kecamatan Muntok, Bangka Barat sejak terdampak COVID-19 semakin terpuruk, bahkan sebagian dari mereka kehilangan pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mereka menjadi penambang liar di sejumlah pantai pesisir Kota Muntok.
Salah satu lokasi yang menjadi sasaran penambang yakni kawasan pantai di Kampung Tanjung Laut Muntok. Di lokasi ini warga berbondong-bondong menambang pasir timah, sehingga kondisi pantai jadi berlubang-lubang.
Seorang warga setempat, Jaka (49) yang semula bekerja sebagai nelayan kini terpaksa beralih menjadi penambang pasir timah. Bapak tiga anak ini mengaku selama ini menjadi nelayan, akan tetapi akhir-akhir ini harga ikan sangat murah sehingga ia pun terpaksa banting setir menjadi penambang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Hal yang sama juga diungkapkan Keke (32) yang terpaksa menambang di lokasi Pantai Kampung Tanjung Laut lantaran kehilangan mata pencaharian di tengah pandemi COVID-19. Bahkan ia juga tak masuk dalam daftar warga yang menerima bantuan dari pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Baru beberapa hari ini lah, kami ini biasa ke laut, daripada kami mencuri barang orang," ucap Jaka, Rabu (13/05/2020).
Ia mengungkapkan hasil menambang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan memperoleh satu hingga dua kilogram pasir timah dan harganya pun berkisar Rp 80 ribu hingga Rp 100 ribu per kilogram.
"Kami terpaksa menambang di sini karena tekanan ekonomi, bukan mau menentang pemerintah,” tutur Keke.
Diakui Keke, bahwa mereka yang ikut menambang di lokasi tersebut terdiri dari berbagai profesi mulai dari kuli bangunan hingga nelayan yang saat ini sudah tidak memiliki penghasilan.
"Kami ini yang ada bukan mati karena Corona tapi bisa juga mati kelaparan. Bantuan pemerintah tidak merata, kayak kami ini tidak dapat," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Para warga ini terpaksa menambang lantaran kesulitan ekonomi dan tidak mendapatkan bantuan pemerintah seperti yang digembar-gemborkan itu.
Para penambang pasir timah ini mengaku sudah pernah mendapatkan peringatan oleh aparat bahkan pernah mau ditahan jika terus menambang di pinggir pantai.
Setidaknya ada dua lokasi yang dijadikan tempat menambang oleh warga yakni Pantai Kampung Tanjung Laut dan kawasan Limbung Kecamatan Muntok. (*)
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!