Wisata Sejarah Bangka Belitung: Museum Timah Pertama di Asia

Konten Media Partner
12 Juli 2019 14:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wisata Sejarah Bangka Belitung: Museum Timah Pertama di Asia
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Museum Timah Indonesia Pangkalpinang yang beralamat di Jalan Ahmad Yani No. 179 Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung, dulunya merupakan bangunan milik Banka Tin Winning (BTW), badan usaha milik pemerintah kolonial.
ADVERTISEMENT
BTW sudah hadir di Pulau Bangka sejak tahun 1816, dengan Kota Muntok sebagai pusat keresidenannya. Namun pada saat pendudukan Jepang sekitar 1942, pusat keresidenan dipindahkan ke Kota Pangkalpinang.
Kepala Museum Timah Indonesia, Taufik, mengungkapkan setelah kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada tahun 1948-1949, tokoh-tokoh pejuang Indonesia, seperti Bung Karno dan Bung Hatta, pernah diasingkan di sini. Selain itu, tempat ini pernah juga dijadikan tempat perundingan pra Roem-Royen sekitar tahun 1948-1949 yang dilaksanakan dalam salah satu kamar dari lima kamar yang ada.
“Kemudian 10 tahun setelah itu, yaitu, pada tahun 1959, bangunan ini dijadikan sebagai Museum Wisma Budaya,” imbuh Taufik saat ditemui wartawan, Jumat (12/7).
Lantaran kental dengan sejarah pertimahan, bangunan ini lantas dijadikan Museum Timah Indonesia pada 1997. Sekaligus, menjadi museum timah pertama di Asia.
ADVERTISEMENT
Pada 20 September 2018, museum ini mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai museum timah pertama di Asia.
“Pada tahun 2014, PT Timah juga membuat Museum Timah yang ada di Kota Muntok, yaitu di eks Kantor Pusat BTW yang ada di Muntok dengan nama Museum Timah Indonesia Muntok," imbuh Taufik.
Taufik menerangkan perbedaan antara museum timah di Pangkalpinang dan di Muntok. Museum yang ada di Pangkalpinang lebih banyak menceritakan sejarah pertimahan, sedangkan museum di Muntok lebih pada proses sejarah peleburan timah.
Di Museum Timah Indonesia Pangkalpinang, terdapat beberapa koleksi-koleksi barang bersejarah, di antaranya Balok Timah, Koing, Plikat Prastasi Kota Kapur, dan juga beberapa batu-batuan yang disumbangkan oleh unit eksplorasi PT Timah.
ADVERTISEMENT
“Untuk temuan paling tua, yaitu kita punya Balok Timah peninggalan abad ke-8, salah satunya kita dapatkan dari alur Sungai Tuatunu pada tahun 2009. Jumlah temuannya ada sembilan buah. Dua di antaranya, kita tempatkan di Museum Timah Muntok, sisanya di sini," kata Taufik.
Hingga kini, museum timah yang masuk dalam klasifikasi museum khusus di Indonesia ini merupakan bagian dari CSR PT Timah. Museum dibuka untuk umum setiap hari mulai pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB, kecuali hari Jumat.
“Kita mendapat support dari pusat terkait pengembangan keberadaan museum dan juga Museum Timah yang ada di Pulau Bangka ini sudah terdaftar di Kemendikbud sebagai salah satu cagar budaya dan bagian dari museum-museum di Indonesia," ujar Taufik.
Taufik berharap, ke depannya museum ini menjadi andalan masyarakat Bangka Belitung dan salah satu penunjang program pariwisata pemerintah daerah.
ADVERTISEMENT
“Kami merasa bersemangat karena rata-rata pengunjung museum dari kalangan pelajar. Jadi guru-gurunya secara otomatis membuat program kunjungan ke area wisata sejarah, apalagi sekarang kita sudah sediakan bus city tour," ujar Taufik.